Seorang anak menghampiri papa mamanya dengan rasa takut yang begitu mendalam. Lalu dengan suara yang menahan tangis dan suara terdengar begitu pelan berucap, “Pa, Ma, Aku hamil.”
Ya, banyak orang tua yang mungkin sepakat bahwa punya anak perempuan adalah hal tersulit. Kita perlu mengawasinya dengan ketat, apalagi saat dia sudah mulai beranjak dewasa dan mulai berpacaran. Ini ada fase dimana pergaulan anak berada diantara dua pilihan: baik atau buruk. Apalagi jika anak salah pilih pasangan yang hanya berakhir pada pergaulan bebas, di sinilah drama dimulai.
Persoalan “hamil di luar nikah” banyak sekali terjadi. Anak perempuan selalu menjadi korbannya dibandingkan anak laki-laki. Tentu saja tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya “hamil di luar nikah” bukan? Tetapi jika ternyata ini menimpa anak perempuan Anda, bagaimana seharusnya kita sebagai orang tua meresponinya? Apakah kita memilih marah, menolak atau menerima anak dengan segala kesalahan yang ia sudah lakukan?
Menerima kenyataan ini memang sangat berat! Tetapi kita perlu kembali mengingatkan diri kita bahwa “tidak ada manusia yang luput dari dosa dan kesalahan.” Saat anak kita terlanjur melakukan kesalahan dan mengakui bahwa dia hamil, kita perlu menghargai keberaniannya untuk mengakui kesalahannya. Rasa bersalahnya sudah cukup besar dan dia harus mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk berkata jujur. Dalam kondisi ini, dia sudah begitu terpuruk dan mentalnya sedang terganggu, dan yang paling dia butuhkan adalah “penerimaan”.
Baca Juga: Meski Kecewa Anak Hamil di Luar Nikah, Bagaimana Orang Tua Merespon dengan Bijak?
Tetapi mungkin Anda akan berkata, “Bagaimana mungkin saya sebagai papa dan mamanya, bisa menerima? Dia sudah mencoreng nama baik keluarga dan kami harus menanggung malu.”
Sebelum kita berpikir begitu, mari melihat lebih jauh bahwa anak kita sudah menanggung malu lebih dulu. Dia pasti merasa bersalah, merasa tidak berharga, malu, dan takut dihina orang-orang. Fokusnya adalah bukan tentang perasaan kita, tetapi perasaan anak.
Bahkan jika kita berpikir perlu menghajar anak – memaki bahkan mengusirnya, artinya kita sedang membuat beban yang ia tanggung menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. Daripada harus menghukum anak dengan cara yang begitu menyakitkan, mengapa kita tidak meringankan bebannya dengan memberikan apa yang ia butuhkan yaitu pelukan.
Baca Juga: Hamil Diluar Nikah, Gugurkan atau Lahirkan?
Sebagai orang tua, kita harus berempati, memposisikan diri sebagai sahabat terbaik anak dan merangkulnya untuk memberinya rasa aman. Mari berfokus untuk membimbing anak agar dia mau mengakui kesalahan dan bertobat. Penerimaan inilah yang dia butuhkan untuk bisa kembali bangkit.
Lalu apakah kita sebagai orang tua perlu menuntut pertanggungjawaban pihak laki-laki?
Jika kita adalah orang tua dari pihak perempuan, ada kecenderungan dari banyak orang tua untuk segera meminta pertanggungjawaban dari pihak laki-laki agar segera menikahkan mereka. Alasannya, agar aib keluarga tidak ketahuan.
Tetapi tahukah Anda bahwa “menikah seharusnya tidak menjadi solusi utama bagi anak yang hamil di luar nikah”. Hal terpenting yang perlu kita pastikan adalah pertobatan anak. Jika anak belum bertobat, tetapi justru langsung dinikahkan, keputusan ini bisa jadi jembatan atas beban persoalan anak di kemudian hari. Pintu dosa itu bisa saja akan memunculkan dosa-dosa lainnya, seperti KDRT, pengabaian anak, perselingkuhan dan kasus-kasus lainnya. Kenapa demikian? Karena pernikahan itu dipaksakan. Belum tentu dua anak ini benar-benar siap menikah. Bagaimana mungkin mereka bisa membangun rumah tangga yang sehat?
Jadi apakah Anda lebih baik menjalani kehamilannya, bagaimana nasib anak nantinya? Inilah konsekuensi kesalahan yang harus dijalani oleh anak. Jika anak perempuan kita tidak siap merawat anaknya, pilihan adopsi bisa jadi alternatif. Namun jangan sekali-kali berpikir untuk aborsi. Jangan tutupi dosa dengan dosa lainnya karena anak pasti akan menanggung rasa bersalah seumur hidup.
Biarkanlah anak itu lahir karena itu sudah menjadi bagian dari rencana Tuhan, sekalipun dengan cara yang salah. Kita mengingat kisah Daud yang berzina dengan Batsyeba, Tuhan mengizinkan mereka memiliki anak, walau setelah itu anaknya meninggal. Kemudian Tuhan memakai anak Daud dan Batsyeba yang lain, Salomo, menjadi raja atas Israel.
Baca Juga: Anak Terjebak Konten Pornografi? Ini Cara Memulihkannya dengan Kasih dan Iman
Namun jika anak perempuan kita memilih untuk membesarkan anak tersebut dan menjadi single parent, itu adalah pilihan yang perlu kita hargai dan dukung. Sebagai orang tua, terimalah cucu kita sepenuhnya dengan kasih sayang. Tidak ada istilah “anak haram” karena kita percaya bahwa setiap orang dikasihi oleh Tuhan. Seperti disampaikan dalam Mazmur 139: 13-15, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketikaaku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.”
Jadi, sebagai orang tua kita perlu mengingat bahwa bahkan hasil dari sebuah kesalahan pun tetap Tuhan perhitungkan! Kehamilan anak di luar nikah adalah dosa, tetapi Tuhan mau memanggil anak kita untuk mengakui dosanya dan bertobat. Dan konsekuensi dari dosa harus siap untuk diterima. Karena itulah orang tua perlu hadir untuk mendukung anak melalui proses ini hingga dia bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas anak yang dia kandung dan atas masa depannya.
Papa, mama, jika saat ini hati Anda begitu hancur setelah mendengar bahwa anak Anda hamil di luar nikah. Mari datanglah mengadu kepada Tuhan – mintalah hati seluas samudera sehingga Anda bisa menjadi orang tua yang bersedia menerima dan merangkul anak kembali dengan kasih. Anda juga bisa berdoa dengan mengucapkan doa ini:
“Tuhan, tolonglah anakku _________ (nama anak), bisa menghadapi kondisi yang berat ini. Sertai dia sehingga dia tetap menanggungnya bersama-Mu. Tolong kami sebagai orang tua dapat selalu mendukung, menjaganya, dan membuat keputusan yang bijak, yang berasal dari hikmat-Mu. Jangan sampai kami mencari jalan pintas yang tidak Engkau kehendaki.”
Atau jika Anda membutuhkan dukungan secara rohani, Layanan Doa kami hadir selama 24 jam sehari untuk Anda. Hubungi kami dengan klik link di bawah ini.