3 Pelajaran Penting dari Zipora, Istri Sekaligus Penolong Musa Dalam Menyelamatkan Israel
Sumber: freebibleimages.org

Kata Alkitab / 13 June 2022

Kalangan Sendiri

3 Pelajaran Penting dari Zipora, Istri Sekaligus Penolong Musa Dalam Menyelamatkan Israel

Claudia Jessica Official Writer
22592

Alkitab tidak banyak menceritakan tentang istri Musa yang bernama Zipora. Namun, zipora berperan penting dalam menyelamatkan Musa dari murka Allah ketika hendak membebaskan Bangsa Israel dari Mesir. Kisah ini diceritakan pada kitab Keluaran pasal 4, dimana Allah mengutus Musa kembali ke Mesir untuk membebaskan Bangsa Israel dari Firaun.

Musa dan Harun pergi ke Mesir bersama dengan istri dan keduanya anak Musa. Namun, di tengah perjalanan mereka menuju ke Mesir, Tuhan bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya. Zipora yang menyadari hal ini, segera mengambil pisau batu dan memotong kulit khitan anaknya untuk menyelamatkan Musa.

Keluaran 4:24-26:

Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.

Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku."

Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu.

Fakta ini cukup mengejutkan ketika kita menemukan Allah hendak membunuh Musa di tengah perjalanan-Nya menuju Mesir untuk menggenapi Firman Allah sendiri. Mungkin juga ada beberapa pertanyaan yang muncul, seperti:

- Mengapa Tuhan hendak membunuh Musa di tengah perjalanannya ketika melakukan apa yang Tuhan minta?

- Bagaimana mungkin Zipora tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikannya?

Ada beberapa spekulasi dalam menjawab kedua pertanyaan tersebut. Namun jawaban yang pasti dapat kita temukan di Alkitab.

 

BACA JUGA: #FaktaAlkitab - Tuhan Mau Bunuh Musa! Benarkah?

 

Beberapa orang berpendapat bahwa Tuhan marah kepada Musa lantaran ia dipilih untuk memimpin Bangsa Israel dan mengajarkan hukum kepada mereka, namun Musa sendiri tidak mengikuti hukum itu. Ketika Tuhan hendak membunuh Musa di tengah perjalanannya menuju Mesir, kita dapat melihat bahwa Zipora menyelamatkan Musa dengan mengkhitan atau menyunat anaknya.

Kejadian 17:9-14 memberitahu kita bahwa Allah memerintahkan sunat kepada umat-Nya:

Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.

Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."

Musa mungkin tidak ingin mengkhitan anaknya pada hari kedelapan seperti yang diperintahkan Tuhan. Tapi, Ketika serangan itu datang pada Musa, secara naluriah Zipora mengetahui masalahnya dan mengambil tindakan untuk menyelamatkan suaminya.

 

Pelajaran yang dapat kita petik dari Zipora

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA -->

Pelajaran yang dapat kita petik dari Zipora

1. Taatilah Tuhan bahkan ketika kita tidak menyukainya

Ketaatan itu sangat serius. Bahkan ketidaktaatanlah yang membuat kita semua mendapat masalah sejak awal di Taman Eden.

Kita berjuang untuk melakukan apa yang diperintahkan dan terkadang menyerah pada godaan. Kita didorong oleh naluri daging kita, bahkan kita masih sering bergulat dengannya sampai kita mati secara fisik.

Ketaatan kita kepada Allah mencerminkan kasih kita kepada-Nya.

Dia begitu murah hati dan penyayang terhadap kita. Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menutupi dosa-dosa kita sebagai korban yang sempurna. Jika kita mengasihi Dia, keinginan untuk taat datang secara alami dari rasa syukur atas belas kasihan-Nya kepada kita.

 

2. Lakukan kehendak Tuhan sekalipun pasangan tidak melakukannya

Alkitab tidak menjelaskan secara terperinci apakah Zipora atau Musa atau bahkan keduanya tidak ingin menyunat putra mereka. Atau mungkin, mereka berencana untuk menundanya karena suatu alasan, Bagaimanapun juga, ketaatan yang tertunda adalah ketidaktaatan.

Dalam kejadian ini, kita melihat Zipora masuk dan campur tangan dengan ketaatan dan menyelamatkan nyawa suaminya. Kita tidak tahu apa yang dirasakan oleh Zipora saat itu, tetapi kita tahu bahwa dia taat Ketika Tuhan menjelaskan bahwa dia harus melakukannya.

Melakukan kehendak Tuhan bukan hanya sesuatu yang lakukan Ketika diperhadapkan dengan keputusan yang sulit. Hidup setiap hari dengan berserah pada kehendak-Nya.

 

3. Mengenali dosa kita sendiri dan bertobat

Ketika Tuhan memberitahu dosa-dosa kita, maka kita harus segera berbalik dan meluruskannya. Lakukan apapun yang perlu dilakukan untuk membuatnya benar di hadapan-Nya sesegera mungkin.

Mazmur 119:60 “Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.”

Seperti Musa, kita mungkin telah dipanggil oleh Allah ke dalam suatu pelayanan tertentu. Masih sama seperti Musa, kita mungkin memiliki beberapa dosa dalam hidup kita yang belum kita tangani.

 

BACA JUGA: 6 Tokoh Alkitab yang Tidak Taat Kepada Tuhan dan Hukuman yang Didapatkan

 

Kemungkinan besar Tuhan akan membawa dosa itu ke perhatian kita, jadi kita mengenalinya, segeralah bertobat. Setelah itu, barulah kita dapat bergerak maju dalam kasih karunia Allah.

Kita adalah orang berdosa. Ketika kita mengikut Yesus, kita masih berdosa meskipun kita mungkin melakukan yang terbaik untuk tidak berbuat dosa. Inilah sebabnya mengapa darah Yesus Kristus diperlukan sebagai korban yang sempurna untuk menutupi dosa-dosa kita. Melalui Dia, kita dibenarkan oleh Allah.

Kita akan berproses menjadi lebih serupa dengan Yesus, dan mengucapkan selamat tinggal pada diri kita yang lama. Kita akan melakukan ini ini secara alami sebagai orang Kristen karena Roh Kudus berdiam di dalam kita.

 

 

BACA JUGA: Kalau Suamiku Bukan Jodohku Kenapa Tuhan Persatukan? - Veronica Ruby

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami