Ini Lho 5 Pelajaran Penting Tentang Keluarga Dari Film Ngeri Ngeri Sedap
Sumber: https://www.klikkoran.com/

Relationship / 21 June 2022

Kalangan Sendiri

Ini Lho 5 Pelajaran Penting Tentang Keluarga Dari Film Ngeri Ngeri Sedap

Lori Official Writer
5317

Dilahirkan di tengah keluarga Batak membuat saya seolah dibawa kembali kepada beberapa situasi yang sama seperti di film Ngeri Ngeri Sedap. 

Sebagai orang Batak, saya belajar banyak tentang karakter dan kebiasaan keluarga Batak pada umumnya, dan Bene Dion selaku sutradara berhasil menggambarkan situasi itu secara real lewat film ini. 

Lewat film ini, ada banyak pelajaran tentang keluarga yang bisa kita petik. Ngeri Ngeri Sedap, kisah sebuah keluarga yang bercerita tentang orang tua yang berharap ketiga anak laki-lakinya pulang ke kampung halaman setelah lama merantau. Pak Domu adalah sosok ayah yang mewarisi karakter laki-laki yang dominan terhadap istri dan anak-anaknya. Setiap keputusan dan perkataannya harus dituruti. Sementara Mak Domu adalah tipikal wanita Batak yang memilih untuk menghormati suami dan mendukung setiap anak-anaknya. Dia adalah wanita yang memilih untuk mengikuti keputusan suami sekalipun ada pergolakan batin di dalam dirinya. 

Sementara anak-anaknya Domu, Gabe dan Sahat adalah tipikal anak laki-laki Batak yang ingin menentukan jalan hidupnya masing-masing, tanpa harus disekat oleh budaya atau tradisi yang dipercaya oleh orang tua. Mereka mau supaya pilihan apapun yang mereka ambil dalam hidup mendapat dukungan sepenuhnya dari orang tua mereka.

Sarma, anak perempuan satu-satunya menjadi gambaran dari pengorbanan seorang anak untuk orang tuanya. Dia adalah anak yang mengorbankan pilihan hidupnya demi menemani, merawat dan menjaga kedua orang tuanya di usia renta mereka. Dia rela melakukannya karena menghormati sosok bapak dan ibu yang sudah membesarkan dan menyekolahkannya disaat saudara-saudaranya yang lain menolak untuk tinggal.

 

Baca Juga: Buat Pernikahan Anda Bahagia dengan Menghidupi 10 Prinsip Alkitabiah Ini

 

Jadi, ada 5 pelajaran penting tentang keluarga yang bisa dipetik dari film Ngeri Ngeri Sedap.

1. Persoalan orang tua akan membuat anak tertekan dan tidak bahagia.

Kehidupan pernikahan yang tidak harmonis tentu saja akan sangat berdampak kepada kehidupan anak. Apalagi kalau suami istri bertengkar atau cek cok di depan anak. Anak akan menghadapi tekanan psikis dan bahkan trauma yang bisa dia ingat hingga beranjak dewasa. 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Kata ‘perceraian’ adalah alasan terbesar bagi Domu, Gabe dan Sahat pulang kampung. Adegan pertengkaran Pak Domu dan Mak Domu membuat anak-anak mereka tertekan dan cemas. Bagi mereka gak ada hal yang lebih penting kecuali melihat orang tuanya kembali hidup akur dan harmonis. 

Kebahagiaan orang tua adalah kebahagiaan anak juga. Karena itulah suami istri perlu menghidupi hubungan yang harmonis jika ingin anak-anaknya bahagia.

 

2. Kepala keluarga yang berlaku otoriter dan dominan hanya akan melukai seluruh anggota keluarga.

Banyak suami menyalahgunakan posisinya untuk mengatur istri dan anak sesuai dengan keinginannya sendiri. Inilah yang banyak terjadi di keluarga Batak yang patrilineal, yang menempatkan laki-laki di posisi tertinggi dalam keluarga. Hal ini membuat suami merasa memiliki hak untuk menentukan dan memutuskan semua hal dalam keluarga. Sementara istri dan anak hanya perlu diam dan patuh. 

Sistem ini bertentangan dengan peran yang diberikan Tuhan atas setiap kepala keluarga. Seorang suami atau ayah pada dasarnya harus memimpin dengan kebijaksanaan dan mampu menyatukan keluarga di tengah kondisi apapun. Jadi tindakan otoriter tidak memiliki tempat di tengah keluarga.

