Menarik! Rupanya Ormas Sudah Ada Sejak Zaman Alkitab. Siapa Mereka?
Sumber: YouTube Jawaban Channel

Fakta Alkitab / 29 May 2025

Kalangan Sendiri

Menarik! Rupanya Ormas Sudah Ada Sejak Zaman Alkitab. Siapa Mereka?

Claudia Jessica Official Writer
2985

Ketika kita mendengar kata “ormas” alias organisasi kemasyarakatan, mungkin pikiran kita langsung tertuju pada kelompok sosial atau keagamaan zaman sekarang yang punya tujuan tertentu, dari yang positif sampai yang kontroversial.

Tapi, tahukah Anda? Konsep serupa ternyata sudah ada sejak zaman Alkitab!

Walau istilah "ormas" belum dikenal waktu itu, Alkitab mencatat keberadaan berbagai kelompok masyarakat yang terorganisir dan punya pengaruh besar. Baik secara politik, keagamaan, maupun sosial.

Mari, kita telusuri siapa saja mereka dan apa yang bisa kita pelajari dari keberadaan mereka.

1. Farisi dan Saduki: Ormas Keagamaan yang Kritis Tapi Kontradiktif

Kelompok Farisi dan Saduki adalah dua dari sekian ormas religius yang paling sering disebut dalam Perjanjian Baru. Mereka bukan sekadar aliran teologi, tetapi juga kelompok sosial-politik yang sangat berpengaruh di masyarakat Yahudi pada zaman Yesus.

Farisi dikenal sebagai penjaga hukum Taurat dan tradisi nenek moyang secara ketat. Mereka dihormati karena pengabdian mereka kepada hukum, namun juga sering ditegur oleh Yesus karena kemunafikan dan legalisme mereka. (Matius 23:1–36)

Sebaliknya, Saduki merupakan kelompok elite dari kalangan imam dan bangsawan. Mereka cenderung kompromi dengan kekuasaan Romawi dan menolak ajaran tentang kebangkitan serta kehidupan setelah kematian. (Kisah Para Rasul 23:8)

Meski berbeda pandangan, kedua kelompok ini bersatu dalam menolak Yesus dan menjadi bagian dari upaya penyaliban-Nya (Markus 14:53–65).

Mereka menunjukkan bagaimana kepentingan kekuasaan bisa mengaburkan kebenaran rohani.

2. Zelot: Ormas Nasionalis Radikal

Zelot adalah kelompok yang sangat anti-Romawi dan percaya bahwa kebebasan Israel hanya bisa diraih melalui revolusi. Salah satu murid Yesus, Simon orang Zelot, berasal dari kelompok ini.

Menariknya, Yesus justru mengajarkan kasih kepada musuh (Matius 5:44), bukan kekerasan.

Pemilihan Simon menunjukkan bahwa Yesus tidak anti terhadap semangat nasionalisme, tetapi Ia menebus dan mengarahkannya kepada visi Kerajaan Allah yang penuh damai.

Zelot mengajarkan kita bahwa semangat membela bangsa harus tunduk pada misi Allah yang lebih besar, bukan lewat kekerasan, tetapi lewat kasih dan pertobatan.

3. Eseni: Ormas Terasing yang Mengejar Kekudusan

Meskipun tidak disebut langsung dalam Alkitab, banyak ahli percaya bahwa kelompok Eseni hidup menyendiri di padang gurun, kemungkinan di Kumran, dan mendedikasikan hidup untuk kesucian, doa, dan penyalinan Kitab Suci.

Warisan mereka, yaitu Dead Sea Scrolls (Gulungan Laut Mati), menjadi peneguh keaslian Kitab Suci Ibrani. Eseni mengajarkan pentingnya hidup kudus dan terpisah dari sistem dunia, walaupun ada risiko menjadi terlalu eksklusif, jauh dari dunia yang membutuhkan terang.

4. Sanhedrin: Ormas Yudisial yang Berperan dalam Pengadilan Yesu

Sanhedrin adalah dewan tertinggi agama Yahudi yang terdiri dari 71 orang, mencakup anggota Farisi dan Saduki. Mereka punya kekuasaan untuk mengadili perkara keagamaan dan sosial.

Namun dalam Markus 14:55-64, kita melihat bagaimana Sanhedrin menggelar sidang tergesa-gesa untuk menjatuhkan Yesus.

Proses yang sarat pelanggaran hukum ini menunjukkan bagaimana sistem bisa disalahgunakan ketika kekuasaan dijadikan alat untuk menekan kebenaran.

Sanhedrin menjadi contoh bahwa institusi bisa menjadi alat keadilan atau ketidakadilan, tergantung siapa yang mengendalikannya dan bagaimana hati mereka terhadap kebenaran.

5. Jemaat Mula-Mula: Ormas Rohani yang Dipimpin Roh Kudus

Di sisi lain, jemaat mula-mula adalah contoh ormas yang digerakkan oleh kuasa Roh Kudus. Mereka setia pada pengajaran rasul, saling berbagi, dan menolong yang berkekurangan. (Kisah Para Rasul 2:42-47; 6:1-6)

Mereka bukan hanya kelompok ibadah, tapi juga komunitas aktif yang berdampak sosial seperti pelayanan diakonia bagi para janda. (Kisah Para Rasul 6: 1-6)

Jemaat mula-mula menunjukkan bahwa organisasi tidak mencari kuasa duniawi, melainkan bisa menjadi alat Tuhan yang dahsyat jika dipimpin oleh kasih, kebenaran, dan kuasa Roh Kudus.

Belajar dari Ormas-Ormas di Alkitab

Dari kelompok-kelompok ini, kita belajar bahwa organisasi bisa menjadi alat kebaikan atau kejahatan, tergantung pada motivasi dan arah kepemimpinan.

Ada yang mencintai hukum tapi mengabaikan kasih. Ada yang membela bangsa tapi menolak Mesias. Dan ada pula yang hidup kudus tapi menjauh dari dunia yang membutuhkan terang.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah masyarakat. Bukan sekadar anggota gereja, tapi pembawa misi Kerajaan Allah lewat pelayanan, komunitas, atau bahkan organisasi yang kita ikuti.

Sumber : YouTube Jawaban Channel
Halaman :
1

Ikuti Kami