Pernikahan sering digambarkan sebagai perjalanan romantis yang penuh kebahagiaan. Namun, dalam realitasnya, pernikahan juga adalah petualangan yang menantang—terutama ketika kesibukan kerja, tanggung jawab rumah tangga, dan kelelahan mulai mendominasi hari-hari kita.
Komunikasi yang dulu hangat perlahan berganti menjadi obrolan singkat seputar tagihan dan jadwal. Koneksi batin bisa terkikis oleh rutinitas yang melelahkan.
Di tengah arus kehidupan modern, banyak pasangan bertanya, bagaimana menjaga api cinta dan kesatuan tetap menyala?
Jawabannya mungkin bukan pada date night mewah atau liburan panjang, tetapi pada komitmen spiritual sederhana yaitu membangun mezbah doa keluarga.
BACA JUGA: 4 Cara Memperjuangkan Kesatuan Keluarga di Dalam Tuhan
Fondasi Rohani yang Sering Terlupakan
Dalam kekristenan, mezbah adalah tempat pertemuan dengan Tuhan, tempat persembahan dan perjanjian diperbarui.
Membangun “mezbah doa keluarga” berarti menciptakan ruang dan waktu khusus bagi suami dan istri untuk bersama-sama datang kepada Tuhan.
Ini bukan sekadar doa sebelum tidur atau ritual makan, tetapi pertemuan rohani yang disengaja, di mana pasangan membuka hati dan menyembah Tuhan bersama. Mezbah doa menjadi fondasi rohani yang menguatkan rumah tangga, mengingatkan bahwa di atas segala masalah, Tuhanlah yang memegang kendali.
Kesibukan Bukan Halangan, Tapi Alasan untuk Berdoa
Salah satu alasan utama pasangan tidak berdoa bersama adalah jadwal kerja yang padat. Namun, justru di tengah kesibukan itulah mezbah doa paling dibutuhkan.
Kesibukan sering menjadi alat untuk merenggangkan ikatan, dan karena itu kita harus melawannya secara sadar. Jangan menunggu waktu yang longgar, mulai saja dari yang kecil.
BACA JUGA: Jangan Kaku, Mulailah Berdoa Dengan Pasanganmu Lewat Cara Ini. Ayo Bangun Mezbah Keluarga!
Ketika suami dan istri berkomitmen untuk berdoa di tengah padatnya rutinitas, itu adalah deklarasi iman bahwa hubungan dengan Tuhan dan pasangan adalah prioritas.
Langkah-Langkah Membangun Mezbah Doa Keluarga
Kunci utama mezbah doa adalah kesepakatan dan komitmen.
Mulailah dengan langkah sederhana dan realistis:
1. Tentukan waktu yang konsisten.
Lima hingga lima belas menit setiap hari atau beberapa kali seminggu sudah cukup untuk memulai.
2. Pilih bentuk doa yang sesuai.
Bisa berupa membaca satu ayat Alkitab, saling berbagi pergumulan, dan berdoa satu sama lain.
3. Bangun suasana yang tenang dan fokus.
Matikan TV, letakkan ponsel, dan ciptakan ruang doa yang damai di rumah.
4. Berdoalah dengan tulus, bukan formalitas.
Tuhan menghargai kejujuran hati lebih dari panjangnya doa.
Dengan kebiasaan sederhana ini, pasangan akan semakin terikat secara rohani dan dikuatkan dalam menghadapi tekanan hidup.
Sumber : Jawaban.com