Batas Usia Pensiun 2025 Jadi 59 Tahun, dan Ironisnya Pembatasan Usia Pelamar Kerja
Sumber: Jawaban.com

Finance / 8 January 2025

Kalangan Sendiri

Batas Usia Pensiun 2025 Jadi 59 Tahun, dan Ironisnya Pembatasan Usia Pelamar Kerja

Puji Astuti Official Writer
5829

Mulai Januari 2025, usia pensiun resmi dinaikkan menjadi 59 tahun. Aturan ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun. Di atas kertas, kebijakan ini seolah menjawab tuntutan zaman. Harapan hidup masyarakat meningkat, dan dunia kerja butuh lebih banyak tenaga berpengalaman.  

Dengan usia pensiun yang lebih panjang, ada peluang lebih besar bagi pekerja untuk mempersiapkan masa pensiun yang layak. Ideal, bukan?  

Ironisnya Batasan Usia Pelamar Kerja

Ironisnya, banyak perusahaan memperketat batasan usia untuk pelamar kerja, namun pemerintah justru menaikkan usia pensiun menjadi 59 tahun. Ini seperti meminta kita berlari lebih jauh dengan jalan yang makin sempit. 

Belakangan ini, media sosial ramai dengan keluhan para netizen tentang diskriminasi usia di dunia kerja. Salah satunya pernyataan seorang influencer yang menyatakan, “Indonesia banyak pengangguran karena kerja dibatasi umur, pemerintah mengkisminkan rakyatnya sendiri.”  

Inilah realitanya, di dunia kerja Indonesia, ada fenomena unik: usia 30-an sering kali dianggap titik awal “keusangan”. Iklan lowongan kerja penuh dengan syarat-syarat yang tidak tertulis – “usianya jangan lebih dari 35 tahun”.  

Padahal, usia 30 hingga 40 tahun adalah masa emas produktivitas, ketika pengalaman, kedewasaan, dan energi bertemu dalam porsi yang pas. Sayangnya, realita ini sering kali tidak sejalan dengan persepsi perusahaan. 

Diskriminasi usia adalah tantangan yang nyata. Pekerja senior sering dianggap tidak relevan, tidak melek teknologi, atau sulit beradaptasi dengan perubahan. Akibatnya, individu yang mendekati usia pensiun sering kali merasa seperti berada di “zona abu-abu” – terlalu tua untuk diterima di pasar kerja, tetapi terlalu muda untuk berhenti bekerja.  

BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>>

Ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga bangsa. Bayangkan, berapa banyak potensi yang terbuang karena kita lebih fokus pada angka di KTP daripada kompetensi di lapangan. 

5 Langkah Tetap Produktif di Hingga Usia Emas

Lantas, bagaimana caranya tetap produktif di usia yang sering dianggap “rawan” ini? Berikut beberapa strategi yang relevan dan aplikatif: 

1. Pendidikan Berkelanjutan 

Jangan pernah berhenti belajar. Dunia berubah dengan cepat, dan teknologi berkembang setiap detik. Ikuti kursus online, ambil sertifikasi baru, atau bahkan kembangkan hobi menjadi keterampilan profesional. Ingat, di era sekarang, siapa yang tidak belajar akan tertinggal. 

2. Adaptasi Teknologi 

Kita hidup di zaman digital. Menguasai teknologi sangat penting untuk bisa produktif, baik itu aplikasi sederhana seperti Microsoft Office atau berbagai keahlian yang bisa dipelajari melalui berbagai tutorial. Hal ini bisa menjadi nilai tambah yang signifikan. 

3. Jaringan Profesional 

Jaringan adalah aset. Bangun hubungan dengan kolega, klien, atau komunitas profesional. Banyak peluang datang bukan dari apa yang Anda tahu, tetapi dari siapa yang Anda kenal. 

4. Kesehatan Fisik dan Mental 

Jangan abaikan kesehatan. Sebaik apapun rencana Anda, tanpa tubuh dan pikiran yang sehat, semuanya akan sia-sia. Lakukan olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi, dan cari waktu untuk istirahat. 

5. Fleksibilitas Karier 

Jangan kaku dengan definisi kesuksesan. Pekerjaan paruh waktu, konsultan, atau bahkan wirausaha bisa menjadi jalan baru untuk tetap produktif. 

Apa yang bisa kita pelajari dari ini semua? Produktivitas tidak memiliki batas usia. Dunia kerja memang penuh tantangan, terutama bagi mereka yang beranjak senior. Namun, dengan mindset yang tepat, usaha yang konsisten, dan sedikit keberanian, kita bisa terus relevan. Sebagaimana hidup itu sendiri, kunci produktivitas adalah adaptasi. 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>>

Batasan Usia Produktif Menurut Alkitab

Dalam Yosua 14:6-14, Kaleb menyatakan bahwa ia berusia 85 tahun ketika meminta kepada Yosua untuk memberinya daerah pegunungan Hebron, sebuah wilayah yang penuh dengan tantangan karena masih dihuni oleh bangsa raksasa, orang Enak. Kaleb berkata: 

"Pada waktu itu aku berumur empat puluh tahun ketika Musa, hamba TUHAN itu, menyuruh aku dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini... Sekarang aku sudah berumur delapan puluh lima tahun, tetapi aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu, demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk." (Yosua 14:7, 10-11). 

Hal ini memberikan gambaran jelas bahwa ketika Anda hidup dalam rencana dan kehendak Tuhan, Anda tetap produktif berapapun usia Anda. Mazmur 92:14 menyatakan, “Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,” menggambarkan bahwa kehidupan seseorang tetap bisa menghasilkan buah yang baik hingga usia lanjut. 

Jadi, mari kita ubah paradigma. Jangan biarkan angka menentukan potensi Anda. Tetap belajar, tetap bergerak, dan tetap berkarya – karena usia hanyalah angka, bukan akhir dari kontribusi. 

Sebagaimana tertulis dalam Firman Tuhan, "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga" (Pengkhotbah 9:10). Ayat ini mengingatkan kita bahwa selama masih diberi nafas kehidupan, kita dipanggil untuk menggunakan kemampuan kita dengan maksimal. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menjadi berkat bagi orang lain. Selamat berbuah dan berkarya.  

Apakah Anda diberkati dengan artikel ini? Mari bagikan kepada keluarga dan sahabat Anda sehingga mereka juga mendapatkan inspirasi dan kekuatan baru melalui artikel ini. 

Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami