Isu Pisah Artis Lagi Ramai, Ini Kata Julianto Simanjuntak Soal Kelola Konflik Pernikahan

Marriage / 24 May 2023

Kalangan Sendiri

Isu Pisah Artis Lagi Ramai, Ini Kata Julianto Simanjuntak Soal Kelola Konflik Pernikahan

Bella Tiurma Official Writer
1958

Beberapa waktu terakhir ini, banyak kasus perceraian yang terjadi di kalangan artis. Beberapa diantaranya dipicu oleh adanya orang ketiga diantara hubungan pernikahan. Namun, berdasarkan penelitian yang diinformasikan melalui PubMed Central, faktor penyebab pasangan mengalami perceraian disebabkan oleh kurangnya komitmen, perselingkuhan, dan terlalu banyak konflik serta pertengkaran. 

Melihat dari kehidupan artis yang buram dan abu-abu, seringkali menimbulkan kecemburuan. Dimana salah satu pasangan artis harus menghabiskan banyak waktu dengan artis lain sebagai rekan kerjanya, hingga perlunya tingkat profesionalitas setiap artis untuk memerankan adegan yang memerlukan koneksi secara emosional. Hal ini lah yang menciptakan adanya celah terciptanya konflik hingga perselingkuhan. 

Oleh karena itu, menurut Dr. Julianto Simanjuntak di dalam bukunya yang berjudul “Membangun Kepuasan Karier dan Pernikahan”, pengelolaan sebuah konflik dan perbedaan sangatlah penting diketahui oleh setiap pasangan untuk membantu hubungan pernikahan menjadi lebih dinamis. Ketika sebuah konflik dapat dikelola dengan baik, maka hubungan pernikahan akan bertumbuh dan sehat.

Baca Juga : Memahami Standar Tuhan Mengenai Perceraian dan Menikah Lagi dengan 3 Prinsip Penting yang Harus Diketahui

Sumber konflik terjadi dalam hubungan pernikahan berawal dari perbedaan dasar tujuan pernikahan. Ketika sepasang suami dan istri memiliki tujuan pernikahannya adalah kebahagiaan, maka seseorang akan menuntut dan memanipulasi pasangannya untuk memberikan kebahagiaan yang diinginkan. Sehingga disaat pasangannya merasa tidak dapat membahagiakan dirinya, maka ia akan menyalahkan pasangannya. 

Sedangkan ketika tujuan pernikahannya adalah sebuah pertumbuhan sesuai dengan janji pernikahan. Karena suatu pertumbuhan akan dialami dalam hubungan pernikahan ketika setiap pasangan mampu melewati kedua situasi secara seimbang, yaitu situasi susah dan sedang hubungan pernikahan. 

Oleh karena itu, dalam mengelola sebuah konflik dan perbedaan dalam hubungan pernikahan perlu adanya dua syarat untuk bisa bertumbuh bersama, yaitu kelenturan atau saling menyesuaikan dan jiwa yang mampu memaafkan. 

Selain itu, dalam sebuah hubungan pernikahan setiap pasangan perlu adanya keterampilan dalam mengelola konflik yang mungkin dapat memicu perpisahan, antara lain

Baca Juga : Pentingnya Konseling Pernikahan untuk Menyelamatkan Pernikahan yang Sedang Terancam Perceraian

1. Saling Menghargai 

Walaupun dalam sebuah konflik akan memiliki pendapatnya masing-masing, tetapi dalam hubungan pernikahan setiap pasangan perlu memiliki dan bersepakat untuk saling menghargai. Bersama-sama belajar untuk mengerti pendapat dari sudut pandang pasangan dan memahami cara membedakan pribadi atau kekurangan pasangan dengan konflik yang terjadi. 

2. Bersepakat Batasan Konflik 

Terkadang tak dapat dihindari bahwa konflik yang muncul dapat menyebar dan melebar kemana-mana. Dimana masing-masing pasangan akan tergoda untuk menyinggung masalah-masalah lalu atau sesuatu hal yang dapat menyudutkan pasangan. Untuk itu setiap pasangan perlu memiliki kesepakatan untuk membatasi topik ketika menyelesaikan konflik yang terjadi. 

3. Belajar untuk Menciptakan Kesepakatan 

Tak jarang dalam sebuah konflik pasangan suami dan istri ditemukan hal-hal yang sebenarnya hanya berlu menciptakan sebuah kesepakatan bersama. Misalkan dalam hal pengeluaran yang berbeda antara suami dan istri. Hal ini dapat diselesaikan dengan sebuah kesepakatan, dimana masing-masing pasangan dapat mengalah dan tidak egois. Sehingga dapat menemukan jalan tengah dan hindari perasaan yang beranggapan bahwa pendapat diri sendirilah yang paling benar.

Baca Juga : 4 Cara Tuhan Bekerja dalam Hidup Melalui Perpisahan

4. Ikut Serta dalam Membuat Keputusan 

Dalam penyelesaian sebuah konflik, perlu adanya keikutsertaan setiap pasangan dalam memberikan respon atau saran saat keputusan akan diambil. Dimana ketika keputusan tersebut telah disepakati, maka keduanya sama-sama bertanggung jawab penuh atas keputusan tersebut. Hal ini untuk mencegah salah satu dari pasangan suami dan istri saling menyalahkan atau menyerang disaat keputusan yang diambil memicu masalah baru. Oleh karena itu, janganlah mengambil kesepakatan secara terburu-buru, tetapi berikan waktu pada pasangan untuk memutuskan secara bersama-sama.

Sumber : Membangun Kepuasan Karier dan Pernikahan oleh Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha
Halaman :
1

Ikuti Kami