Pujian Terindah, Saat Anak Merindukan Pernikahan Seperti Orang Tuanya
Sumber: instagram/vjdaniel

Marriage / 23 October 2025

Kalangan Sendiri

Pujian Terindah, Saat Anak Merindukan Pernikahan Seperti Orang Tuanya

Aprita L Ekanaru Official Writer
1932

Pernahkah Anda membayangkan anak Anda suatu hari nanti berkata, “Aku ingin pernikahanku seperti pernikahan orang tuaku?" Kalimat itulah yang menjadi kenyataan bagi Daniel Mananta dan istrinya, Viola, setelah 14 tahun membina rumah tangga. Dalam sebuah percakapan santai, Viola menceritakan bahwa putri mereka, Mila, menyampaikan keinginan hati yang tulus itu. Alasannya? “Karena kalian tidak bertengkar.”

Ucapan tersebut tentu saja membuat mereka terkejut. Bagaimana mungkin? Tentu saja mereka pernah berselisih paham! Namun, respons Mila berikutnya justru mengungkap sebuah kebijaksanaan mendalam yang sering kali terlewatkan oleh banyak pasangan. Mila melihat bahwa meskipun orang tuanya memiliki perbedaan pendapat, pertikaian mereka tidak pernah terasa “menghancurkan” atau berujung pada ancaman perceraian.

 

Bertengkar dengan Sehat

Dalam perjalanan pernikahan, konflik adalah sesuatu yang tak terelakkan. Daniel dengan jujur mengakui bahwa sebagai seorang laki-laki, ego seringkali mendorongnya untuk ingin memenangkan setiap argumen. Namun, di situlah letak rahasia pertama mereka, "Kita bukan musuh satu sama lain."

Daniel dan Viola sepakat bahwa ketika pertikaian terjadi, mereka tidak saling memerangi. Sebaliknya, mereka “bertarung untuk pernikahan mereka.” Prinsip ini mengubah segalanya. Tujuan dari setiap diskusi yang panas bukanlah untuk menjatuhkan, tetapi untuk mempertajam dan memperbaiki hubungan. Menyakiti pasangan sama saja dengan menembak kaki sendiri; itu hanya akan melukai diri dan hubungan yang telah dibangun.

 

BACA JUGA:

Trik Jitu Daniel Mananta dan Viola Maria Agar Anak Tak Kecanduan Gadget

7 Hal yang Bisa Dipelajari dari Pernikahan Daniel Mananta dan Viola Maria

 

Strategi Menjaga Keutuhan di Tengah Badai

Lalu, bagaimana cara menerapkan prinsip “bertarung untuk pernikahan” ini dalam keseharian? Daniel membagikan beberapa langkah sederhana yang ia lakukan:

1. Diam yang Bijak, Bukan Diam Membeku

Ketika emosi memanas, Daniel memilih untuk berdiam diri. Namun, ini bukan diam yang dingin dan mengukum, melainkan jeda untuk menenangkan diri. Ia akan mengalihkan pembicaraan ke hal lain untuk sementara waktu.

2. Membawa Persoalan kepada Tuhan

Daniel sering membawa pergumulannya itu saat ia lari pagi. Ia berdoa dan meminta hikmat Tuhan. Proses ini seringkali mengubah perspektifnya. Apa yang awalnya terasa sangat penting untuk diperdebatkan, seringkali menjadi terlihat tidak sepadan setelah dilihat dari “kacamata Tuhan.”

3. Mengorbankan Ego untuk Kemenangan Bersama

Setelah kepala lebih dingin, Daniel seringkali kembali dan meminta maaf kepada Viola. Ia menyadari sebuah kebenaran penting: “Apa pentingnya sih kalau misalnya saya benar terus? Apa pentingnya sih kalau misalnya saya menang terus? Tapi pernikahan saya jadi kalah.” Sebagai seorang suami, ia belajar bahwa ada saatnya ia harus mengorbankan ego pribadinya demi memenangkan pernikahan mereka.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami