Ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga bangsa. Bayangkan, berapa banyak potensi yang terbuang karena kita lebih fokus pada angka di KTP daripada kompetensi di lapangan.
Lantas, bagaimana caranya tetap produktif di usia yang sering dianggap “rawan” ini? Berikut beberapa strategi yang relevan dan aplikatif:
Jangan pernah berhenti belajar. Dunia berubah dengan cepat, dan teknologi berkembang setiap detik. Ikuti kursus online, ambil sertifikasi baru, atau bahkan kembangkan hobi menjadi keterampilan profesional. Ingat, di era sekarang, siapa yang tidak belajar akan tertinggal.
Kita hidup di zaman digital. Menguasai teknologi sangat penting untuk bisa produktif, baik itu aplikasi sederhana seperti Microsoft Office atau berbagai keahlian yang bisa dipelajari melalui berbagai tutorial. Hal ini bisa menjadi nilai tambah yang signifikan.
Jaringan adalah aset. Bangun hubungan dengan kolega, klien, atau komunitas profesional. Banyak peluang datang bukan dari apa yang Anda tahu, tetapi dari siapa yang Anda kenal.
Jangan abaikan kesehatan. Sebaik apapun rencana Anda, tanpa tubuh dan pikiran yang sehat, semuanya akan sia-sia. Lakukan olahraga rutin, konsumsi makanan bergizi, dan cari waktu untuk istirahat.
Jangan kaku dengan definisi kesuksesan. Pekerjaan paruh waktu, konsultan, atau bahkan wirausaha bisa menjadi jalan baru untuk tetap produktif.
Apa yang bisa kita pelajari dari ini semua? Produktivitas tidak memiliki batas usia. Dunia kerja memang penuh tantangan, terutama bagi mereka yang beranjak senior. Namun, dengan mindset yang tepat, usaha yang konsisten, dan sedikit keberanian, kita bisa terus relevan. Sebagaimana hidup itu sendiri, kunci produktivitas adalah adaptasi.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti