Membuat Persembahan Seperti Abraham: Dari Lingkungan Lokalisasi Menjadi Pelayan Tuhan

True Story / 26 March 2023

Kalangan Sendiri

Membuat Persembahan Seperti Abraham: Dari Lingkungan Lokalisasi Menjadi Pelayan Tuhan

Aprita L Ekanaru Official Writer
2392

Lahir dalam keluarga yang sederhana di daerah Tegal Rejo, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rosana Ega Yuliana (22 tahun) harus menjalani hidup yang tidak mudah. Ia tumbuh besar di lingkungan lokalisasi. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil, dan untuk menghidupi keluarganya, ibunya memutuskan untuk menjadi seorang wanita malam. 

Meski tumbuh besar di lingkungan yang tidak mudah, Ega selalu dijaga oleh ibunya. Ibu Ega membuat peraturan ketat bahwa mereka harus berada di rumah pada pukul 18.00 WIB dan tidak boleh bermain kemana-mana. Ini membuat Ega merasa lebih aman dan terjaga.

 

BACA JUGA: Menghadapi Tantangan Mendidik Anak yang Tumbuh di Lingkungan Kurang Baik

 

Ketika Ega memasuki masa remaja di SMP, ibunya semakin ketat menjaga dirinya. Meski begitu, ketika ada tawaran beasiswa untuk bersekolah di Semarang, ibunya mengizinkannya karena ia tidak ingin Ega terpengaruh dengan buruknya lingkungan tempat tinggal mereka. Ega akhirnya belajar bahwa itu semua demi kebaikannya. Ia pun lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di rumah.

Saat bersekolah di SMP, Ega bertemu dengan Bu Naning dan Pak Gatot, para pelayan Tuhan yang mengadakan les dan menonton film Superbook bersama anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Meski pada awalnya hanya iseng, Ega dan adiknya akhirnya tertarik dan ikut belajar bersama mereka. Mereka belajar membuat kerajinan tangan seperti bingkai foto, tempat pensi dan masih banyak yang lainnya. Lebih seru lagi, mereka juga memasak bersama membuat aneka kue, serta menonton film Superbook yang memberikan pesan rohani yang banyak mengubah kehidupannya.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA >>

 

Salah satu film Superbook yang paling memberkati Ega adalah kisah Abraham yang rela mempersembahkan anaknya kepada Allah. Ega belajar dari iman Abraham yang sungguh-sungguh kepada Tuhan dan rela memberikan yang paling berharga dalam hidupnya kepada-Nya. Dari kisah itu, Ega merasa terpanggil untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan dengan menyerahkan segenap hidupnya untuk menjadi pelayan sepenuh waktu bagi-Nya.

 

BACA JUGA: Pertobatan Allea Pulihkan Seluruh Keluarganya

 

Seiring berjalannya waktu, panggilan itu semakin kuat dan didorong oleh Bu Naning dan Pak Gatot. Ega mulai membantu melayani dengan menjadi mentor di School of Life (SOL) dan membantu anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya dalam mengerjakan tugas sekolah mereka. Akhirnya, setelah lulus SMA, Ega memutuskan untuk masuk Sekolah Tinggi Teologia dan menjadi seorang pelayan Tuhan.

Keputusan ini didukung oleh ibunya, Bu Naning, dan Pak Gatot. Ega yakin bahwa keputusannya untuk menjadi pelayan Tuhan adalah hasil dari doa dan pertanyaannya kepada Tuhan. Seperti Abraham yang mengasihi Allah dan mempersembahkan anaknya, Ega juga ingin mempersembahkan masa mudanya yang berharga karena ia mengasihi Tuhan. Ega percaya bahwa Tuhan yang mengutus, Tuhanlah yang akan menyertai. Terpujilah nama Tuhan!

 

DONASI SEKARANG

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami