Kepahitan Sama Gereja, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Sumber: adobe stock

Kata Alkitab / 28 July 2022

Kalangan Sendiri

Kepahitan Sama Gereja, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Lori Official Writer
8366

Percaya atau gak, banyak orang Kristen yang mengaku kepahitan sama gereja sendiri. 

Seseorang bisa kepahitan ke gereja karena beberapa faktor. Beberapa diantaranya adalah karena kesalahpahaman, perlakuan tidak fair, pelecehan, kecewa dengan pemimpin dan yang paling umum gereja tidak menunjukkan keteladanannya. 

Apakah kamu salah satu yang merasakan hal ini? Sebagai sesama orang percaya, apa yang kamu alami adalah hal yang harusnya tidak terjadi di lingkungan gereja.

Tapi kamu perlu tahu kalau kamu gak sendiri. Bisa dibilang masalah ini banyak dialami sesama orang Kristen. Hanya saja, lewat artikel ini mari belajar bagaimana harusnya kita menghadapi kepahitan dan kekecewaan ini dengan benar.

1. Pilihlah Untuk Mengampuni

Salah satu hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kepahitan emosional terhadap gereja maupun pemimpin gereja adalah memilih untuk mengampuni. 

Kepahitan bisa merusak kita secara emosional. Karena itulah penting untuk melepaskannya emosi tersebut lewat keputusan untuk mengampuni.

Kebenarannya, mengampuni gereja karena tindakannya yang keliru sebenarnya juga mengecewakan Tuhan. 

Jadi mintalah kerendahan hati dari Tuhan untuk memampukanmu melepaskan pengampunan. 

“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Markus 11: 25)

Jangan biarkan kepahitan yang masih berdiam di dalam hatimu, justru menghambat pertumbuhanmu secara rohani.

 

2. Akui Kepahitan Kepada Orang Terpercaya

“Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibrani 12: 15)

Menahan pengampunan ibarat meminum racun dan menunggu orang lain mati. Kepahitan adalah racun yang secara fisik membunuh kita. Kepahitan bukan hanya bisa merusak hubungan dengan orang lain dan menambah rasa sakit emosional kita. Tapi kepahitan juga bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti melemahkan sistem kekebalan tubuh, merusak fungsi paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. 

Karena itulah sangat dianjurkan untuk segera mengakui kepahitan yang kamu alami kepada seseorang yang kamu percaya. Misalnya kepada seorang konselor profesional. Bagi kamu yang membutuhkan dukungan konseling, silahkan hubungi Tim konseling kami Sahabat 24 di Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini https://bit.ly/ButuhDukunganDoa.

Atau kamu juga bisa berdoa dan meminta pertolongan dari Tuhan dan mencabut akar kepahitan itu dari dalam dirimu.

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4: 8)

 

Baca Juga: Mana Pilihanmu? Hidup Dalam Kepahitan atau Berdamai Dengan Masa Lalu

 

3. Pilihlah Tetap Mengasihi

“Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!” (Roma 12: 14)

Mengasihi orang yang menyakiti kita bisa dilakukan dengan langkah awal mendoakan mereka. Kalau kamu disakiti oleh salah seorang anggota gereja atau pemimpin, jangan buru-buru membenci mereka. Sebaliknya, pandanglah mereka sebagai pribadi yang juga tidak sempurna. Sekalipun mereka punya jabatan di gereja bukan berarti menjadikan mereka sebagai pribadi yang suci tanpa dosa. Jadi kasihilah mereka. 

Atau cobalah memposisikan diri secara terbalik. Bayangkan kalau kamu menyakiti orang lain dan tidak bisa memenuhi kebutuhan orang lain seperti ekspektasi mereka, apa yang harus kamu lakukan? Jangan memgukurkan sesuatu ke orang lain sebelum kita mengukurkannya kepada diri kita sendiri.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA -->

4. Lihat Lebih Dalam

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139: 23-24)

Sebagai manusia, kita cenderung punya sifat membela diri sendiri. Kita akan selalu beranggapan kalau kitalah pihak yang paling benar dan orang lain salah. 

Apakah kamu berada di posisi ini, membela diri sendiri? Lihat lebih dalam bagaimana harusnya kamu menyikapi persoalan yang kamu hadapi dengan pihak gereja.

Langkah awal yang bisa kamu lakukan adalah dengan terbuka kepada Tuhan atas apa yang kamu alami. Tuhan gak hanya rindu menyembuhkan luka emosionalmu saja. Tapi Dia juga mau menyembuhkan rasa sakit hatimu di masa lalu yang masih tertinggal dalam hidupmu.

5. Berdamai Dengan Hati

“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12: 18)

Konflik dan sakit hati hanya akan selalu merusak hubungan dan menumbuhkan akar kepahitan. Yang akibatnya, kamu akan kehilangan damai sejahtera dan sukacita. 

Tapi kondisi ini tidak akan terjadi kalau kamu berani untuk menyelesaikannya. Caranya? Berdamailah dengan hatimu. 

Kalau perlu, bicarakan kondisi hatimu secara langsung denagn orangnya. Hal ini sangat memungkinkan kalian untuk mengalami rekonsiliasi sehingga kondisi emosimu dipulihkan sepenuhnya.

 

Baca Juga: Racun Mematikan Bernama Kepahitan dan Kecemburuan

 

6. Jangan Tinggalkan Gereja

Orang-orang di dalam gereja mungkin melukaimu. Tapi hal ini gak jadi alasan buat kamu harus meninggalkan gereja.

Ada banyak orang yang memilih bukan saja meninggalkan gereja tetapi juga meninggalkan Tuhan hanya karena disakiti oleh anggota maupun pemimpin gereja.

Tentu saja Tuhan gak mau orang Kristen mengalaminya. Karena Tuhan gak pernah mengecewakan dan sengaja menyakiti hati kita. Firman-Nya adalah kebenaran, sekalipun itu keras Tuhan akan menyampaikan untuk kebaikan kita.

Jadi jangan pernah meninggalkan Tuhan. Karena Dia gak pernah meninggalkan kamu, dalam keadaan dan kondisi apapun kamu.

“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10: 24-25)

Jangan mau dibohongi oleh ego dan perasaanmu sendiri. Biarkan Roh Kudus bekerja dan menolongmu dalam menghadapi setiap perasaan sakit hati dan kecewa yang kamu alami.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami