3. Pemulihan Dimulai dari Dalam Diri
Pernikahan yang pulih bukan karena keadaan berubah, tapi karena dua orang di dalamnya berubah lebih dulu. Saat keduanya mulai memperbaiki diri, bukan saling menuntut, hubungan mereka perlahan sembuh.
Setelah menjalani pengobatan medis dan terapi, kondisi Livi membaik. Hubungan mereka pun pulih, dan kini mereka hidup dengan rasa syukur baru. Namun, lebih dari sekadar sembuh secara fisik, mereka belajar tentang arti kedewasaan emosional dalam pernikahan, tentang menerima, berkomunikasi, dan tumbuh bersama.
Pernikahan bukan tentang menghindari badai, melainkan tentang belajar menari di tengah hujan.
Setiap pasangan bisa menghadapi bentuk krisis yang berbeda, entah karena kesehatan, ekonomi, atau perbedaan karakter. Namun, yang membedakan antara pernikahan yang bertahan dan yang hancur adalah cara pasangan menghadapi masalahnya.
Kisah Firdy dan Livi mengingatkan bahwa:
BACA JUGA:
Merajut Kasih Mesra dalam Pernikahan, Seperti Pernikahan Ishak dan Ribka
6 Penyebab Kekeringan atau Konflik dalam Pernikahan
Tidak ada hubungan yang selalu mulus. Namun, dengan kedewasaan emosional, keterbukaan, dan kemauan untuk belajar, setiap krisis bisa menjadi awal dari hubungan yang lebih dalam dan dewasa.
Pernikahan bukan hanya tentang bertahan, tapi tentang bagaimana dua orang terus belajar menjadi versi terbaik dari diri mereka bersama.
Jika Anda sedang menghadapi tantangan dalam hubungan atau memiliki pertanyaan seputar pernikahan, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa CBN. Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.
Sumber : Jawaban.com