Kemenkes Upayakan Kesiapan Vaksin Inovac untuk Booster

News / 7 November 2022

Kalangan Sendiri

Kemenkes Upayakan Kesiapan Vaksin Inovac untuk Booster

Aprita L Ekanaru Official Writer
2235

Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya vaksin Merah Putih/vaksin Inavac resmi mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Meskipun telah mendapatkan izin dari BPOM, vaksin Inavac belum siap untuk didistribusikan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mengusahakan kesiapan vaksin tersebut agar bisa digunakan dalam program vaksinasi booster.

Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan bahwa saat ini vaksin Inavac sedang berusaha mendapatkan persetujuan dari Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Nantinya, persiapan produksi vaksin Inavac akan dilakukan dengan proses mendapatkan izin ITAGI.

Saat ini Kemenkes juga mengusahakan pengendalian kenaikan angka Covid-19 pasca masuknya varian XBB dan XBC di Indonesia. Nadia juga menambahkan, Kemenkes berupaya mendorong warga untuk melakukan vaksinasi booster meski pandemi Covid-19 sudah beralih status menjadi endemi.

“Tetap edukasi dan terus mengingatkan masyarakat beberapa vaksin booster masih tetap menjadi syarat melakukan aktivitas di tengah ruang publik,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala BPOM Penny K. Lukito menyampaikan bahwa efek samping yang dilaporkan dari pemberian vaksin Inavac bertaraf ringan hingga sedang, sama seperti atau sebanding dengan vaksin CoronaVac. Hal ini diketahui setelah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat, keamanan, dan mutu yang mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 serta evaluasi terhadap pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->>

"Secara keseluruhan efek samping dilaporkan memiliki derajat ringan hingga sedang, relatif sebanding dengan CoronaVac dengan efek samping yang paling sering terjadi berupa nyeri lokal, demam, nyeri otot, sakit kepala," kata Penny saat konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (4/11).

Penny juga mengatakan, tidak ada kematian dan adverse special events yang dilaporkan. Selanjutnya, ia juga mengatakan vaksin Inavac menstimulasi tubuh terhadap virus Sars Cov-2 untuk pencegahan Covid-19 pada usia 18 tahun ke atas, akan diberikan dalam 2 dosis suntikan dengan interval 28 hari sebagai vaksinasi primer.

Vaksin Inavac merupakan besutan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berkolaborasi dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Dimana Universitas Airlangga mengembangkan vaksin, dan PT Biotis sebagai pelaku usaha yang melakukan produksi skala massal.

Sementara pemerintah, yaitu BPOM, Kemenkes, dan BRIN akan mendukung pengembangan vaksin Inavac melalui pendampingan selama proses pengembangannya.

"Mudah-mudahan ke depan proses produksi akan berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan akan selalu kami kawal tentunya dikaitkan dengan mutunya, keamanan, dan khasiat yang sudah dibuktikan dalam uji klinik," ucap Penny.

Sumber : Kompas.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami