Sedih, Jamuan Makan di Gereja California Ini Berubah Jadi Tragedi Penembakan
Sumber: South China Morning post

News / 17 May 2022

Kalangan Sendiri

Sedih, Jamuan Makan di Gereja California Ini Berubah Jadi Tragedi Penembakan

Lori Official Writer
1492

Pada Minggu, 15 Mei 2022, ketika puluhan jemaat Geneva Presbyterian Church, California tengah menikmati jamuan makan usai ibadah, tiba-tiba seorang pria tak dikenal mengunci pintu gereja. Lalu melepaskan tembakan ke arah jemaat dan menyebabkan satu orang meninggal dan lima lainnya luka-luka.

Saat kejadian, terdapat sebanyak 30-40 jemaat yang tengah berkumpul. Ketika pelaku mulai melepaskan tembakan, John Cheng (53) salah satu jemaat berusaha untuk menghalangi pelaku. Sayangnya, dia terkena tembakan. Tak hanya tinggal diam, pendeta dan jemaat lain bahkan merelakan nyawanya untuk menghentikan aksi pelaku. Akhirnya pelaku berhasil diikat dan ditahan sembari menunggu pihak keamanan tiba di lokasi kejadian.

“Dr. Cheng adalah seorang pahlawan. Dr Cheng secara pribadi berusaha untuk merebut senjatanya, yang memungkinkan jemaat lain untuk menahan tersangka. Mereka bertindak secara spontan, heroik, dan jika bukan karena tindakan cepat mereka, akan ada lebih banyak nyawa yang hilang,” terang petugas keamanan Orange County Don Barness.

 

Baca Juga: Sedih! Diserang Saat Sedang Ibadah, Pendeta dan Jemaat Gereja India Ini Luka Parah

 

Adapun lima korban luka dalam peristiwa ini terdiri dari empat orang pria Asia dan seorang perempuan berusia 86 tahun. Mereka segera mendapatkan perawatan intensif pasca kejadian.

Sementara, pelaku berhasil diamankan petugas keamanan. Setelah menjalani penyelidikan, terungkap bahwa pelaku adalah seorang pria kebangsaan China bernama David Chou (68). Pria yang bekerja sebagai penjaga keamanan di Las Vegas ini mengaku sedih dengan konflik politik antara China dan Taiwan, sehingga dirinya terdorong untuk melakukan serangan.

Dalam melakukan aksinya, Chou menggunakan dua pistol, beberapa kantong amunisi serta empat alat peledak bom Molotov. 

“Kami tahu bahwa dia membuat strategi yang ingin dia terapkan. Sudah dipikirkan dengan sangat matang, mulai dari bagaimana dia mempersiapkannya, baik dengan berada di sana, mengamankan lokasi, menempatkan barang-barang di dalam ruangan untuk memicu korban tambahan jika dia memiliki kesempatan,” ungkap Barnes.

 

Baca Juga: 20 Tahun Pasca Serangan 9/11, Apakah Amerika Sudah Bebas Dari ‘Perang Melawan Teroris’?

 

Mengejutkannya, serangan ini terjadi sehari setelah seorang remaja berusia 18 tahun menyerang supermarket di Buffalo, New York dan menewaskan 10 orang. Mari berdoa supaya tindakan kejahatan serupa bisa ditangani oleh pemerintah Amerika Serikat secara serius, sehingga warganya tetap hidup dalam kondisi aman.

Sumber : Nbcnews.com
Halaman :
1

Ikuti Kami