Jangan Tunggu Anak Jadi Korban! Ini 5 Cara Antisipasi Hindarkan Anak Dari Bullying
Sumber: canva.com

Parenting / 21 February 2024

Kalangan Sendiri

Jangan Tunggu Anak Jadi Korban! Ini 5 Cara Antisipasi Hindarkan Anak Dari Bullying

Claudia Jessica Official Writer
2009

Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat diramaikan dengan kasus seorang remaja yang mengklaim brand Charles & Keith adalah sebuah brand mewah yang kemudian dicibir oleh warga net.

Perundungan tersebut terjadi berawal dari seorang remaja bernama Zoe Gabriel mengunggah sebuah video di TikTok dengan akun Zohtaco­. Ia memperlihatkan hadiah mewah yang didapatkan dari ayahnya, kado tersebut adalah sebuah tas hitam bermerk Charles & Keith.

My first luxury bag. Thank you dad (Tas mewah pertamaku. Terima kasih ayah),” tulis Zohtaco.

Sayangnya, unggahan tersebut justru membuat Zoeh mendapat perundungan dari warganet karena tidak setuju jika Charles & Keith dikategorikan sebagai luxury brand.

Perundungan lainnya terjadi pada awal bulan ini. Sebuah video yang diunggah oleh pengguna twitter dengan nama @zoelfick memperlihatkan seorang anak SMP dipukul oleh temannya yang lain.

 

BACA JUGA: Anak Jadi Pelaku Bully, Haruskah Orang Tua Berikan Disiplin atau Hukuman?

 

Sementara itu, beberapa orang lainnya terlihat berdiam diri memperhatikan perundungan itu, dan beberapa orang lainnya merekam tindakan kekerasan ini sambil memprovokasi orang yang memukul gadis dengan jaket abu-abu. Tidak ada satu pun orang yang membantu untuk memisahkan keduanya.

Dari dua kasus ini, kita bisa melihat bahwa perundungan atau pembullyan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, bahkan kepada siapa saja. Seperti dua kasus di atas, Gabriel mengalami perundungan secara verbal di dunia maya dan siswa SMP mengalami perundungan dengan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh temannya.

Kasus-kasus kekerasan seperti ini tidak selalu terjadi akibat kesalahan sekolah, karena bagaimanapun juga, anak-anak cenderung belajar dari apa yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya, seperti ayah dan ibunya.

Mental dan karakter anak adalah kewajiban orang tua untuk membuat anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik.

1. Ajarkan anak bersikap asertif

Bersikap asertif adalah cara untuk berbicara dan bertindak secara efektif dan efisien sambil mempertahankan hak-hak diri sendiri dan orang lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dapat menyampaikan pendapat, perasaan, dan kebutuhan mereka dengan jelas dan tanpa menyakiti orang lain.

Contoh dari bersikap asertif adalah saat seseorang menolak permintaan yang tidak realistis dari orang lain dengan cara yang sopan dan tanpa menyalahkan orang lain. Atau saat seseorang menyampaikan kekecewaan mereka dengan cara yang jelas dan tanpa menyerang orang lain. Sikap ini mampu membantu anak untuk menyampaikan keberatannya ketika ada teman yang menunjukkan perkataan atau perlakuan yang mengarah pada perundungan.

2. Memberikan anak cara untuk mengatasi tekanan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak mengatasi tekanan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Mulai dari memberikan dukungan emosional, cara berpikir positif hingga mencari solusi dari masalah yang dihadapi, mengajarkan cara mengatasi konflik, menyelesaikan masalah dengan cara yang baik, mengejar hobi atau kegiatan yang disukai untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan kepuasan, melatih anak berkomunikasi dengan baik, melatih anak mengekspresikan perasaan mereka dengan jelas dan masih banyak lagi.

Hal ini akan menurunkan risiko bullying karena anak yang memiliki rasa percaya diri yang baik sekaligus mampu mengatasi tekanan, lebih mampu mengatasi situasi bullying.

 

BACA JUGA: Berani Melaporkan Bullying Setelah Belajar dari Yohanes Pembaptis

 

3. Ajari anak-anak tentang bullying

Bagaimana anak-anak tahu bahwa mereka mengalami bullying jika belum paham apa bullying itu sendiri? Ketika anak-anak tahu apa itu bullying, akan lebih mudah bagi mereka untuk mengidentifikasi bullying itu sendiri. Sehingga ketika terjadi bullying, mereka dapat mengetahui apa yang harus dilakukan.

4. Berbicara secara terbuka dan sering bersama anak-anak Anda

Semakin sering berbicara tentang bullying dengan anak-anak Anda, mereka akan menjadi semakin nyaman dan terbuka untuk memberi tahu Anda jika mereka mengalami atau melihatnya.

Anda bisa bertanya kepada anak Anda tentang apa yang terjadi di sekolah maupun aktivitas mereka secara online. Tidak hanya menanyakan aktivitas dan kegiatan mereka, Anda juga bisa bertanya tentang perasaan mereka.

5. Menjadi teladan bagi anak-anak Anda

Anak-anak cenderung menirukan apa yang mereka lihat dibanding apa yang mereka dengar. Maka dari itu, jadilah teladan bagi anak-anak Anda dan tunjukkan kepada mereka tentang cara memperlakukan anak-anak lain maupun orang dewasa dengan baik, rasa hormat, dan cobalah membela orang lain ketika mereka tidak diperlakukan dengan baik.

Demikian juga tentang bertutur kata. Perhatikanlah perkataan dan komentar yang Anda lontarkan kepada orang lain, termasuk cara berperilaku.

 

BACA JUGA: Dibully Sejak Sejak TK, Cindy Gulla Bagikan Tips Anti Bullying!

 

Ketika anak-anak memahami bullying, mereka akan tahu apabila menemukan pelaku atau korban yang menjadi sasaran dari bullying, mereka akan menyadari bahkan menghentikan tindakan tersebut. Sebagai orang tua, Anda akan mengetahui tindakan bullying yang terjadi secepat mungkin dan melaporkannya kepada pihak yang berwenang.

Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami