Fakta Alkitab: Rasul Paulus Menoleransi Penyembah Berhala di Kota Atena?
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 10 May 2022

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Rasul Paulus Menoleransi Penyembah Berhala di Kota Atena?

Claudia Jessica Official Writer
5168

Saat di Atena, Paulus bertemu dengan banyak orang yang menyembah dewa-dewa di sana. Bahkan di antara patung dewa-dewa itu, Paulus menjumpai sebuah mezbah untuk dewa atau allah yang tidak dikenal.

Sebagai seorang rasul yang dikenal radikal, bagaimana toleransi yang Paulus berikan terhadap warga Atena yang berbeda keyakinan tersebut?

 

Atena, Tempat Orang Pintar Menyembah Berhala

Atena adalah salah satu kota yang disebut dalam Perjanjian Baru. Selain Tarsus dan Aleksandria, Atena merupakan satu dari tiga kota pendidikan yang paling terkenal di zamannya.

Orang-orang Romawi mengirim anak-anak mereka ke Atena untuk memperoleh pendidikan yang bagus. Bahkan Kaisar Adrianus hidup di Atena dari tahun 123 hingga 126 M. Tidak heran jika Atena dikenal dengan kota ilmu pengetahuan, kesenian, dan pusat filsafat. (Kis. 17:18a)

Filo dari Aleksandria, seorang filsuf keturunan Yahudi mengatakan bahwa orang Atena adalah orang yang paling pintar di antara orang Yunani. Di luar dari gelar kota intelektual yang dinobatkan, Atena juga terkenal dengan penyembahan berhala, kuil, patung, dewa-dewa dan tugu-tugunya (Kis 17:16).

 

Melakukan Toleransi Sambil Menginjil

Kisah Para Rasul 17 menuliskan riwayat pelayanan Rasul Paulus di Atena. Hal pertama yang dilakukan Paulus ketika tiba di Atena adalah mengamati dan mempelajari keadaan kota itu. Dalam pengamatannya, Paulus mendapati ada banyak sekali penyembahan berhala di sana, dan hal itu membuat hatinya sedih (Kis. 17:16).

Dalam kesedihannya, Paulus memilih untuk mengungkapkan isi hatinya dengan berbincang atau diskusi dengan warga Atena sekaligus menyampaikan Injil. Diskusi dengan orang Yahudi Atena dilakukan di tempat ibadah, sementara diskusi dengan orang Yunani Atena dilakukan di pasar. Kedua tempat ini sangat strategis untuk berbincang atau berdiskusi.

 

BACA JUGA: Dipanggil Sebagai Penginjil, Inilah 6 Fakta Soal Rasul Paulus yang Ditulis dalam Alkitab

 

Dibawa ke Areopagus karena Penginjilannya

Ajaran Paulus menarik perhatian banyak orang dengan cepat sehingga ia dibawa ke sidang Areopagus untuk menginvestigasi pikirannya. Areopagus berasal dari kata Areios pagos yang secara literal berarti “Bukit Ares”.

Namun Paulus tidak benar-benar dibawa ke sebuah bukit, melainkan sekumpulan dewan yang sangat disegani dan mereka adalah mantan-mantan hakim, kira-kira 30 orang banyaknya dan hanya kaum aristokrat yang bisa mengisi posisi tersebut. Pada masa itu, nama dewan disebut dengan “Areopagus.” Mereka bertugas untuk menjaga situasi politik di Atena, menjalankan yurisdiksi terhadap segala perkara agama dan moral, serta mengawasi guru dan pengajar. Jadi Areopagus lebih mengacu kepada dewa alih-alih lokasi.

 

Bagaimana Paulus mulai menginjil warga Atena?

 

BACA DI HALAMAN SELANJUTNYA -->

Menurut legenda, dewan-dewan ini memang melakukan sidang di Bukit Ares pada masanya, namun pada masa Paulus di sidang, bukit itu hanya dibuka untuk kasus pembunuhan. Sementara kasus-kasus lainnya telah dialihkan ke Basilika Stoa.

Dalam pengamatan Paulus terhadap orang-orang yang berkumpul di Areopagus, dirinya sadar bahwa orang Atena memiliki keterbukaan terhadap berbagai ajaran (Kis. 17:21). Sikap ini tidak lepas dari posisi Atena sebagai kota pengetahuan.

 

BACA JUGA: Kenapa Rasul Paulus Selalu Mengawali Suratnya Dengan ‘Kasih Karunia dan Damai Sejahtera’

 

Menghargai Keyakinan Orang Lain

Saat menyampaikan pendapat di Areopagus, Paulus menyebut penduduk Atena sebagai orang-orang yang “sangat beribadah kepada dewa-dewa” (Kis. 17:22). Kata ini bermakna positif atau religius.

Paulus memahami bahwa allah yang disembah orang Atena sebenarnya bukan allah (Gal. 4:8). Objek yang mereka sembah sebenarnya adalah roh-roh jahat (1 Kor. 10:20-21). Di mata orang Atena, objek penyembahan adalah allah atau dewa yang patut disembah. Maka dari itu, Paulus memulai awal penginjilannya dengan objek penyembahan ini.

Menyebut “allah yang tidak dikenal” adalah cara Paulus memperkenalkan Allah yang menciptakan langit dan bumi, yakni Allah yang ia kenal dalam pribadi Yesus Kristus.

Allah mengurapi pemberitaan Injil yang Paulus lakukan di Atena. Hasilnya, banyak dari mereka yang percaya, salah satunya adalah seorang anggota majelis Areopagus (Kis. 17:34).

Dari kisah Paulus di Atena, dapat kita lihat bahwa Paulus tidak gegabah dalam menyampaikan Kabar Baik. Paulus tidak menghakimi suatu kelompok yang memiliki keyakinan berbeda dengannya, melainkan mengedepankan toleransi dalam pemberitaan Injil.

Bagaimana dengan cara Anda dalam membangun toleransi dengan mereka yang berbeda dari Anda? Ceritakan di kolom komentar ya!

Sumber : jawaban channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami