Apa itu Ortorite Dan Ortovita? Ternyata Ini Penting untuk Kehidupan Rohani Kita
Sumber: canva

Spirituality / 4 July 2022

Kalangan Sendiri

Apa itu Ortorite Dan Ortovita? Ternyata Ini Penting untuk Kehidupan Rohani Kita

Contasia Christie Official Writer
3788

Yesus tahu apa yang menjadi kebutuhan manusia dan apa yang menjadi tugas-Nya turun ke dunia, karenanya Dia pun mengulurkan tanganNya tanpa mempedulikan waktu. Kita bisa melihat apa kata Yesus berikut ini: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Matius 9:12). Dia datang justru untuk orang-orang "sakit" seperti kita yang berdosa dengan berbagai akibat yang harus kita tanggung. Dia datang untuk menyembuhkan dan menawarkan keselamatan kepada semua orang tanpa terkecuali. 

Tapi lihat bagaimana respon orang Farisi yang merasa tahu betul Taurat Tuhan. Bukannya bersukacita atau bersyukur karena orang yang lumpuh sebelah tangan itu sudah sembuh, tetapi malah memakai momen itu untuk menjebak Yesus. Bukannya senang melihat ada orang yang dijamah Tuhan, tetapi malah mereka mementingkan peraturan atau tradisi-tradisi yang mengikat, ketimbang mengalirkan kasih Allah kepada orang lain. Apa yang ditunjukkan oleh orang-orang Farisi itu adalah sebuah bentuk kesombongan Rohani yang timbul akibat lebih memilih tradisi atau tata cara ketimbang mengasihi orang lain. 

Mereka lebih mementingkan Ortorite dan mengabaikan ortivita. Artinya hubungan ritual/ibadah mereka dengan Allah begitu ketat dijalankan tetapi mengabaikan hubungan mereka dengan manusia.

Baca juga : Langkah-langkah Memiliki Iman

 

Yesus menentang hal ini. "Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." (Markus 7:6-8). 

Apa yang dikatakan Yesus ketika kita lebih mementingkan tradisi dan tata cara, peraturan-peraturan bikinan manusia ketimbang melakukan perintah Allah? Yesus berkata: percuma. Percuma saja beribadah kalau hubungan Tuhan ternyata dinomor duakan dibawah berbagai formalitas, peraturan atau tata cara buatan manusia.

Di satu sisi formalitas atau aturan memang diperlukan agar segala sesuatu bisa berjalan tertib, teratur dan lancar. Tetapi di sisi lain ketika itu menjadi terlalu kental, maka kita pun bisa menjadi dingin dan kaku, atau kemudian terjebak menjadi orang-orang yang sombong secara rohani. 

Dalam 2 Timotius 3:5 Paulus menulis: “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”. Kenyataan ini menunjukkan adanya kebuntuan “ritus yang benar” yang tidak bermuara pada “hidup yang benar”. 

Baca selanjutnya ------------->

Halaman :
123Tampilkan Semua

Ikuti Kami