Ketika Umat Pilihan Tuhan Jadi Pengabdi Setan
Sumber: Jawaban.com

Fakta Alkitab / 5 September 2022

Kalangan Sendiri

Ketika Umat Pilihan Tuhan Jadi Pengabdi Setan

Lori Official Writer
3044

Meskipun Israel memiliki makna Bangsa atau Umat Pilihan Tuhan, tetapi sejarah perjalanan bangsa ini tak selalu sejalan dengan Kehendak Tuhan. Perintah Tuhan kepada Israel untuk menyembah satu-satunya Tuhan atau Yahweh tak selalu mereka patuhi. Bangsa Israel terlalu mudah tergoda oleh kehidupan bangsa-bangsa kafir di sekelilingnya. Dalam hal kepercayaan, bangsa-bangsa itu masih menjadi pengabdi setan.

Godaan manusia untuk tidak setia menyembah Tuhan, sebenarnya sudah terjadi sejak Adam dan Hawa. Tuhan mempersilahkan Adam dan Hawa memakan semua buah dari berbagai pohon yang tumbuh di Taman Eden, kecuali buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Tetapi bujukan Ular Tua atau Setan membuat Adam dan Hawa melanggar peraturan Tuhan. Padahal salah satu hal penting dalam penyembahan kepada Tuhan adalah ketaatan.

Beberapa ahli Alkitab menafsirkan bahwa dalam pendirian Menara Babel, ada indikasi bahwa manusia ingin mengalihkan fokus penyembahan mereka kepada Tuhan ganti kepada penyembahan ilah lain. 

 

Baca Juga: Ini Motif Pembunuhan Orang Hewi Oleh Anak-anak Yakub

 

Babel adalah kota yang diririkan oleh Nimrod. Dia memiliki julukan sebagai, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan TUHAN (Kejadian 10:9). Nimrod memiliki garis keturuan dari Yafet, salah satu dari ke-3 anak Nuh. Gagasannya mendirikan menara yang menjulang tinggi hingga menyentuh langit digagalkan oleh Tuhan.

Abraham, bapa orang beriman, ternyata juga memiliki keluarga dengan latar belakang penyembah berhala. Ahli arkeologi menemukan bukti-bukti bahwa dewa pelindung masyarakat kuno di Kota Ur adalah Dewa Sin (Dewa Bulan). Kota Ur adalah tempat di mana Terah, ayah Abraham tinggal. Sehingga karena tinggal di lingkungan penyembahan berhala, mala keluarga Abraham juga turut mengabdi pada kuasa gelap. 

Temuan para arkeolog itu memperkuat Firman Tuhan melalui Yosua pada bangsa Israel: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain" (Yosua 24:2). Tetapi sejarah membuktikan bahwa Abraham memperlihatkan iman yang benar kepada Allah. Ia menjadi Pengabdi Tuhan Sejati.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Begitu Bangsa Israel berhasil mencapai Tanah Perjanjian, maka Yosua memberikan pidato yang menekankan bahwa Bangsa Israel hanya beribadah kepada Tuhan saja(Yosua 24:14). Tapi begitu Yosua dan sebagian besar generasi pertama meninggal dunia, maka Bangsa Israel mulai merubah setia. Mereka meninggalkan Tuhan dan menjadi pengabdi setan seperti bangsa-bangsa tetangganya. Oleh karena itu, Tuhan memanggil hakim-hakim untuk menyelamatkan Israel. Gideon, salah satu hakim yang ditugaskan oleh Tuhan menghadapi kenyataan bahwa ayah sendiri juga melakukan praktek penyembahan berhala (Hakim2 6:25). 

Lain lagi dengan Simson. Hakim satu ini malah nyaris gagal dalam tugasnya karena terpikat kecantikan Delila, gadis Filistin. Simson tetap menjadi hakim Tuhan tapi terlalu fokus pada wanita. Hal ini dimanfaatkan orang Filistin untuk mengetahui rahasia kekuatan Simson melalui bujuk rayu Delila. Puji Tuhan! Sebagaimana Gideon, Simson juga berhasil menyelesaikan tugas menghancurkan bangsa-bangsa pengabdi setan akhirnya (Hakim-hakim 16:30).

 

Baca Juga: Pelecehan Seksual Berujung Pembunuhan

 

Raja-raja Israel juga tak luput dari kesalahan soal fokus penyembahan. Raja Ahab, pemimpin wilayah utara (Israel) mengambil Izebel sebagai permaisuri. Putri Raja Sidon ini masih memegang kepercayaan dan tradisinya ketika pindah ke Israel.

Dalam soal ibadah, ia membuat mezbah untuk Baal dan kuil Baal di Samaria. Sehingga Raja Ahab pun turut menjadi pengabdi Baal. Sementara di wilayah selatan, atau Yehuda, Raja Salomo juga terlibat dalam penyembahan Asytoret, dewi orang Sidon, dan Milkom, dewa kenajisan orang Amon. Dewa-dewwi itu adalah ilah-ilah sesembahan sebagian dari istri-istri Salomo. Dalam hal kesetiaan pada Tuhan, Salomo tidak seperti Daud, ayahnya (1 Raja2 11:5).

Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus cukup sering menyampaikan pengajaran soal penyembahan berhala.

Hal ini berarti pada jaman itu, praktek-praktek pengabdian terhadap setan masih terjadi. Dalam hal ini rasul Paulus menekankan bahwa Tuhan tidak bisa disamakan dengan wujud-wujud buatan tangan manusia apapun sehingga manusia menyembahnya (Kisah 17:29-31). 

Di Athena, Rasul Paulus sangat sedih melihat bahwa kota itu penuh dengan berhala, dan di Areopagus (tempat menyampaikan dengar pendapat atau pengadilan), ia menyampaikan bahwa Allah Israel adalah pencipta segala sesuatu, unik, dan tidak diwakili oleh berhala apapun. Di Efesus, Rasul Paulus menjadi korban amukan para perajin perak yang biasa membuat patung-patung berhala. 

Karena kotbah Paulus mendapat tanggapan positif dari warga Efesus yang mayoritas dalah penyembah berhala. Jadi sejak jaman perjanjian lama, Tuhan menghendaki diriNYA adalah prioritas. Firman Tuhan “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:3), berada pada urutan pertama dari 10 Hukum Tuhan. Oleh karena itu menduakan atau berpaling dari Tuhan bukanlah pilihan.

 

Mungkin ada di antara Anda masih bergumul hal-hal berkaitan penyembahan berhala. Segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, juga bisa disebut penyembahan berhala.

Tuhan menghendaki Anda melepaskannya. Jika Anda butuh dukungan doa, hubungi Layanan Doa & Konseling SAHABAT24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini: https://bit.ly/InginDidoakan

 

Sumber : Jawaban Channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami