Menyatakan Kasih Tuhan di Tengah Perbedaan
Kalangan Sendiri

Menyatakan Kasih Tuhan di Tengah Perbedaan

Liana M. Tapalahwene Contributor
      2573

Matius 22:37-38

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 44; Kisah Para Rasul 16; Keluaran 37-38

Di dalam Matius 22: 37-38 dikatakan, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” Ayat ini mengajak kita untuk mengenal lebih dalam mengenai hukum kasih.

Hukum kasih yang terutama adalah mengasihi Tuhan, Allah kita, dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita. Dan hukum kedua, yang tidak kalah pentingnya, adalah mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Kedua hukum ini sangat menentukan kehidupan kita sehari-hari dan menjadi dasar bagi hidup orang benar.

Kasih adalah penghubung yang menyatukan perbedaan, mempersatukan dan menyempurnakan hidup kita. Dalam Kolose 3:14-15, firman Tuhan menegaskan bahwa hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita dan kita harus bersyukur atas panggilan kita untuk menjadi satu tubuh dalam kasih.

Memang, hidup dalam kasih tidaklah mudah, terlebih di tengah perbedaan dan tantangan yang ada. Namun, jika kita mengutamakan Yesus dalam hidup kita, kita akan yakin bahwa kasih Tuhan bukanlah sekedar perkataan atau teori semata, melainkan lebih kepada sikap dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita merasa hidup kita belum mencerminkan kasih Tuhan, jangan menyerah. Ambillah waktu dalam doa dan meminta tuntunan Roh Kudus untuk memberikan pencerahan akan hidup yang berguna. Bangunlah komitmen untuk melakukannya dan teruskan melakukan perubahan hingga terang kasih Tuhan terpancar nyata melalui hidup kita.

Marilah kita bersyukur atas panggilan kita untuk hidup dalam kasih dan membagikan kasih Tuhan kepada sesama. Tuhan Yesus memberkati.

 

Ikuti Kami