Sejak kecil, Moses dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus yang sulit berkonsentrasi, bergerak sangat gesit, dan kerap membahayakan dirinya sendiri. Ia juga mengalami kesulitan dalam merespons orang-orang di sekitarnya, sehingga ibunya Moses sempat diliputi keraguan ketika mendaftarkannya ke TK Holy Kids Pringsewu pada tahun ajaran 2024/2025.
Yulia, ibu dari Moses memiliki kerinduan besar agar anaknya bisa bersekolah, belajar, dan bersosialisasi seperti anak-anak seusianya. Dengan harapan yang besar namun juga sedikit cemas, ia menyampaikan kondisi Moses kepada kepala sekolah dan para guru. Tanpa ragu, pihak TK Holy Kids Pringsewu menyambut Moses dengan tangan terbuka, memberikan kesempatan baginya untuk belajar dan berkembang di lingkungan sekolah formal.
Beberapa waktu lalu, CBN melalui program Super5 mengadakan pelatihan khusus bagi guru-guru TK Holy Kids Pringsewu dalam menangani anak berkebutuhan khusus. Melalui pelatihan ini, para guru mendapatkan bekal pengetahuan dan pendekatan yang tepat untuk mendampingi siswa seperti Moses. Tak disangka, buah dari pelatihan itu mulai terlihat dalam perkembangan Moses.
Ibunda Moses dengan sukacita menceritakan perubahan yang dialami putranya. Jika dahulu Moses sama sekali tidak bisa merespons, kini ia sudah mulai menengok saat dipanggil. Dari yang sebelumnya tidak bisa mengungkapkan perasaan atau melakukan aktivitas sederhana dengan tangannya sendiri, kini Moses sudah bisa makan dan minum secara mandiri. Ia bahkan mulai bisa mengikuti instruksi, seperti membereskan bola kembali ke tempatnya dan diajak bermain bersama.
Sebagai guru yang mendampingi Moses setiap hari, perkembangan ini pun menjadi sumber sukacita. "Saya bersyukur melihat perubahan kecil yang mulai terlihat dalam diri Moses. Ia kini lebih responsif dan perlahan mulai berinteraksi dengan teman-temannya," ujar Ibu Sefa gurunya.
Sumber : Jawaban.com