Dokter Djaja Surya Atmadja Mengungkap Akar Terjadinya KDRT dalam Pernikahan
Sumber: Youtube X-UNDERCOVER

Marriage / 4 September 2024

Kalangan Sendiri

Dokter Djaja Surya Atmadja Mengungkap Akar Terjadinya KDRT dalam Pernikahan

Aprita L Ekanaru Official Writer
831

Pernikahan seharusnya menjadi wadah yang penuh cinta, kebahagiaan, dan saling menghargai. Namun, kenyataan kadang berkata lain. Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih marak terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Apa yang sebenarnya menjadi akar dari masalah ini?

Dr. Djaja, dalam sebuah wawancara di kanal YouTube X-UNDERCOVER, membongkar berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya KDRT. Mari kita telusuri lebih dalam penjelasannya.

Dr. Djaja menjelaskan bahwa perilaku kasar seorang laki-laki terhadap perempuan dalam rumah tangga seringkali terkait dengan bagaimana ia memperlakukan orang yang dianggap lebih rendah darinya, seperti pembantu atau sopir. Ada kecenderungan, kata Dr. Djaja, bahwa setelah menikah, beberapa pria merasa lebih superior dibanding perempuan karena posisinya sebagai kepala rumah tangga. Jika di luar rumah ia sering bersikap kasar terhadap orang lain, besar kemungkinan perilaku tersebut akan terbawa hingga ke rumah dan dilampiaskan kepada istri atau anak-anaknya.

 

BACA JUGA: Mengenal 4 Jenis Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Dampaknya

 

Menurut Dr. Djaja, faktor lingkungan memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan karakter seseorang sejak kecil. Ia menegaskan bahwa cinta tidak dapat mengubah sifat dasar seseorang. Seorang laki-laki yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekerasan atau ketidakadilan, cenderung membawa pola tersebut dalam kehidupannya kelak. Karenanya, penting untuk mengenali tanda-tanda awal dari sifat berangasan atau kasar sebelum memutuskan untuk menikah.

Tak hanya itu, Dr. Djaja juga menyoroti pengaruh media seperti film, kartun, dan game yang penuh dengan unsur kekerasan. Konten-konten ini, jika tidak diawasi dengan baik, dapat mempengaruhi perilaku anak-anak dan remaja yang mengonsumsi. Anak-anak yang terbiasa melihat kekerasan dapat menganggap bahwa tindakan tersebut adalah sesuatu yang normal, bahkan bisa mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dr. Djaja mengingatkan bahwa KDRT tidak hanya berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga bisa berupa kekerasan psikis dan seksual. Penting bagi masyarakat untuk menyadari hal ini dan tidak ragu melaporkan jika terjadi tindak kekerasan. Di Indonesia, pemerintah telah membentuk unit khusus di kepolisian untuk menangani kasus KDRT, yang dikelola oleh polisi wanita, untuk memberikan kenyamanan bagi korban saat melapor.

Satu hal yang ditekankan oleh Dr. Djaja adalah pentingnya melibatkan keluarga dan komunitas dalam pencegahan dan penanganan kasus KDRT. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat vital untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban, agar mereka tidak merasa sendirian dan bisa keluar dari lingkaran kekerasan.

 

BACA JUGA: Heboh! Tokoh Agama Moses Hendry Diduga Lakukan KDRT

 

Penjelasan Dr. Djaja menegaskan bahwa akar permasalahan KDRT sangat kompleks dan melibatkan berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya menyangkut perilaku individu, tetapi juga bagaimana struktur dan dinamika dalam keluarga dan lingkungan sosial seseorang. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan KDRT memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga hukum, dan masyarakat.

Dengan memahami akar permasalahan ini, kita semua dapat lebih waspada dan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi setiap anggota keluarga, bebas dari segala bentuk kekerasan.

 

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya. Bersama, kita dapat menyebarkan kesadaran dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis untuk semua. Bagikan artikel ini sekarang dan jadilah bagian dari perubahan!

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami