[PART 1] Otoritas dan Pernyataan Firman Tuhan yang Jadi Pedoman Bagi Orang Tua

Parenting / 28 April 2023

Kalangan Sendiri

[PART 1] Otoritas dan Pernyataan Firman Tuhan yang Jadi Pedoman Bagi Orang Tua

Aprita L Ekanaru Official Writer
2389

Peran orang tua yang sesuai dengan Alkitab harus berpedoman pada prinsip-prinsip utama Firman Tuhan. Menolak pernyataan-pernyataan mutlak yang terdapat dalam Firman Tuhan mengakibatkan timbulnya penafsiran pribadi sehubungan dengan pokok bahasan dan hal yang bertalian dengan teologia moral. Pemikiran awal dari Membangun Kelarga llahi terus berkembang. Kita akan mulai dengan Otoritas Firman Tuhan dan kemudian dilanjutkan dengan Pernyataan Firman Tuhan.

 

BACA JUGA: Menginginkan Anak Bersikap Dewasa? Para Orangtua Perlu Perhatikan Hal Berikut...

 

Otoritas Firman Tuhan

Sejarah gereja mencatat dengan jelas fakta bahwa Firman Tuhan dikaruniakan kepada manusia oleh Tuhan sendiri. Kecuali bagi para anggota bidat yang melepaskan diri dari gereja, Alkitab diterima sebagai Firman Tuhan yang memiliki wibawa llahi, kebenaran serta dapat dipercaya dalam semua pernyataannya. Tokoh reformasi, Martin Luther, pernah berkomentar "Pada saat Alkitab berbicara, Tuhan berbicara." Kita menerima Alkitab sebagai Firman Tuhan yang mendasari seluruh nila-nilai moral yang baik. Alkitab memiliki otoritas penuh, karena di dalam setiap pengajarannya Alkitab menuntut respon dari kita. Alkitab itu sempurna karena setiap manusia dapat turut ambil bagian dalam seluruh anugerah Tuhan apabila prinsip-prinsip Tuhan diterapkan dalam kehidupannya.

 

BACA JUGA: 3 Cara Mengatasi Anak yang Mengalami Father Hunger

 

Pernyataan Firman Tuhan

Kita lanjutkan dengan masuk ke Pernyataan Firman Tuhan. Hal ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berkaitan dengan asal mula manusia dan pernyataan dari sudut antropologi tentang penciptaan manusia seperti yang tercantum dalam Kejadian 1:26, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita," atau "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia 17:9). Bagian kedua membahas tentang sifat dasar dan moral manusia yang berkaitan dengan mendidik anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4). Pembahasan di bawah ini menjelaskan tentang penciptaan dan sifat dasar manusia:

1. Penciptaan Manusia

Tuhan membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kejadian 2:7) dan menjadikannya menurut gambar dan rupa Dia (Kejadian 1 :26). Kedua fakta ini adalah inti dari identitas dan martabat kemanusiaan kita. Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26), tetapi ini tidak berarti bahwa manusia menjadi seperti Allah. Allah adalah Allah; manusia adalah manusia. Lebih tepatnya, pernyataan ini berbicara tentang aspek-aspek yang ada dalam karakter Allah serta keberadaan yang telah Allah berikan dalam diri manusia. Allah adalah kasih: karena itu manusia dapat mengasihi (1 Yohanes 4:7, 19). Allah adalah kebenaran; karena itu manusia dapat mengenal kebenaran (Yohanes 17:17). Allah adalah pencipta keteraturan, tidak ada kekacauan; karena itu manusia dapat mengenal keteraturan (1 Korintus 14:33). Allah berhikmat dan berakal budi; karena itu manusia dapat mengenal hikmat dan pengertian (Pengkotbah 7:25, Yesaya 1:18).

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>

Sumber : Anne Marie Ezzo and Gary Ezzo | Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami