Menjadi People Pleaser Bukan yang Tuhan Inginkan
Sumber: tribunnews.com

Relationship / 6 June 2023

Kalangan Sendiri

Menjadi People Pleaser Bukan yang Tuhan Inginkan

Bella Tiurma Official Writer
1260

Keika melihat sebuah hubungan yang  terbentuk pada beberapa kelompok kecil, pasti kita akan menemukan di dalam kelompok tersebut memiliki seseorang atau beberapa orang yang selalu menjadi yang paling menyenangkan atau biasa disebut dengan people pleaser. Dimana mereka akan selalu melakukan apapun untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan merasa tidak enak hati dengan orang lain. 

Tak jarang kita akan menemukan banyak sekali tips ataupun sebuah seminar yang menerangkan dan membantu kita untuk menjadi yang terbaik, tetapi bukan untuk membentuk kita menjadi seorang yang people pleaser. Hal ini untuk mewujudkan setiap impian diri kita atau bahkan sebagai motivasi diri untuk mampu mengubah dunia dengan kemampuan kita. 

Namun begitu, kebanyakan orang pada kenyataannya sering sekali melakukan sesuatu hanya untuk terlihat menyenangkan di mata orang lain dan menjadi people pleaser. Hal ini akan membuat tidak akan ada habis-habisnya jika kita terus membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan memicu dalam dirinya untuk selalu memenuhi ekspektasi orang lain untuk mendapatkan pujian.

 

Baca Juga : Hidup untuk Menyenangkan Tuhan

 

Setiap orang yang menjadi people pleaser akan mengalami kehilangan di dalam dirinya. Pertama, hidup yang dijalani hanya untuk persetujuan orang lain akan menghancurkan setiap tujuan hidup kita dan bukan menjadi tujuan yang layak. Mungkin kita sering mendengar seseorang berkata bahwa kita tidak dapat menyenangkan semua orang sepanjang waktu. Hal ini tentu benar adanya, karena dalam menjalin sebuah hubungan baik, jika kita mengejar hanya untuk menyenangkan orang lain saja, maka akan membuat diri kita menjadi lelah untuk selalu mengejar sebuah kriteria yang belum tentu hal itu menjadi sebuah standar kesuksesan. 

Kedua, ketika kita mengikuti setiap standar orang lain, maka kita harus bersiap kehilangan ketenangan pikiran dan hati kita. Hal ini mampu memberikan dampak yang sangat luar biasa ketika kita hanya memikirkan secara terus menerus setiap perbandingan yang telah kita lakukan dengan yang orang lain lakukan. Dampak yang akan sangat terlihat adalah tujuan hidup kita akan berjalan berlandaskan dengan perkataan orang lain. 

Sehingga sebagai umat Kristiani, alangkah baiknya kita tidak menjadi people pleaser tetapi menjadi God pleaser. Dimana kita menyerahkan hidup kita hanya kepada Tuhan Yesus untuk menyenangkan-Nya. Karena Dia lah yang memberikan setiap kita sebuah hidup baru di dalam Kristus. 

“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” - Yakobus 4 : 8 

Oleh karena itu, hidup kita dalam menjalin hubungan dengan orang lain ataupun dengan Tuhan, tidak perlu meminta pendapat atau persetujuan orang lain. Tetapi menjalani hidup dengan standar yang Tuhan berikan kepada kita.

 

Baca Juga : Apa Dampak Kesetiaan yang Sebenarnya Bagi Tuhan dan Keluarga?

 

Berdasarkan Markus 12 : 30 – 31 yang menjelaskan hukum kasih yang terutama dan paling utama yang Tuhan berikan kepada kita, jelas menyatakan bahwa prioritas dalam hidup setiap umat Kristiani adalah mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati kita. Untuk itu, setiap apa yang kita kerjakan janganlah menjadi seorang yang people pleaser, tetapi lakukan dengan menjadi seorang yang hanya menyenangkan Tuhan. Karena bukti kasih kita kepada Tuhan dengan berjalan dalam ketaatan pada perintahNya. 

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” - Yohanes 14 : 15 

Sedangkan hukum kasih yang kedua yaitu mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Hal ini merupakan bagian yang menarik, karena setiap orang tidak akan mampu mengasihi orang lain tanpa pamrih yang telah Yesus ajarkan. 

Oleh karena itu, setiap kita disarankan untuk menjalani hari dengan menjadi seorang yang God Pleaser bukan People Pleaser. Karena ketika kita hidup hanya untuk mengenal dan mengasihi Tuhan dengan kasihNya yang mengalir dalam diri dan kehidupan kita, maka kita akan mendapatkan pelajaran baru yang memampukan kita terbebas dari pribadi yang people pleaser atau hanya menyenangkan orang lain. 

“Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” - 1 Korintus 2 : 16

Halaman :
1

Ikuti Kami