Mengatasnamakan Tuhan Untuk Eksploitasi Orang Lemah, Bagaimana Alkitab Memandangnya?
Sumber: CBC

Kata Alkitab / 8 July 2022

Kalangan Sendiri

Mengatasnamakan Tuhan Untuk Eksploitasi Orang Lemah, Bagaimana Alkitab Memandangnya?

Lori Official Writer
3635

Yesus sendiri menyatakan sikap tegas terhadap perlindungan anak melalui Markus 10: 14. Anak, sebagai makhluk yang paling lemah, mereka belum mampu membela dirinya sendiri dari berbagai tindakan eksploitasi. Namun pada kenyataannya, anak justru menjadi korban eksploitasi yang paling besar, termasuk tindakan pelecehan seksual. 

Lewat ayat ini, Yesus menegaskan bahwa tindakan kejahatan apapun yang diperlakukan kepada anak sangat tidak dibenarkan oleh Tuhan. Bahkan pelecehan seksual terhadap anak merupakan tindakan yang sangat melukai dan dikecema di dalam firman Tuhan. Karena itulah sepanjang Alkitab selalu memperingatkan tentang dosa seksual. Alkitab memandang bahwa pelecehan seksual pada anak merupakan tindakan yang menyerang kealiman manusia di titik yang paling rapuh. Pelaku, dalam hal ini, dianggap telah melakukan pelanggaran terkait keteladanan hidup orang-orang percaya. 

Penganiayaan secara emosional atau psikologis juga dianggap sebagai pelanggaran. Seperti ditulis dalam Efesus 6: 4, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Baik Amos dan Yesus menaruh standar moral dan etika yang tinggi bagi orang-orang Kristen. Saat lembaga, organisasi, individu dan bahkan pemimpin gereja maupun pemuka agama melakukan eksploitasi dalam berbagai bentuk terhadap orang-orang miskin dan anak-anak renta untuk mendapatkan keuntungan pribadi, hal ini harus ditindak. Orang Kristen diminta untuk berbicara karena kika praktik yang tidak bermoral tersebut dibiarkan, maka kejahatan tersebut akan terus berlanjut dan semakin banyak orang yang menjadi korban.

Tuhan tidak memandang bulu terhadap kejahatan, sekalipun pada awalnya kita memulai pelayanan dengan niat yang baik. Namun jika kekuasaan dan keinginan daging justru membuat kita menyimpang dari jalan kebenaran Tuhan, maka perbuatan baik itupun tidak ada gunanya.

Tuhan benci dengan orang-orang yang memuji namanya dengan bibirnya namun perbuatannya jauh dari kebenaran. Itu sama dengan mengenakan nama Tuhan sebagai topeng untuk menutupi perbuatannya yang jahat.

Tuhan rindu setiap orang percaya menghidupi firman melalui perbuatannya sehari-hari. 

“Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yesaya 1: 16-17)

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami