Perjalanan hidup Yoel terbilang penuh dengan aral melintang. Orangtuanya sudah berpisah, dan memaksanya harus tinggal bersama sang mama sementara dua saudaranya yang lain tinggal bersama ayah di sebuah desa terpencil di Pulau Batam. Kondisi kehidupan yang sulit bersama sang mama membuat Yoel akhirnya diasuh oleh saudara dekat yang ia sebut nenek di Medan, Deli Serdang.
Latar belakang kehidupan Yoel yang tidak mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua, rupanya membentuknya menjadi anak yang sulit diatur. Sang nenek pun mulai menyadari karakter Yoel yang sulit; ia bukan saja sulit diatur, tetapi juga suka melawan. Di sekolah, Yoel bahkan dikenal sebagai anak yang suka menjahili teman-temannya dan sering mengabaikan nasehat gurunya. “Pertama kali datang ke sini, dia memang agak pendiam, tapi dari ekspresinya seperti melawan. Mungkin karena pembentukan dari keluarga dan lingkungannya yang dulu di kampung. Terus dia suka mengganggu kawan, suka menjahili dan bikin kesal,” ungkap salah satu gurunya.
Baca Juga: Dari Superbook, Vano Belajar Jadi Anak yang Bijak dalam Bergaul
Menyadari perilaku ini, sang nenek akhirnya mendorong Yoel untuk mengikuti sekolah minggu di GBI Efata Sampali Deliserdang, tempat dimana Yoel juga bersekolah. Berkat pelajaran-pelajaran Superbook yang diterapkan di sekolah minggu, Yoel pun selalu hadir ibadah setiap minggunya.
Salah satu pelajaran yang paling ia sukai adalah kisah tentang Daniel. Suatu kali saat dia menonton Animasi Superbook episode “Daniel: Auman Singa”, Yoel begitu takjub karena Daniel tidak dimakan singa-singa kelaparan di dalam gua. Ia pun belajar bahwa Daniel adalah pribadi yang baik sehingga Tuhan melindunginya. Saat ditanya, “Kalau Yoel mau pengen jadi anak baik kayak Daniel apa yang Yoel lakukan?” Ia menjawab, “Aku mau berubah.”
Dengan bimbingan dan dukungan dari guru sekolah minggu dan juga guru-guru sekolah, Yoel berproses menjadi anak yang semakin berbeda. Di sekolah ia sudah tidak lagi mau menjahili atau mengganggu teman-temannya dan mau mendengar nasihat guru. Sementara di rumah, ia sudah mau diatur dan ambil bagian dalam tugas rumah. Perubahan yang juga sangat disyukuri neneknya adalah Yoel sudah mulai terbiasa berdoa dan paling semangat pergi ke sekolah minggu. “Sekarang udah rajin dia kalau aku suruh. Kalau makan dia berdoa dulu. Walaupun doanya begitu masih sederhana tapi yang penting sudah bisa,” ungkap sang nenek.
Baca Juga: Dijahatin Teman, Anak Ini Belajar Seperti Yusuf yang Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan
Kasih sayang yang ia dapatkan dari neneknya menjadi pelengkap yang memberikan perubahan dalam hidup Yoel, termasuk menjadi salah satu anak yang berprestasi di sekolah. Meskipun sudah lebih dari setahun ia belum bertemu mama, papa dan adik-adiknya, namun ia tetap menikmati kehidupan baru yang ia jalani saat ini.
Puji Tuhan! Benih yang ditabur melalui pemuridan Superbook di gereja-gereja lokal di Indonesia menjadi pintu harapan bagi ribuan anak di Indonesia. Kasih Tuhan yang didemonstrasikan melalui setiap pelajaran yang tersedia di kurikulum Superbook telah menyentuh hati setiap anak.
Anda adalah orang-orang yang Tuhan utus untuk memperluas pemuridan ini. Maukah Anda ambil bagian dalam misi memuridkan anak bersama Superbook?