Kesepian, Ancaman Kesehatan yang Mengintai di Tengah Kesibukan
Sumber: Canva.com

Health / 16 July 2024

Kalangan Sendiri

Kesepian, Ancaman Kesehatan yang Mengintai di Tengah Kesibukan

Aprita L Ekanaru Official Writer
1019

Apakah Anda merasa kesepian di tengah keramaian? Anda tidak sendirian. Kesepian kini dianggap sebagai ancaman kesehatan yang setara dengan merokok dan obesitas.

Dr. Vivek Murthy, Ahli Bedah Umum AS, menyatakan bahwa kesepian telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. "Ini adalah masalah yang dihadapi banyak orang secara sembunyi-sembunyi karena mereka merasa malu. Dan itu juga berlaku bagi saya," ujarnya kepada ABC News. Dr. Murthy mengungkapkan bahwa ia sendiri pernah merasakan kesepian, baik di masa kanak-kanak maupun saat dewasa.

Istrinya, Alice, adalah orang yang menyadarkan Dr. Murthy akan isolasi yang dialaminya. "Dia berkata, 'Saya mengkhawatirkanmu karena kamu tidak menjangkau orang-orang. Kamu tidak bersosialisasi dengan teman-temanmu,'" kenang Dr. Murthy.

Kesepian bukanlah sekadar perasaan sepi. Menurut Dr. Murthy, kesepian dapat meningkatkan risiko penyakit fisik seperti penyakit jantung, demensia, dan stroke, serta masalah mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri. Ia menambahkan bahwa risiko kematian dini akibat kesepian setara dengan merokok 15 batang rokok sehari dan lebih berbahaya daripada obesitas.

Fakta yang mengejutkan adalah separuh orang dewasa di AS sedang berjuang melawan kesepian, dan jumlah anak-anak yang mengalami kesepian bahkan lebih banyak lagi. Meskipun banyak anak muda yang terhubung secara online, Dr. Murthy menegaskan bahwa teknologi tidak bisa menggantikan interaksi tatap muka yang sebenarnya.

Psikiater Daniel Amin juga mengkhawatirkan dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental. "Saya benar-benar percaya kita sedang berada di awal gelombang pasang masalah kesehatan otak dan mental pada generasi muda," katanya kepada CBN News. Media sosial yang adiktif membuat banyak orang terputus dari lingkungan sekitar mereka, bahkan dari keluarga mereka sendiri.

Pandemi COVID-19 telah memperburuk masalah kesepian. Meskipun banyak pembatasan telah dicabut, banyak orang masih merasa terisolasi. Dr. Amin merekomendasikan untuk mengurangi penggunaan perangkat digital dan memperbanyak interaksi tatap muka. "Kembali ke gereja. Terlibatlah dalam kelompok. Kita harus kembali," katanya.

Selain itu, Dr. Amin menekankan pentingnya meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan mental dengan merekrut dan melatih lebih banyak profesional di bidang ini. Upaya ini diharapkan dapat membantu mereka yang membutuhkan dukungan untuk keluar dari jerat kesepian.

Kesepian bukanlah masalah yang sepele. Mari kita bersama-sama mengatasi ini dengan menjalin kembali hubungan sosial yang nyata dan mendukung kesehatan mental kita.

 

BACA JUGA:

7 Pesan Tentang Kesehatan Mental dari Drama Korea “Doctor Slump”

Midlife Crisis: Istri Mulai Takut Menghadapi Kematian, Suami Harus Bagaimana?

Sumber : Cbn.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami