Kisah Alkitab Ini Ungkap Peristiwa Saat Atasan Lenyapkan Bawahan
Sumber: detik.com

Kata Alkitab / 14 August 2022

Kalangan Sendiri

Kisah Alkitab Ini Ungkap Peristiwa Saat Atasan Lenyapkan Bawahan

Lori Official Writer
3208

Di dalam 2 Samuel 11: 15 ditulisnya demikian, “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.”

Kasus raja Daud yang tega merekayasa pembunuhan Uria mungkin bisa menjadi titik terang.  Mengapa ada seorang penguasa yang tega menghabisi nyawa bawahan yang loyal kepadanya.  Mengapa ada orang yang katanya ‘dekat dengan Tuhan’, tetapi tega membunuh orang yang tidak bersalah? Jawabannya ada di dalam kitab Yakobus 4. 

“Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?  Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” (Yakobus 4: 1-2)

Menurut Pendeta Rick Warren, ada empat hal yang bisa membuat orang nekad melakukan hal hal yang bisa merusak hubungan dan menghancurkan pernikahan, bahkan menghancurkan hidup orang lain.

 

Baca Juga: Tuhan Mau Bunuh Musa! Benarkah?

 

Yang pertama adalah “Selfishness” atau mementingkan diri sendiri. Dimana ada ‘ego’ yang ditonjolkan di sana pasti akan ada pertengkaran. Ini benar dalam pelayanan, pernikahan atau pekerjaan. Melihat Batsyeba mandi, ego raja Daud langsung bermain. Ia tidak peduli bahwa wanita itu sudah punya suami. Dengan memainkan kekuasaan dia bisa meniduri Batsyeba sampi akhirnya hamil. Perzinahanpun terjadi.

Faktor kedua yang terbukti bisa membuat orang kalap dan tidak peduli dengan nyawa atau kesejahteraan orang lain adalah ‘Pride’. Kesombongan Daud sebagai penguasa membuatnya melakukan apa saja. Atas nama ‘kesombongan’ dia bisa berbuat apa saja. Itulah sebabnya kesombongan terbukti menjadi awal kehancuran. Karena itu Allah membenci orang sombong. Mengapa? Orang sombong sering menghalalkan segala macam cara. Kesombongan bisa membelokan atau memutarbalikkan kebenaran. Waspadai kesombongan dalam diri kita.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Ketiga adalah ‘insecurity’ atau rasa tidak aman. Daud tidak ingin masalah perzinahannya diketahui oleh suami Batsyeba. Ia tidak ingin kasusnya viral di facebook atau media sosial. Malu kalau kehamilan Batsyeba menjadi Trending Topic atau Headline News. Maka dia langsung membuat rekayasa supaya Uria pulang dari medan perang dan tidur dengan istrinya, demi menutupi ‘kasus kehamilan’. Tetapi Uria tidak bersedia tidur dengan istrinya. maka Daud membuat rekayasa baru dengan menempatkan Uria di garis depan medan perang supaya terbunuh. Daud berpikir bahwa kematian Uria akan ‘mengamankan’ perzinahannya. Tetapi Daud lupa bahwa mata Tuhan melihat semua yang telah dia lakukan. 

Faktor keempat yang membuat orang tega melenyapkan nyawa orang lain adalah sakit hati atau ‘resentmen’. Hal ini dilakukan oleh anak Daud yang bernama Absalom. Demi melampiaskan sakit hatinya, Absalom tega membunuh saudara tirirnya yang bernama Amnon. Mengapa? Absalom sakit hati karena Amnon telah menodai adik kandung Absalom yang bernama Tamar. Kisah macam begini banyak terjadi dalam kehidupan sehari hari. Dari mana Absalom belajar membunuh? Mungkin dari ayahnya…

 

Baca Juga: Kata Alkitab Soal Jangan Membunuh, Ini Penjelasannya…

 

Lalu apa pelajaran yang bisa kita petik dari semua ini? Firman Allah sudah jelas dan gamblang. Mengapa orang tega melenyapkan nyawa orang lain? Mengapa ada penguasa dengan sadis menghabisi nyawa bawahan yang loyal kepadanya? Jawababnya ada diantara empat hal ini, Ego, kesombongan, rasa tidak aman dan sakit hati. Bebaskan hatimu dari semua ini sekarang juga. Bertobat dan memohon maaf kepada Tuhan sekarang juga. Tidak ada istilah terlambat untuk bertobat. Menutupi masalah adalah menambah masalah. Keterbukaan adalah awal dari pemulihan.

 

Artikel ini ditulis oleh Paulus Wiratno, kunjungi websitenya di pauluswiratno.com

Sumber : Paulus Wiratno
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami