Korsel dan Jepang Alami Penurunan Tingkat Kelahiran, Bagaimana Orang Kristen Memandangnya?
Sumber: data.worldbank.org

News / 7 March 2023

Kalangan Sendiri

Korsel dan Jepang Alami Penurunan Tingkat Kelahiran, Bagaimana Orang Kristen Memandangnya?

Bella Tiurma Official Writer
1175

Korea Selatan dan Jepang alami penurunan tingkat kelahiran setelah data baru mengungkapkan rendahnya tingkat kelahiran yang terjadi di kedua negara tersebut. Data menunjukkan bahwa setiap tahun dua negara ini selalu mengalami penurunan tingkat kelahiran. 

Sejak tahun 1970 Korea Selatan sudah menjadi negara terendah pada aspek tingkat kelahiran. Di tahun 2018, negara ini mengalami penurunan yang sangat drastis hingga mencapai di bawah angka satu untuk pertama kalinya yaitu 0,98 dan terus menurun tiap tahunnya. Sedangkan Jepang mengalami hal yang serupa. Pada tahun 2022 lalu, tingkat kelahiran negara ini menyentuh angka 599.636 atau mengalami penurunan yang siginifikan sebesar 4,9%. 

Tingkat kelahiran yang lebih rendah dibanding tingkat kematian yang ada juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan Korea Selatan dan Jepang alami krisis populasi. Faktor lain yang menjadi penyebab krisis populasi ini adalah pilihan dari pasangan-pasangan muda saat ini yang lebih memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree. 

Dilansir oleh Yonhap News, menurut statistik Korea, tingkat kesuburan di negeri ginseng ini pada tahun 2022 turun sebesar 0.03 dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 0.81. Sehingga menurut para ahli, untuk menjaga populasi agar tetap stabil harus menaikan angka kelahiran setidaknya 2,1 dari total fertility rate atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan. 

Yonhap News juga mengungkapkan jika melihat dari data negara-negara yang tergabung pada Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Korea Selatan menjadi negara yang memiliki tingkat kelahiran yang rendah sejak 2013. Lalu pada tahun 2020, negara ini menjadi negara satu-satunya yang memiliki angka kelahiran yang mencapai 0,8. Sementara di tahun 2022, jumlah kelahirannya kurang dari separuh rata-rata angka fertilitas total OECD sebesar 1.59. 

Di lain sisi, selama 14 tahun terakhir ini, Jepang mengalami penurunan yang semula dari 125 juta jiwa dan terus menurun setiap tahunnya. Sehingga jika diproyeksikan oleh para ahli di Jepang pada tahun 2060 angka kelahiran di Jepang akan menyusut hingga 866.7 juta jiwa. 

Populasi Jepang menurun selama kurang lebih satu dekade dan pada tahun 2022 adalah tahun puncak Jepang mengalami penurunan yang drastis dan memecahkan rekor terendah tingkat kelahiran dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2021. Selain karena pilihan para pasangan muda saat ini yang memilih untuk childfree, Jepang merupakan negara dengan biaya hidup yang tinggi. Sementara upah yang didapatkan masyarakat terbilang rendah. 

Jika tingkat kelahiran setiap tahun semakin menurun, termasuk dengan munculnya beragam faktor seperti tingkat ekonomi yang tinggi dan keputusan tidak punya anak atau childfree, apakah kondisi ini akan menjadi ancaman bagi dunia?

Baca Juga : Sadarkah Anda Fenomena Baru yang Muncul Belakangan Ini? Ini Tiga Diantaranya...

Mari kembali kepada hakikat penciptaan manusia. Pada saat Allah menciptakan Adam dan Hawa. Tuhan berfirman agar manusia beranak cucu dan bertambah banyak dan memenuhi bumi. Namun perubahan zaman dan tuntutan kehidupan terus bergulir membuat manusia mengambil pilihan yang paling mungkin dalam hidupnya. Apakah itu salah? Tentu saja Tuhan memberi semua orang kehendak bebas. Namun bagaimana seharusnya kita menandang fenomena penurunan rasio fertility yang sudah dimulai ini menurut kaca mata Alkitab?  

Firman Tuhan mengingatkan kita akan tujuan menusia diciptakan. Anak menjadi generasi penerus yang melanjutkan tongkat estafet iman kita. Jika generasi punah, kehidupan kita akan berhenti. Dunia ini akan berhenti. Benarkah Tuhan menghendaki dunia berakhir dengan cara ini?  

 

Berikut beberapa pengingat bahwa generasi anak itu penting.  

 

1. Anak adalah berkat 

 

Allah menyatakan dengan tegas bahwa anak adalah berkat. Anak-anak merupakan karunia Tuhan, suatu berkat yang diberikan Tuhan kepada kita seperti yang tertulis di dalam Mazmur 127 : 3 bahwa setiap anak adalah milik pusaka Tuhan dan upah bagi kita. 

 

2. Sumber berkat bagi orang tua 

 

Dalam Ulangan 28 : 4, 11, Allah akan memberkati dan melimpahkan kebaikan di dalam kandungan, dimana setiap orang tua akan memperoleh sumber berkat yang akan diterima dari anak yang dikandungnya dengan penuh cinta dan kasih. 

 

Sama seperti anak adalah anugerah Tuhan, menjadi orang tua juga adalah kesempatan besar yang Tuhan berikan bagi sebagian orang. Karena ada juga pasangan menikah yang tidak diberikan kesempatan untuk memiliki anak. Kita tak perlu takut untuk menghadapi tantangan apapun yang ada di depan, karena Tuhan akan membuka pintu berkat jika kita benar-benar mau meminta-Nya.  

Apakah Anda bisa membayangkan jika Indonesia juga akan mengikuti jejak negara-negara yang tak lagi menganggap generasi anak penting? Anda bisa memberikan pandangan di kolom komentar di bawah. 

 

 

Sumber: gotquestion.org/datacommons.org/data.worldbank.org 

Tag/keyword: tingkat kelahiran; anak; childfree 

Halaman :
1

Ikuti Kami