Seberapa Besar Peran Orang Kristen dalam Urusan Pemerintahan atau Politik?
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 22 May 2023

Kalangan Sendiri

Seberapa Besar Peran Orang Kristen dalam Urusan Pemerintahan atau Politik?

Wisnu Prianggani Contributor
1507

Sudah menjadi rahasia umum jika pembahasan mengenai pemerintahan dan politik sering kali memicu perdebatan dan pertengkaran, bahkan di kalangan orang beriman. Lalu sebagai pengikut Kristus, sebenarnya bagaimana kita harus bersikap dan terlibat dalam urusan pemerintahan dan politik?

Ada pernyataan yang mengatakan bahwa "agama dan politik tidak bisa dicampur adukkan". Namun, apakah benar demikian? Apakah pandangan politik akan selalu terpisah dari iman Kristen kita? Jika kita membaca Alkitab, sebenarnya kitab suci ini memberikan dua kebenaran mengenai sikap yang harus kita miliki terhadap politik dan pemerintahan.

1. Kehendak Allah

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai politik, ketahuilah bahwa kebenaran yang harus kita pahami adalah bahwa kehendak Allah mengatasi setiap aspek kehidupan. Kehendak Allahlah yang memiliki prioritas di atas segalanya dan semua orang (Matius 6:33). Rencana dan tujuan-Nya tetap, dan kehendak-Nya tidak dapat dilanggar. Apa yang telah Ia tetapkan, pasti akan terjadi, dan tidak ada pemerintah yang dapat menghalangi kehendak-Nya (Daniel 4:34-35).

 

Baca Juga: Grace Natalie, Cewek Sukses dan Pinter yang Nggak Takut Dijauhi Pria

 

Kenapa kita harus memahami ini terlebih dahulu? Karena pemahaman yang jelas akan kebenaran ini akan membantu kita melihat bahwa politik itu sebenarnya hanyalah alat yang Allah gunakan untuk mencapai kehendak-Nya. Meskipun orang jahat menyalahgunakan kekuasaan politik mereka untuk kejahatan, Allah akan selalu menggunakannya untuk kebaikan. Jika Anda adalah orang-orang yang terlibat dalam pemerintahan dan politik, ingatlah bahwa kehendak Allah yang utama, seperti tertulis dalam Roma 8:28, yaitu “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

 

2. Fokus Pada Keselamatan

Kenapa kita harus fokus pada keselamatan jika kita membahas mengenai pemerintahan dan politik? Karena tidak ada catatan dalam Perjanjian Baru tentang Yesus atau rasul-rasul yang menghabiskan waktu dan energi untuk mengajarkan umat-Nya bagaimana mereformasi dunia pagan dari praktik-praktik penyembahan berhala, kebejatan, dan korupsi melalui pemerintah.

Para rasul tidak pernah mengajak orang percaya untuk melancarkan perlawanan sipil atau protes terhadap hukum-hukum yang tidak adil atau rencana kejam Kekaisaran Romawi. Sebaliknya, para rasul memerintahkan orang-orang Kristen pada abad pertama, begitu juga kita sekarang, untuk memberitakan Injil dan menjalani kehidupan yang menjadi bukti nyata kuasa transformasi Injil.

 

Baca Juga: Cara Strategis Anak Tuhan Bisa Berkontribusi Dalam Politik

 

Tidak diragukan lagi bahwa tanggung jawab kita terhadap pemerintahan adalah taat pada hukum-hukum dan menjadi warga negara yang baik (Roma 13:1–2). Allahlah yang telah menetapkan semua otoritas, dan hal ini dilakukan untuk kebaikan kita (1 Petrus 2:13–15). Paulus bahwa berkata dalam Roma 13:1-8 bahwa tanggung jawab pemerintah adalah memerintah atas kita dengan harapan untuk kebaikan kita dan menjaga perdamaian. Di tempat kita memiliki suara dan dapat memilih pemimpin, kita harus menggunakan hak itu dengan memilih mereka yang paling mendemonstrasikan prinsip-prinsip Kristen.

Salah satu tipuan besar dari setan adalah kita bisa menaruh harapan kita untuk moralitas budaya dan hidup yang saleh pada para politisi dan pejabat pemerintahan. Harapan perubahan sebuah bangsa tidak akan ditemukan dalam kelas penguasa suatu negara. Gereja melakukan kesalahan jika menganggap bahwa tugas politisi adalah mempertahankan, memajukan, dan melindungi kebenaran-kebenaran Alkitab dan nilai-nilai Kristen.

 

Baca Juga: Lagi-lagi, Giliran Menteri Agama Larang Rumah Ibadah Jadi Panggung Politik

 

Tujuan unik yang diberikan oleh Allah kepada gereja tidak terletak pada aktivisme politik. Tidak ada petunjuk dalam Alkitab yang memerintahkan kita untuk menggunakan energi, waktu, atau uang kita dalam urusan pemerintahan. Misi kita bukanlah merubah bangsa melalui reformasi politik, tetapi merubah hati melalui Firman Allah. Ketika orang percaya berpikir bahwa pertumbuhan dan pengaruh Kristus bisa dikaitkan dengan kebijakan pemerintah, mereka mencemarkan misi gereja.

Entitas politik bukanlah penyelamat dunia. Keselamatan bagi seluruh umat manusia telah dinyatakan dalam Yesus Kristus. Allah tahu bahwa dunia kita membutuhkan penyelamatan jauh sebelum adanya pemerintahan nasional. Ia memperlihatkan kepada dunia bahwa penebusan tidak dapat dicapai melalui kekuatan manusia, kekuatan ekonomi, kekuatan militer, atau politik. Tugas kita sebagai orang Kristen adalah menyebarkan Injil Kristus dan memberitakan tentang dosa-dosa zaman kita. Hanya ketika hati individu dalam suatu budaya berubah oleh Kristus, budaya itu akan mulai mencerminkan perubahan tersebut.

Halaman :
1

Ikuti Kami