Semua suami perlu tahu bahwa tindakan otoriter hanya akan melukai istri yang juga memiliki peran penting di dalam keluarga dan melukai anak yang memiliki hak untuk didengarkan dan dibimbing sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

 

Baca Juga: 13 Ayat Alkitab Ini Membantumu Untuk Menjadi Istri yang Diperkanankan Oleh Allah

 

3. Orang tua harus siap menerima pilihan hidup anak-anaknya.

Di Indonesia, orang tua menganut paham bahwa anak adalah tanggung jawab seumur hidup. Hal ini bisa diterima, tetapi bukan berarti orang tua pada akhirnya mengekang anak. Wajar memang jika orang tua bermimpi melihat anaknya menjadi orang yang bermanfaat dan sukses. Tetapi mereka sendirilah yang harus menentukan cara menikmati dan menjalani hidupnya kelak ketika dewasa.

Orang tua hanya perlu mengarahkan dan memberi bekal hidup yang berguna sepanjang anak belum mencapai usia dewasanya (18 tahun ke atas). Orang tua perlu membekali anak dengan pelajaran iman, kebaikan dan paradigma menghadapi dunia dengan berani sebelum mereka berani melangkah ke dunia yang mereka pilih. 

Sehingga ketiga lulus kuliah, saat mulai bekerja dan memilih menikah, anak bisa mantap menjalani hidupnya sesuai dengan pilihannya sendiri.

 

4. Orang tua mewariskan pola pengasuhan yang sama seperti yang dia alami.

Di bagian adegan terakhir Ngeri Ngeri Sedap, Pak Domu menyampaikan bahwa dia menyadari jika pola pengasuhan yang dia terapkan kepada anak-anaknya adalah cara pengasuhan yang dia terima dari sang ayah.  Dimana dia mewarisi pengasuhan otoriter dimana anak harus mematuhi semua perintah orang tua tanpa membantah atau mempertanyakan alasannya.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Sayangnya, pola pengasuhan orang tua di setiap generasi itu berbeda. Pengasuhan yang diterima orang tua tidak bisa diterapkan kepada anak, demikian seterusnya. Karena itulah penting bagi setiap orang tua untuk belajar pola pengasuhan yang benar. 

Ada banyak seminar maupun buku-buku parenting yang bisa memperkaya pengetahuan orang tua tentang pola pengasuhan. Jadi lewat film ini, setiap orang tua diharapkan bisa memeriksa kembali bagaimana cara orang tua dalam mendidik dan memperlakukan anak.

 

5.  Pengampunan adalah jalan satu-satunya untuk memulihkan hubungan dalam keluarga.

Pengakuan Mak Domu soal penderitaannya selama menikah adalah konflik dari Ngeri Ngeri Sedap. Pengakuan inilah yang membuat perceraian yang sebelumnya hanyalah skenario hampir jadi nyata.

Mak Domu kembali ke rumah orang tuanya dan membawa serta Sarma putrinya. Sementara ketiga anaknya memilih kembali ke perantauan. Pak Domu akhirnya tinggal sebatang kara di rumah. Tanpa istri dan anak-anak, Pak Domu menyadari bahwa hidupnya sama sekali gak berarti. Hal inilah yang mendorong dia untuk berdamai kembali dengan sang istri. 

 

Baca Juga: 5 Tanda Anak Kurang Kasih Sayang dan Perhatian Orang Tua

 

Perdamaian yang diharapkan rupanya bersyarat. Mak Domu hanya akan pulang jika suaminya minta maaf anak-anaknya yang sudah lama terluka. Dia pun melakukannya sesuai kemauan sang istri dan pemulihan pun terjadi di dalam keluarga ini.

Ya, pemulihan hubungan hanya akan terjadi jika terjadi pengampunan. Mengampuni memang bukan hal yang mudah, butuh kerendahan hati untuk mengakui kesalahan. Tetapi jika kita mau keluarga kita hidup dalam kebahagiaan, ambillah langkah iman untuk mau mengampuni. 

“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3: 13)

Apakah saat ini Anda sedang mengalami masalah hubungan dengan keluarga? Dapatkan dukungan doa dan bimbingan melalui layanan Sahabat24 kami melalui Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini: https://bit.ly/InginDidoakan.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami