3. Menempatkan Yesus di Atas Segala-galanya
Mereka yang menghadapi pilihan antara hidup sementara atau mati demi Kristus, bisa bertahan karena mereka hanya bergantung pada-Nya saat mengalami kesulitan.
Ketika satu-satunya yang kita miliki hanyalah Yesus, kita menyadari bahwa tidak ada yang lebih penting dari-Nya. Namun, kenyamanan hidup sering kali bisa membuat kita lupa akan hal ini.
Yesus mengingatkan kita dalam Yohanes 12:25, "Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal."
4. Menjunjung Tinggi Firman Tuhan
Kita hidup di dunia yang penuh dengan pengaruh untuk menjauhkan kita dari kebenaran Tuhan. Namun, kebenaran Tuhan adalah mutlak dan tidak bisa diubah.
Media sosial, hiburan, politik, dan berita tidak bisa menyelesaikan masalah dunia. Hanya dengan mengikuti perintah Alkitab, kita bisa menemukan solusi untuk masalah apa pun.
Ketika Alkitab menjadi satu-satunya pegangan kita, kita akan memiliki kekuatan untuk menghadapi penganiayaan.
Ayub 23:12 berkata, "Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya."
Kisah kematian martir Kristen seperti Petrus, Yohanes, Bartolomeus, dan Rasul Paulus mengajarkan kita pentingnya keteguhan iman dan fokus pada upah kekal daripada penderitaan sementara.
Kita diingatkan bahwa musuh sejati kita bukan manusia, tetapi setan. Dengan menjadikan Yesus sebagai prioritas dan menjunjung tinggi Firman Tuhan, kita mendapatkan kekuatan dan ketenangan untuk menghadapi penganiayaan serta menemukan kedamaian sejati.
Mari perkuat iman kita dan jalani hidup yang memuliakan Tuhan dengan keyakinan bahwa upah kita di sorga sangat berharga.
Sumber : crosswalk.com