Punya Pasangan
Sumber: SoraChatGPT | Canva

Marriage / 17 October 2025

Kalangan Sendiri

Punya Pasangan "People Pleaser"? Ini 5 Langkah Bijak Menyikapinya

Aprita L Ekanaru Official Writer
1780

Pernikahan adalah perjalanan yang indah, tetapi juga penuh dinamika. Siapa sangka, salah satu tantangan terbesar justru bisa datang dari sifat yang terlihat positif: selalu ingin menyenangkan orang lain. Bayangkan ini, rencana akhir pekan berdua tiba-tiba batal karena pasangan setuju membantu sepupunya yang pindahan. Janji untuk makan malam romantis digantikan oleh permintaan mendadak dari rekan kerjanya. Anda merasa prioritas Anda sebagai pasangan seringkali tersisihkan. Jika ini yang Anda alami, besar kemungkinan Anda memiliki pasangan dengan tipe "people pleaser".

Lalu, sebaga pasangan yang mendampinginya, apa yang harus kita lakukan? Berikut adalah 5 langkah bijak yang dapat dilakukan.

1. Pahami Akar Permasalahannya, Bukan Hanya Gejalanya

Sebelum bereaksi dengan emosi, cobalah untuk memahami apa yang mendorong perilaku pasangan Anda. "People pleasing" seringkali berakar pada ketakutan yang mendalam, takut akan penolakan, takut tidak disukai, atau takut mengecewakan orang lain.

Mereka mencari validasi dan rasa aman dengan membuat orang lain senang. Sebagai pasangan, panggilan kita bukan untuk menghakimi, tetapi untuk mengingatkan mereka tentang identitas sejati mereka di dalam Kristus. Ingatkanlah bahwa kasih dan penerimaan Allah tidak bergantung pada seberapa banyak mereka menyenangkan orang lain, tetapi sudah tetap dan sempurna di dalam Yesus.

2. Jadilah "Safe Haven" atau Tempat yang Aman Bagi Pasangan

Bagi seorang "people pleaser", dunia terasa seperti panggung di mana mereka harus terus memenuhi ekspektasi. Rumah dan pernikahan seharusnya menjadi tempat perlindungan dari tekanan itu. Tunjukkanlah bahwa di hadapan Anda, pasangan tidak perlu berpura-pura atau melakukan sesuatu untuk diterima.

Ciptakan lingkungan di mana mereka merasa aman untuk berkata "tidak" atau mengungkapkan kelelahan tanpa takut dihakimi. Ketika mereka merasa benar-benar diterima dan dikasihi secara tanpa syarat di rumah, kebutuhan mereka untuk mencari pengakuan dari luar akan berkurang secara perlahan.

3. Bangunlah Komunikasi yang Jujur dan Penuh Kasih

Komunikasi adalah kuncinya. Namun, berbicaralah dengan penuh kasih dan kelembutan. Alih-alih menuduh, "Kamu selalu mengutamakan orang lain daripada aku!", coba ungkapkan perasaan Anda dengan kalimat "Saya". Misalnya, "Saya merasa sedih ketika janji kita berdua dibatalkan, karena waktu bersama kamu sangat berharga bagi saya." Bantu pasangan untuk melihat dampak dari kebiasaannya terhadap hubungan pernikahan. Pendekatan yang lembut akan lebih mudah diterima daripada kritik yang keras.

4. Tetapkan Batasan yang Sehat Bersama-sama

Setelah komunikasi terbuka, langkah selanjutnya adalah menetapkan batasan. Diskusikan prioritas sebagai sebuah keluarga dan buat kesepakatan tentang komitmen mana yang perlu didiskusikan berdua sebelum diberi jawaban. Misalnya, sepakat bahwa setiap undangan atau permintaan yang mengganggu waktu keluarga inti, harus dikonsultasikan terlebih dahulu. Ini bukan tentang membatasi kebebasan, tetapi tentang membangun komitmen dan melindungi keutuhan rumah tangga Anda.

5. Arahkan Fokus pada Pertumbuhan Rohani Bersama

Tantangan ini adalah kesempatan emas untuk bertumbuh bersama secara rohani. Jadikan ini sebagai bahan doa bersama. Mintalah hikmat dari Tuhan untuk mengasihi dengan benar dan menetapkan batasan yang bijaksana. Galilah Firman Tuhan yang mengajarkan tentang motif yang murni, seperti dalam Galatia 1:10, "Jika saya masih berusaha menyenangkan manusia, maka saya bukanlah hamba Kristus." Dengan mengalihkan fokus dari menyenangkan orang kepada menyenangkan Tuhan, beban untuk selalu berkata "iya" akan perlahan berkurang.

Memiliki pasangan "people pleaser" memang tidak mudah. Ini adalah sebuah proses yang membutuhkan kesabaran, doa, dan kasih yang tulus. Namun, di balik tantangan ini, Tuhan bisa menggunakannya untuk mengajarkan kedua pasangan tentang kasih yang tidak egois, komunikasi yang sehat, dan kebergantungan penuh pada-Nya. Jadilah tim yang solid, dan lihatlah bagaimana Tuhan memulihkan dan memperkuat ikatan pernikahan Anda melalui setiap langkah iman yang diambil bersama.

 

Jika Anda sedang menghadapi tantangan dalam hubungan atau memiliki pertanyaan seputar pernikahan, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa CBN. Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami