Berasal dari Keluarga Broken Home, Togar Lanjutkan Pendidikan Demi Masa Depan

Family / 24 May 2023

Kalangan Sendiri

Berasal dari Keluarga Broken Home, Togar Lanjutkan Pendidikan Demi Masa Depan

Aprita L Ekanaru Official Writer
987

Kehidupan yang penuh lika-liku menghampiri Togar Riski Dinata Sianturi. Di usianya yang masih 17 tahun, dia telah merasakan banyak pengalaman yang tidak biasa bagi seorang remaja seusianya. Semuanya dimulai ketika kedua orang tuanya berpisah beberapa tahun yang lalu. Ayahnya menikah lagi dan tidak lagi memberikan nafkah bagi keluarganya. Akibatnya, ibu Togar harus bekerja keras seorang diri untuk mencukupi kebutuhan Togar dan kedua adiknya.

Melihat perjuangan ibunya yang gigih, Togar memutuskan untuk berhenti sekolah dan ikut membantu mencari nafkah. Namun, di pinggiran Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pekerjaan sulit didapatkan. Oleh karena itu, mereka pindah ke rumah kakek Togar di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Di rumah kakeknya, mereka membantu menjaga warung milik sang kakek. Sebagai anak sulung, Togar memiliki keinginan kuat untuk mencari pekerjaan. Namun, keinginannya itu terhalang oleh kenyataan bahwa dia tidak memiliki ijazah karena berhenti sekolah. Maka, dia mulai mencari informasi tentang sekolah gratis di sekitar rumah kakeknya. Berkat bantuan tetangganya, Togar mengetahui tentang PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) OBI dan ibunya segera mendaftarkan dirinya dan adik-adiknya.

Setelah beberapa bulan bersekolah, Togar dan keluarganya dihadapkan pada masalah baru. Mereka diusir dari rumah kakeknya dan terpaksa tinggal menumpang di rumah saudara ibunya. Melihat kondisi keluarganya yang sulit, Togar merasa marah dan sedih. Dia bertekad untuk mencari uang agar bisa membayar kontrakan sendiri dan tinggal bersama ibu dan adik-adiknya. Tanpa ragu, dia memutuskan untuk berhenti sekolah lagi dan bekerja menjadi "manusia silver".

Namun, perjuangan Togar tidak semulus yang dia bayangkan. Dia dan teman-temannya ditangkap oleh Satpol PP di daerah Parung, Bogor, dan dilarang mencari uang dengan cara tersebut. Mereka diminta untuk pulang ke rumah masing-masing. Kejadian tersebut membuat Togar merasa putus asa, namun dia tidak menyerah begitu saja.

Setelah mengalami kejadian pahit itu, Togar memutuskan untuk kembali bersekolah dan belajar di PKBM OBI. Di samping itu, dia juga mengikuti kegiatan membatik di sanggar belajar anak School Of Life (SOL) Rawasengon. Berkat bimbingan rohani, motivasi, dan bimbingan dari guru-guru di SOL Rawasengon, Togar mulai menyadari bahwa menyelesaikan pendidikannya adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Bulan ini, Togar telah mengikuti ujian assessment sumatif di PKBM dan ia bersemangat untuk kembali melanjutkan sekolahnya.

Kisah Togar mengingatkan kita untuk dapat menjaga keutuhan sebuah keluarga, agar anak-anak tidak perlu menjadi korban. Mari selamatkan generasi anak dengan memuridkan mereka di dalam SOL. Setiap anak berhak berbahagia dan memiliki masa depan yang cerah dikemudian hari.

 

SAYA MAU MENDUKUNG SCHOOL OF LIFE

Halaman :
1

Ikuti Kami