Tahun 1995, ketika masih menempuh pendidikan Teologi di Yogyakarta, Ibu Mia bertemu dengan seorang pria yang rumahnya tidak jauh dari asramanya. Awalnya, ia tidak menyukai pria tersebut, namun suatu malam, ia bermimpi berkencan dengannya. Terdorong oleh mimpi itu, Ibu Mia pun berdoa, “Tuhan, jika dia memang jodohku, pertemukan kami di gereja besok.” Esok harinya, mereka benar-benar bertemu di gereja, seolah kejadian tersebut adalah jawaban dari doanya.
BACA JUGA: Di Saat Jalan Sudah Terasa Buntu, Ibu Ini Didoakan dan Melihat Kebaikan Tuhan Dinyatakan
Sejak kejadian tersebut, hubungan Ibu mia dan pria tersebut pun tidak langsung terjalin mulus. Hal tersebut terjadi karena luka masa lalu telah membentuk hidup Ibu Mia. Ia tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, di mana sang ayah kerap bersikap kasar, kecanduan judi, dan menyakiti ibunya secara verbal. Trauma itu membuatnya sulit menjalin relasi yang sehat dengan lawan jenis. Ketika pria itu melamarnya, ia menerima bukan karena cinta, melainkan karena merasa berhutang budi karena adiknya sering diberikan uang saku mingguan saat kuliah oleh pria tersebut.
Sebelum menikah, sang calon suami yang berbeda keyakinan sempat memintanya pindah agama. Namun, Ibu Mia tetap teguh pada imannya. Berkat anugerah Tuhan, pria itu akhirnya mengalah, dan mereka pun menikah.
BACA JUGA: Kesulitan Mencari Pekerjaan, Tuhan Berikan Mukjizat Setelah Bapak Ini Didoakan
Sayangnya, pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Suaminya tidak setia, dan suatu ketika, ia bahkan ditahan karena difitnah rekan kerja. Peristiwa itu membuat Ibu Mia kecewa bukan hanya pada suaminya, tetapi juga pada Tuhan. Ia pun menjauh dari gereja, merasa ditinggalkan dalam penderitaannya. Tidak sampai di situ saja, ia juga sempat terjebak dalam dunia okultisme.
Namun, Tuhan Yesus tidak membiarkannya. Suatu malam, Ibu Mia bermimpi melihat Tuhan berjalan di tengah kerumunan. Saat ia memanggil-Nya, Tuhan menoleh dan berkata, “Kamu nggak beres.” Kata-kata itu menyentuh hatinya.
Sumber : Jawaban.com