Dapat Beasiswa, Tepatkah Anak Menolak dan Perlukah Orang Tua Menjamin Pendidikan Anak?
Sumber: Jawaban.com

Relationship / 14 July 2022

Kalangan Sendiri

Dapat Beasiswa, Tepatkah Anak Menolak dan Perlukah Orang Tua Menjamin Pendidikan Anak?

Lori Official Writer
2402

Baru-baru ini, Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menawarkan beasiswa kepada remaja asal Citayam, Bogor bernama Roy yang sudah putus sekolah sejak duduk di kelas 3 SMP.

Beasiswa ini diberikan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan pemerintah atas bakat dan kreatifitas yang dimiliki Roy, yang belakangan telah meningkatkan publisitas kawasan SCBD melalui beragam konten menarik yang mereka produksi.

Sayangnya, Roy menolak tawaran beasiswa tersebut dan memilih untuk fokus menjadi konten kreator. Keputusan inipun mendatangkan respon yang beragam dari berbagai pihak.

 

Pilih Sekolah atau Karir?

Sejak zaman dahulu, masyarakat memandang bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar peluang seseorang sukses di masa depan. Namun tampaknya pola pikir tersebut telah bergeser. 

Perkembangan dan kemajuan zaman telah menggeser paradigma generasi muda. Hal ini semata-mata bukan karena menganggap pendidikan tidak penting. Tetapi lebih kepada kondisi dan prioritas seseorang.

Jika Anda bertanya: “Sudahkah keputusan Roy menolak beasiswa itu tepat?” Jawabannya kembali kepada kondisi dan prioritas Roy saat ini.

Sebagian dari kita mungkin akan berpikir bahwa menolak beasiswa, yang tak semua orang bisa dapatkan, adalah kesalahan besar. Dengan pemikiran bahwa dengan melanjutkan sekolah, Roy bisa menata masa depan yang lebih baik ke depan, apalagi jika akses pendidikan tersebut diberikan secara gratis. Orang tua mana yang tak bangga jika anaknya mendapat beasiswa, bukan?

Namun kondisi ekonomi orang tua menjadi alasan utama bagi remaja tanggung ini menolak beasiswa tersebut. Dia mengaku lebih membutuhkan uang untuk membantu orang tuanya, yang bekerja sebagai pemulung sampah. Dia ingin fokus mengumpulkan uang dari kegiatannya sebagai konten kreator demi bisa membuka usaha untuk orang tuanya. Tentu saja alasan ini tidak salah!

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Tetapi kembali kepada kondisi yang dihadapi anak. Ada juga anak yang secara ekonomi mampu dan ditunjang dengan peluang beasiswa. Karena merasa tidak sesuai dengan minat, maka beasiswa tersebut ditolak. Tentu saja sangat disayangkan. 

 

Bagaimana orang tua berperan untuk mendukung keputusan anak?

Sebagaimana disampaikan oleh Menparekraf Sandiaga Uno, bahwa pendidikan, pelatihan kerja dan vokasi adalah kunci sukses mendapatkan lapangan kerja yang berkualitas. Karena itu, orang tua perlu melakukan hal ini.

Pertama, memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan. Bukan saja untuk tujuan karir yang berkualitas tetapi pendidikan berfungsi untuk membentuk karakter dan pola pikir. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan memiliki daya nalar dan pemikiran yang lebih baik.

Berikut dua ayat Alkitab yang menegaskan pentingnya belajar.

Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan. (Amsal 1: 5)

Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah. (Amsal 9: 9)

 

Kedua, orang tua perlu menghormati pilihan anak. Jika orang tua sudah melakukan langkah pertama. Lalu ajak anak bernegosiasi terkait pendidikan. Selama orang tua mampu secara ekonomi, anak mempunyai hak untuk mendapatkan mendidikan yang layak minimal hingga lulus tingkat SMA. Selanjutnya, biarkan anak mandiri dalam mengambil keputusannya apakah dia ingin melanjutkan kuliah, mengambil peluang beasiswa yang ada atau langsung bekerja. 

Ketiga, orang tua hanya sebagai pendukung sekaligus pengendali arah. Orang tua perlu menghargai pilihan apapun yang diambil oleh anak. Karena banyak anak yang justru hanya memenuhi keinginan orang tua. 

Hal ini tentunya akan berdampak buruk bagi masa depan anak. Karena itu, orang tua perlu mengetahui bahwa bagian mereka adalah sebagai pendukung atas pilihan anak dan selalu ada untuk kembali mengarahkan anak ketika mulai kehilangan arah.

Banyak anak di zaman ini yang tidak memiliki akses untuk pendidikan. Namun banyak pula yang enggan bersekolah karena tidak memiliki pemahaman akan pentingnya pendidikan. Karena itu orang tua memiliki peran penting untuk mendorong anak bisa menuntaskan pendidikan minimal tingkat SMA.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami