Kenapa Perilaku Konsumtif Meningkat Saat Hari Besar Keagamaan?
Sumber: canva.com

Finance / 18 April 2023

Kalangan Sendiri

Kenapa Perilaku Konsumtif Meningkat Saat Hari Besar Keagamaan?

Wisnu Prianggani Contributor
1161

Sama halnya dengan saat kita merayakan hari besar keagamaan seperti Natal, saat datangnya hari besar seperti Idul Fitri, pola belanja masyarakat pasti lebih tinggi. Dalam artian, perilaku konsumtif semakin meningkat di bulan-bulan keagamaan ini.

Realitanya, ada banyak masyarakat yang membeli barang dan jasa secara berlebihan. Berdasarkan data, perilaku konsumtif masyarakat Indonesia selama hari besar keagamaan seperti Natal dan Idul Fitri disebabkan oleh beberapa faktor. Umat Muslim, misalnya, kebutuhan untuk berbuka puasa. Ini menjadi salah satu penyebab terbesar dari perilaku konsumtif bagi umat Muslim. Di Indonesia, banyak masyarakat yang cenderung membeli makanan yang lebih banyak dan mahal pada saat ini karena ingin menikmati hidangan yang lebih lezat.

 

Baca Juga: Perilaku Konsumtif, Label Masyarakat Yang Bikin Kita Sama Dengan Dunia

 

Selain itu, tradisi Idul Fitri memengaruhi perilaku konsumtif, dimana banyak orang yang merasa perlu membeli barang-barang baru seperti pakaian, sepatu, atau peralatan masak untuk merayakan bulan suci ini. Selain itu, diskon khusus selama bulan Ramadan tersebut sangat mendorong perilaku konsumtif, karena banyak orang tergoda untuk membeli barang yang tidak perlu hanya karena ada potongan harga.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Ekonomi Islam (PSEI), masyarakat Indonesia menghadapi kesulitan dalam mengatasi perilaku konsumtif selama Ramadan. Hasil survei pada tahun 2019 menunjukkan bahwa hampir 70% dari responden mengaku mengeluarkan lebih banyak uang selama Ramadan dan sekitar 44% dari responden membeli barang yang tidak diperlukan. Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktariyani dan Fatoni (2020) mengungkapkan bahwa perilaku konsumtif masyarakat selama Ramadan dipengaruhi oleh faktor sosial dan psikologis. Faktor sosial meliputi pengaruh lingkungan, keluarga, dan teman sebaya, sedangkan faktor psikologis meliputi motivasi, kepuasan, dan emosi. Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih tinggi cenderung lebih konsumtif selama Ramadan.

 

Baca Juga: Hemat Pangkal Kaya, Konsumtif Pangkal?

 

Untuk mengatasi perilaku konsumtif selama hari besar keagamaan, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

Pertama, sebaiknya membuat rencana pengeluaran yang jelas dan terukur, terutama dalam mengatur keperluan untuk makan. Dengan menyusun rencana pengeluaran yang baik, dapat membantu menghindari perilaku konsumtif yang merugikan kantong sendiri.

Kedua, sebaiknya menghindari godaan diskon dan promosi, serta mempertimbangkan kembali apakah barang yang ingin dibeli benar-benar diperlukan atau tidak. Terakhir, bersyukur atas apa yang telah diberikan dan berusaha untuk menahan diri dari hal-hal yang kurang penting.

Harus diingat kembali bahwa tidak hanya faktor-faktor eksternal seperti penawaran diskon dan promosi, tetapi faktor internal seperti keinginan untuk bersosialisasi dan memenuhi kebutuhan emosional juga dapat memicu perilaku konsumtif. Sebagai individu yang bertanggung jawab, kita dapat mengadopsi konsumsi yang cerdas dengan mempertimbangkan kembali kebutuhan sebenarnya sebelum melakukan pembelian.

 

Baca Juga: Tips Menekan Pengeluaran di Natal dan Akhir Tahun

 

Jika Anda masih belum bisa mengelola keuangan dengan bijak, mungkin Anda perlu merenungkan ayat ini sebagai motivasi untuk mengatasi perilaku konsumtif.  Amsal 21: 20, "Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya."

Halaman :
1

Ikuti Kami