Menanti dan Menunggu, Janji-Nya Sungguh Terbukti
Kalangan Sendiri

Menanti dan Menunggu, Janji-Nya Sungguh Terbukti

Liana M. Tapalahwene Contributor
      2404

2 Petrus 3:9

“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 88; Lukas 9; Yeremia 23-24

Seandainya saya adalah anak dari seorang sultan, betapa nikmatnya hidup. Semua yang saya mau, pasti tersedia. Pernahkah Anda juga berpikiran hal yang sama? Secara manusiawi, rasa dan keinginan untuk menikmati berkat, kasih dan penerimaan itu pastinya ada ya.

Memang hidup kita ini bukan hanya tentang kemewahan, keindahan dan semua yang bersifat kenikmatan tubuh jasmani belaka. Karena firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus mencari agar kita bisa mendapat, kita harus mengetuk agar pintu dibukakan bagi kita. Yang artinya diperlukan usaha dan tindakan untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan hati kita.

Hari ini saya mengajak sahabat untuk melihat mengenai posisi dan keberadaan Allah, yakni keunggulan dan keabadian-Nya di atas keterbatasan dari ruang dan waktu. Itulah yang menjadi dasar kita untuk menantikan kedatangan-Nya kembali.

Saat ini, kita berada pada masa pengembaraan di dunia. Situasi dan kondisi yang semakin hari terasa mencekik leher, apalagi krisis mulai melanda. Di tengah situasi dan kondisi seperti ini, ada selentingan seperti ini “orang Papua mah bebas”, tidak akan terpengaruh dengan kenaikan harga-harga yang terjadi. Bagi saya yang notabene lahir dan besar di Jayapura – Papua, saya mengaminkan selentingan ini. Bukan karena kelebihan yang ada pada saya, namun karena kekuatan kepercayaan saya akan pemeliharaan Bapa yang sempurna.

Dalam bagian lain di Alkitab disebutkan – Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” (Roma 10: 10-11)

Firman Tuhan ini menegaskan bahwa Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, iman kepercayaan kita yang memampukan kita untuk menjalani, melewati dan menikmati sepanjang perjalanan hidup kita. Meski dipenuhi dengan duri serta kerikil tajam, namun perlengkapan kasih karunia-Nya membawa sukacita kedamaian dalam hidup kita.

Hari ini, tetaplah menanti dengan sukacita bahwa janji Tuhan adalah janji yang murni sebagaimana kitab Mazmur 18:31 mencatat - “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.”

 

Semangat menjalani hari-hari penuh sukacita dan damai sejahtera di dalam pemeliharaan Bapa yang sempurna. Tuhan Yesus memberkati.

Ikuti Kami