Pernikahan adalah perjalanan yang indah dan penuh warna. Terkadang diwarnai dengan suka, terkadang kita juga menjumpai duka. Setiap pasangan pasti akan menghadapi rintangan dalam membangun dan mempertahankan keharmonisan rumah tangga.
Meski demikian, jika kita berpegang teguh pada kebenaran Firman Tuhan dan kasih yang diajarkanNya, kita pasti bisa mengatasi setiap masalah yang datang dalam pernikahan.
Berikut ini, jawaban.com telah merangkum 7 masalah umum yang sering terjadi dalam pernikahan dan cara orang Kristen mengatasinya:
1. Komunikasi Kurang Lancar
Komunikasi adalah fondasi dari hubungan yang sehat. Namun, sering kali pasangan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan baik. Salah satu pasangan mungkin merasa tidak didengar, atau ada kesalahpahaman yang timbul karena pembicaraan tidak berjalan lancar.
Untuk mengatasi hal ini, Alkitab mengajarkan kita untuk berbicara dengan "kebenaran dalam kasih" (Efesus 4:15).
Keterbukaan dan kejujuran adalah kunci utama dalam membangun komunikasi yang sehat. Luangkan waktu untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan dan kebutuhan masing-masing.
Ciptakan suasana di mana kedua belah pihak merasa nyaman untuk berbicara tanpa merasa dihakimi. Selain itu, berdoalah bersama sebagai pasangan untuk meminta hikmat Tuhan dalam memperbaiki komunikasi.
2. Pembagian Tugas
Perbedaan harapan mengenai pembagian tugas dalam rumah tangga sering menjadi masalah yang ditemui dalam pernikahan.
Baik itu pekerjaan kantor, pekerjaan rumah, atau pengasuhan anak, jika salah satu pasangan merasa terbebani atau merasa tidak dihargai, dapat menimbulkan konflik.
Solusi yang baik untuk masalah ini adalah menerapkan prinsip kerjasama, yang sangat ditekankan dalam hubungan suami-istri Kristen. Paulus dalam Efesus 5:31 menyatakan bahwa suami dan istri adalah "satu tubuh," yang berarti mereka saling mendukung dan melengkapi.
Diskusikan pembagian tugas dengan adil sesuai kemampuan masing-masing. Melakukan beberapa tugas rumah tangga bersama-sama, seperti memasak atau membersihkan rumah, dapat meringankan beban sekaligus mempererat ikatan emosional.
3. Masalah Keuangan
Masalah keuangan sering kali menjadi sumber konflik utama dalam pernikahan. Perbedaan cara pandang dalam mengelola uang atau bahkan masalah utang bisa menyebabkan masalah yang serius.
Ketika salah satu pasangan merasa khawatir atau tertekan secara finansial, hal ini bisa memengaruhi suasana di rumah.
Untuk menghadapi masalah ini, kita bisa menerapkan prinsip bijaksana dalam Amsal 21:5 yang mengatakan bahwa "rencana orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan."
Dengan membuat anggaran keluarga yang transparan dan berkomitmen untuk mengelola keuangan secara bijaksana adalah langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari masalah dalam pernikahan.
Diskusikan tujuan finansial jangka pendek dan panjang, dan libatkan kedua belah pihak dalam setiap keputusan. Jangan lupa untuk berdoa bersama, memohon berkat Tuhan atas pengelolaan keuangan keluarga.
4. Kurangnya Keintiman
Keintiman dalam pernikahan mencakup lebih dari sekadar hubungan fisik. Keintiman mencakup waktu berkualitas bersama, berbagi perasaan, dan dukungan emosional satu sama lain.
Sayangnya, kesibukan hidup sehari-hari sering membuat pasangan lupa untuk menjaga kedekatan ini. Untuk mengembalikan keintiman, jagalah perasaan dan cinta mula-mula untuk pasangan.
Luangkan waktu untuk kencan rutin atau aktivitas yang bisa dinikmati berdua. Berdoa bersama dan bangun hubungan yang mendalam, tidak hanya secara fisik tapi juga emosional.
Jangan biarkan rutinitas harian mengurangi kedekatan dan kebahagiaan Anda sebagai pasangan.
Halaman berikutnya →
5. Hilangnya Benih Cinta
Banyak pasangan merasa bahwa cinta mereka mulai memudar seiring berjalannya waktu. Rutinitas yang padat, pekerjaan, atau kesibukan lainnya sering kali menghalangi pasangan untuk saling menghargai dan mengekspresikan cinta mereka.
Untuk menghadapi hal ini, Anda dan pasangan Kristen harus kembali mengingat komitmen di hadapan Tuhan. 1 Korintus 13 mengajarkan kita bahwa kasih sejati itu tidak memudar.
Cinta bisa berubah bentuk, tetapi dengan usaha bersama, kasih itu bisa terus bertumbuh. Lakukan hal-hal kecil untuk menunjukkan cinta, seperti memberikan ucapan terima kasih, perhatian, atau hadiah sederhana.
Jangan lupa untuk berdoa agar cinta dan komitmen Anda selalu diperbarui oleh kasih Tuhan.
6. Perbedaan Pola Asuh Anak
Pola asuh anak sering menjadi sumber perbedaan pendapat dalam pernikahan. Pasangan yang berasal dari latar belakang keluarga berbeda mungkin memiliki pandangan yang berbeda dalam mendidik anak, yang dapat memicu konflik dalam pernikahan.
Solusi terbaik adalah berdoa bersama untuk mendapatkan kebijaksanaan Tuhan dalam mendidik anak. Diskusikan pola asuh yang sesuai dengan nilai-nilai Kristen, seperti mengajarkan kasih, murah hati, disiplin, berbagi, juga iman.
Pastikan keputusan yang diambil saling dipahami, dan jangan ragu mencari bimbingan dari pemimpin gereja atau konselor Kristen bila perlu.
7. Kurang Menghargai Pasangan
Salah satu penyebab masalah dalam pernikahan adalah kurangnya menghargai pasangan pasangan. Sering kali, pasangan merasa tidak dihargai atau diabaikan, terutama jika ada hal-hal kecil yang terlupakan atau bahkan disalahpahami.
Dalam Efesus 5:33, kita diajarkan untuk saling menghormati. Menghargai pasangan bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti memberikan pujian atau ucapan terima kasih atas usaha mereka.
Tunjukkan bahwa Anda menghargai pasangan Anda melalui kata-kata dan tindakan. Ini akan memperkuat hubungan Anda dan membawa kedamaian dalam rumah tangga.
Masalah dalam pernikahan adalah bagian dari perjalanan hidup bersama, namun dengan bantuan Tuhan dan saling mendukung satu sama lain, pernikahan dapat menjadi semakin kuat dan penuh kasih.
Ingatlah bahwa pernikahan adalah sebuah komitmen di hadapan Tuhan sehingga Anda perlu melibatkan Dia di dalam kehidupan pernikahan.
Jika Anda membutuhkan bantuan tambahan, Anda juga bisa menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN di nomor 0822-1500-2424.
Tim konselor kami siap mendampingi Anda menghadapi masalah yang saat ini Anda hadapi.
Sumber : Jawaban.com