Kata Alkitab Soal Jangan Membunuh, Ini Penjelasannya…
Sumber: iStock

Kata Alkitab / 9 August 2022

Kalangan Sendiri

Kata Alkitab Soal Jangan Membunuh, Ini Penjelasannya…

Lori Official Writer
7467

Salah satu dari 10 perintah Allah di Perjanjian Lama memerintahkan kita ‘Jangan membunuh’ (Keluaran 20: 13). Namun tetap saja, pertumpahan darah dan kematian tidak terhindarkan di dalam konteks relasi antar manusia.

Sebelum kejatuhan Adam ke dalam dosa, tidak ada sakit penyakit, penderitaan atau kematian, bahkan binatang tidak saling memangsa (Kejadian 1: 29-30). 

Namun dosa telah mendatangkan kematian ke tengah dunia dan pertumpahan darah menjadi bagian dari kehidupan. Itu sebabnya Allah bahkan menyebutkan di dalam Perjanjian Lama bahwa Dia begitu membenci pertumpahan darah. 

“Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.” (Kejadian 9: 6)

 

Pembunuhan di Zaman Modern Saat Ini

Di tengah konteks kehidupan modern saat ini, diskusi tentang pembunuhan begitu kompleks dan mencakup banyak isu. Hingga akhirnya banyak orang Kristen yang mulai bersikap pasif dengan menilai bahwa membunuh orang lain adalah salah.

Orang Kristen lainnya juga sependapat bahwa tindakan pembunuhan itu salah, namun mereka sekaligus berpendapat bahwa membunuh untuk membela diri dalam konteks situasi tertentu maupun di tengah perang itu dibenarkan. Jadi tak heran saat membahas tindakan membunuh, kita justru tidak menemukan kesimpulan yang mutlak.

Jadi daripada berdebat tanpa ujung, mari membahas hal ini dari sudut pandang Alkitab, yang didasarkan kepada nilai kehidupan yang Tuhan tetapkan dan isu-isu terkait pembunuhan. Jadi mari mempelajari Alkitab sesuai dengan persoalan etika, termasuk pembunuhan dalam perang dan konteks lainnya.

 

Membunuh Dalam Alkitab

Dari 10 perintah Allah, kita memang diingatkan untuk tidak membunuh. “Jangan Membunuh.” (Keluaran 20: 13). 

Dalam hal ini ‘membunuh’ yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja atau perencanaan sehingga menyebabkan lenyapnya nyawa orang lain adalah tindakan yang ditentang oleh Tuhan. Sementara pembunuhan yang tidak disengaja bisa diakibatkan oleh kemarahan dan kebencian yang mendalam dan berujung pada tindakan yang mengancam nyawa orang lain (Kejadian 4: 6-7; Matius 5: 21-22; 1 Yohanes 3: 12).

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Kasus pembunuhan pertama yang dituliskan di dalam Alkitab bisa kita lihat dalam Kejadian 4: 5, dimana Kain membunuh saudaranya Habel karena cemburu dan rasa benci. Hal ini memberi kita gambaran bahwa tindakan pembunuhan akan selalu terkait dengan sebab dan akibat, motif maupun niat.

Bagaimanapun membunuh adalah pelanggaran terhadap perintah Tuhan. Karena Dia telah menciptakan semua orang menurut gambar-Nya (Kejadian 1: 27), jadi sebagai pembawa gambar-Nya, kita harus bertindak sesuai dengan karakter Tuhan. 

Namun karena dosa, pertumpahan darah tidak pernah usia di tengah dunia. Untuk itulah Tuhan menjanjikan perdamaian. Dia sendiri yang mendatangkan sumber pendamaian tersebut ke tengah dunia melalui anak-Nya, Yesus Kristus.

“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5: 15)

Apa yang sudah Tuhan tetapkan di dalam Kristus akan tetap untuk selamanya: kasih, damai, persatuan dan persekutuan yang manis. Sementara Tuhan menuntut kita untuk menjauhi dosa seperti membunuh, balas dendam dan melakukan tindakan yang mengancam nyawa orang lain. Karena setiap orang yang melakukannya tidak akan mendapat tempat bersama dengan Kristus di kerajaan surga.

Yesus adalah raja damai (Yesaya 9: 6) dan barang siapa yang mengikut Dia harus menjadi pembawa damai.

Sumber : Bible Study Tools
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami