GreenFaith dan GPIB Bersatu Hadapi Krisis Iklim, Dorong Gerakan Gereja Ramah Lingkungan
Sumber: Jawaban.com - Daniel Tanamal

News / 15 September 2025

Kalangan Sendiri

GreenFaith dan GPIB Bersatu Hadapi Krisis Iklim, Dorong Gerakan Gereja Ramah Lingkungan

daniel.tanamal Official Writer
1841

Jakarta — Di tengah meningkatnya ancaman krisis iklim, GreenFaith Indonesia dan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Kantor Majelis Sinode GPIB, Jakarta, Selasa (16/9/2025). Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam menyatukan kekuatan iman dan aksi nyata demi penyelamatan bumi.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Hening Parlan, Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia, dan Pdt. Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB. Perjanjian ini berlaku empat tahun dan mengatur kerja sama dalam tiga bidang utama: riset lingkungan hidup, penguatan kapasitas jemaat, serta promosi gerakan gereja ramah lingkungan di tingkat lokal maupun nasional.

Hening menegaskan bahwa krisis iklim bukan hanya masalah teknis, melainkan juga krisis spiritual. “Krisis ini menantang kita semua, lintas agama dan lintas sektor, untuk keluar dari zona nyaman dan bekerja sama. MoU ini adalah langkah kecil namun penting menuju perubahan besar,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa transisi menuju net zero emission membutuhkan perubahan pola pikir, termasuk dalam mengurangi sampah dan mengubah kebiasaan yang merusak lingkungan.

Melalui kemitraan ini, GPIB menunjukkan komitmennya sebagai gereja publik yang peduli pada isu sosial dan ekologi. Menurut Pdt. Manuel E. Raintung, Ketua II Majelis Sinode Bidang Gereja, Masyarakat, Agama-Agama, dan Lingkungan Hidup (GERMASA-LH), kerusakan lingkungan merupakan krisis moral yang harus direspons gereja. “Menjaga bumi adalah bagian dari pelayanan kasih. Gereja harus menjadi teladan dalam gerakan peduli lingkungan,” tegasnya.

Dalam waktu dekat, GPIB dan GreenFaith akan menjajaki program menuju net zero emission melalui audit energi, penurunan konsumsi listrik, dan pemanfaatan panel surya. Luwi Liliefna, Bendahara I Majelis Sinode GPIB, bahkan mengusulkan pembuatan buku panduan praktis bagi rumah ibadah untuk mengurangi emisi melalui aktivitas rendah karbon, penanaman pohon, hingga perhitungan jejak emisi.

Kolaborasi ini menegaskan kekuatan komunitas iman sebagai modal sosial yang nyata. Dengan basis umat yang setia dan siap bergerak, GreenFaith Indonesia optimis gerakan ini dapat menginspirasi perubahan yang melampaui batas institusi politik maupun korporasi, menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Sumber : Daniel Tanamal - Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami