Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa hubungan antara orang tua dan anak sering dianggap sebagai salah satu hubungan terpenting dalam hidup?
Apakah sekadar tentang kasih sayang, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang Tuhan ingin ajarkan melalui hubungan ini?
Faktanya, hubungan orang tua dan anak bukan hanya tentang ikatan keluarga, tetapi juga mencerminkan hubungan spiritual kita dengan Tuhan. Mari kita telusuri tiga alasan mendasar mengapa hubungan ini begitu penting, dan bagaimana hal ini dapat mengubah cara kita memandang peran sebagai orang tua maupun anak.
BACA JUGA:
Parenting VOC Ala Melaney Ricardo dan Tyson
Ajarkan Anak Memiliki Karakter yang Kuat di Luar Rumah
1. Simbol Hubungan Kita dengan Tuhan
Dalam Alkitab, hubungan antara bapak dan anak sering digunakan sebagai gambaran hubungan kita dengan Bapa di surga. Salah satu momen paling indah tercatat dalam Matius 3:17, ketika Tuhan berseru dari surga, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Ini menunjukkan betapa Tuhan mengasihi dan menghargai hubungan-Nya dengan kita, anak-anak-Nya.
Kisah anak yang hilang dalam Lukas 15:20 juga menggambarkan betapa besar kasih seorang bapak. Meskipun sang anak telah pergi dan membuat kesalahan, bapaknya tetap menunggu dengan penuh kerinduan. Ketika anak itu kembali, sang bapak tidak menghakimi, melainkan merangkul dan memulihkan hubungan mereka. Ini adalah gambaran sempurna tentang bagaimana Tuhan, Bapa kita, selalu siap menerima kita kembali dengan tangan terbuka, tidak peduli seberapa jauh kita telah pergi.
Hubungan orang tua dan anak di dunia ini seharusnya mencerminkan kasih dan pengampunan yang sama. Ketika kita sebagai orang tua menunjukkan kasih yang tanpa syarat, kita sedang mengajarkan anak-anak kita tentang kasih Tuhan. Sebaliknya, sebagai anak, menghormati dan mengasihi orang tua adalah cara kita menghormati Tuhan.
2. Membentuk Karakter Anak
Tidak dapat dipungkiri, orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan masa depan anak. Namun, tanggung jawab ini seringkali diabaikan atau dianggap remeh. Kisah Raja Daud dalam Alkitab adalah contoh nyata bagaimana kegagalan dalam mendidik anak dapat membawa konsekuensi yang menghancurkan.
BACA JUGA: Ajarkan Anak Memiliki Karakter yang Kuat di Luar Rumah
Daud, meskipun dicintai Tuhan dan dianggap sebagai raja yang sukses, gagal dalam mendidik anak-anaknya. Anak-anaknya memberontak, bahkan ada yang berusaha membunuhnya. Mengapa ini terjadi? Salah satu alasannya adalah karena Daud tidak pernah mendisiplinkan anak-anaknya dengan benar. Ia lebih fokus pada urusan kerajaan daripada membangun hubungan yang sehat dengan anak-anaknya.
Imam Eli dan Samuel juga mengalami kegagalan serupa. Anak-anak mereka tumbuh menjadi orang yang tidak takut akan Tuhan dan terlibat dalam perilaku yang merusak. Ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan di luar rumah tidak berarti apa-apa jika kita gagal dalam mendidik anak-anak kita.
BACA JUGA: Banyak Masalah di Pekerjaan, Gimana Agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Anak?
Amsal 22:6 mengingatkan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Sebagai orang tua, kita dipanggil untuk tidak hanya memberikan materi, tetapi juga membimbing anak-anak kita dalam kebenaran dan disiplin yang penuh kasih.
3. Anak adalah Warisan Terbesar Orang Tua
Banyak orang tua berpikir bahwa warisan terbesar mereka adalah harta atau bisnis yang sukses. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa warisan terbesar seorang bapak adalah anak-anak yang hidup dalam kebenaran dan menjadi berkat bagi lingkungan sekitarnya.
Amsal 23:24-25 mengatakan, “Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau.”
Kebahagiaan sejati seorang bapak bukan terletak pada kekayaan atau jabatan, tetapi pada melihat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana, takut akan Tuhan, dan berdampak positif bagi dunia.
Harta benda bisa habis, bisnis bisa bangkrut, tetapi warisan berupa karakter dan iman yang kuat akan terus berdampak dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk meluangkan waktu dan energi untuk membangun hubungan yang bermakna dengan anak-anak mereka.
Sebagai orang tua, mari kita berkomitmen untuk menjadi teladan kasih dan kebenaran bagi anak-anak kita. Sebagai anak, mari kita belajar menghormati dan mengasihi orang tua kita, karena melalui mereka, kita belajar tentang kasih Bapa di surga.
Hubungan yang baik dengan anak-anak kita bukan hanya membawa kebahagiaan di dunia ini, tetapi juga menjadi cerminan kasih Tuhan yang kekal. Mulailah hari ini dengan membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan keluarga Anda.
Jika Anda sedang mengalami kesulitan dalam menjalani peran sebagai orang tua dan membutuhkan dukungan doa, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN. Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.
Sumber : Jawaban.com