Kasih Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Apa Maksudnya?
Sumber: iDiscipline

Kata Alkitab / 4 October 2022

Kalangan Sendiri

Kasih Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Apa Maksudnya?

Lori Official Writer
5235

Dalam hidup, kita pasti pernah merasa tersinggung karena sikap orang lain. Mereka melakukan kesalahan. Sebagai orang Kristen yang tahu kebenaran firman Tuhan, kita mulai bingung apakah Anda harus mengampuni atau menyimpan sendiri perasaan marah tersebut.

Jika Anda pernah berada di tengah situasi ini, Anda tidak sendirian. Tetapi bagaimana pun kita diingatkan untuk hidup di dalam kasih dan kasih tidak menutupi kesalahan orang lain. Jadi Anda tahu apa yang harus Anda lakukan bukan?

 

Makna Kasih

“Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain.” Kalimat ini disampaikan Paulus dalam 1 Korintus 13: 5. Pengertian lengkapnya bisa kita baca di ayat 4-5. 

Di sana kita bisa menemukan pengertian kasih yang sangat jelas. 

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.”

Kita mungkin sudah sering mendengar ayat ini. Tapi mari menggali apa maksud Paulus tentang kasih itu sendiri.

Awalnya ayat ini ditulis dalam bahasa Yunani kuno. Di dalam bahasa Yunani, kata kasih bisa terdiri dari berbagai istilah. Misalnya, storge (kasih untuk keluarga), Philoe (kasih untuk teman dekat), Eros (kasih romantis antara suami istri atau pasangan kekasih). Namun ada satu kasih yang jauh melampaui ketiga kasih tersebut yaitu agape (kasih tanpa syarat).

Seorang penulis bernama Alyssa Roat mengartikan kasih agape dengan sangat tepat, seperti yang dimaksudkan oleh Paulus. 

Katanya, “Kasih agape bisa diartikan sebagai amal. Namun, kita sering menganggap amal di masa ini sebagai memberikan uang atau barang, yang tidak mencakup semua hal tentang kasih agape. Kasih agape tidak mementingkan diri sendiri dan memiliki kepedulian besar terhadap kebaikan orang lain. Kasih agape tidak lahir hanya dari emosi, perasaan, keakraban atau ketertarikan, tetapi dari kehendak dan pilihan. Kasih agape membutuhkan kesetiaan, komitmen dan pengorbanan tanpa mengharapkan imbalan.”

Jadi, bisa dikatakan bahwa ketika mengasihi orang lain kita tidak akan pernah menyimpan kesalahannya. Ini adalah pilihan yang diberikan kepada kita sebagai orang percaya. Keputusan ini berlaku untuk semua jenis hubungan yang kita bangun.

 

Apakah tidak menyimpan kesalahan berarti harus mengampuni?

Apakah hal ini berlaku untuk seseorang yang terus menerus melakukan kesalahan?  Untungnya Alkitab juga menegaskan hal ini melalui percakapan antara Petrus dan Yesus.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18: 21-22)

Yesus tidak meminta supaya kita mengampuni 490 kali kemudian kita tidak lagi melakukannya. Tetapi Yesus menegaskan bahwa pengampunan tidak memandang batas. Dia meminta kita melakukannya karena Dia sudah lebih dulu melakukannya atas kita.

Daud mengungkapkan karakter pengampunan Tuhan ini melalui Mazmur 103: 10, “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita…”

Kita pun perlu melakukan hal serupa kepada orang yang bersalah kepada kita.

Berikut ayat yang bisa mengingatkan kita untuk kerap mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

“Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (Yesaya 43: 25)

“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4: 32)

Mari mengambil contoh di dalam pernikahan. Ketika Anda menikah, pasangan pastinya akan menjadi orang yang paling dekat dengan Anda. Kedekatan ini pastinya akan membuka peluang menyebabkan banyak gesekan. 

Di sinilah pengampunan dalam pernikahan berlaku. Pengampunan harus menjadi sesuatu yang mudah dilakukan kepada pasangan. Tanpa hal itu, pernikahan Anda hanya akan berakhir di dalam kepahitan.

Mengampuni bukan berarti melupakan kesalahan orang lain. Tetapi mengampuni merupakan pilihan untuk membebaskan Anda dari rasa sakit dan luka. Bahkan ketika Anda mengingat kesalahan itu, Anda tidak lagi merasakan apa-apa. 

Sebaliknya, jika Anda masih menyimpan kesalahan tersebut dan terus menerus mengungkit kesalahan pasangan Anda, Anda belum benar-benar mengampuni dia karena Anda masih menyimpannya di dalam hati Anda.

Sama seperti mengasihi adalah pilihan, mengampuni juga adalah pilihan. Bahkan tidak mengampuni juga adalah pilihan. Hari ini, jika Anda masih mengungkit kesalahan masa lalu pasangan, Anda sedang membawa pernikahan Anda ke ambang kehancuran. Bagaimanapun Anda harus memilih mengasihi daripada menolak untuk mengampuni. Jika Anda memilih mengasihi maka pasangan Anda akan jauh lebih baik dan begitu juga dengan pernikahan Anda.

Sumber : Bible Study Tools
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami