Sudah Buat Kesepakatan dengan Anak Tapi Sering Dilanggar, Jangan Marah Dulu...
Sumber: Canva.com

Parenting / 23 May 2025

Kalangan Sendiri

Sudah Buat Kesepakatan dengan Anak Tapi Sering Dilanggar, Jangan Marah Dulu...

Aprita L Ekanaru Official Writer
1203

Sebagai orang tua Kristen, kita ingin mendidik anak dengan penuh kasih dan disiplin sesuai firman Tuhan: "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6). Namun, seringkali kita sudah membuat kesepakatan dengan anak, tapi mereka tetap melanggarnya. Sebelum marah, mari pahami dulu mengapa hal ini terjadi dan bagaimana menanggapinya dengan bijak.

 

Mengapa Anak Melanggar Kesepakatan?


1. "Thinking Brain" Anak Belum Sempurna

Bagian otak anak yang bertanggung jawab atas logika, pengendalian diri, dan perencanaan (prefrontal cortex) masih berkembang hingga usia dewasa muda. Jadi, ketika anak melanggar aturan, bukan berarti mereka sengaja membangkang, tapi kemampuan mereka untuk mengingat dan mengontrol diri masih terbatas.

2. Ingin Semuanya Instan

Anak-anak cenderung hidup dalam "instant gratification"—ingin segala sesuatu terjadi secepat mungkin. Ini wajar secara perkembangan, tapi kita tetap perlu melatih mereka untuk belajar sabar dan taat.

 

Bagaimana Membuat Kesepakatan yang Efektif?


1. Buat Kesepakatan yang Konkret dan Jelas

Hindari aturan yang abstrak seperti "Jangan nakal!", tapi gunakan kalimat spesifik seperti "Main gadget hanya 1 jam sehari setelah PR selesai." Tulis atau gambarkan bersama agar anak lebih mudah mengingat.

2. Proses yang Menyenangkan

Libatkan anak dalam membuat kesepakatan dengan cara kreatif, misalnya:

  • Buat "kontrak kesepakatan" bersama dan hias dengan stiker.
  • Gunakan reward system (bukan selalu materi, bisa berupa pujian atau waktu bermain ekstra).
  • Ajarkan prinsip Alkitab seperti "Hormatilah ayahmu dan ibumu" (Efesus 6:2) sebagai dasar ketaatan.

3. Tindak Lanjut Secara Konsisten

Jika anak melanggar:

  • Ingatkan dengan tenang tentang kesepakatan.
  • Beri konsekuensi yang sudah disepakati sebelumnya (misalnya, mengurangi waktu main jika melanggar).
  • Jangan menyerah atau mengubah aturan hanya karena anak merengek. Konsistensi mengajarkan tanggung jawab.

 

Tegur dengan Kasih, Bukan Amarah


"Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." (Kolose 3:21). Ketika anak gagal menaati kesepakatan, tanyakan dengan lembut: "Apa yang membuat kamu sulit menepati janji kita?" Dengarkan alasannya, lalu arahkan kembali dengan sabar.

Parenting adalah proses panjang mengasuh dengan kasih dan keteguhan. Dengan memahami keterbatasan anak, membuat aturan yang jelas, dan tetap konsisten, kita melatih mereka tumbuh menjadi pribadi yang takut akan Tuhan dan bertanggung jawab.

"Tetapi kasih setia TUHAN tetap selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:17).

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami