Kasih Karunia Tuhan Membuat Kita Mampu Melakukan Hal yang Tampak Mustahil
Kalangan Sendiri

Kasih Karunia Tuhan Membuat Kita Mampu Melakukan Hal yang Tampak Mustahil

Claudia Jessica Official Writer
      2159

Lukas 6:36

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 114; 1 Korintus 2; Hakim-Hakim 15-17

Yolanda adalah seorang ibu yang memiliki hubungan mendalam dengan Tuhan. Dia merawat keluarganya dalam kasih dan nasihat Tuhan. Imannya menopang keluarga itu untuk melalui setiap pencobaan, tetapi tidak ada yang dapat bersiap untuk pencobaan apa yang akan datang.

Suatu hari, kejadian tak terduga mengubah hidup Yolanda selamanya. Sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda menabrak mobilnya dan menyebabkan kecelakaan mengerikan yang merenggut nyawa kedua anak Yolanda seketika.

Pihak berwenang melayangkan tuntutan yang tepat. Namun pemuda tersebut mendapatkan belas kasih pengadilan dan ditempatkan dalam masa percobaan. Selama lima tahun mengalami cobaan yang berat, Yolanda dihubungi pengacaranya untuk melakukan pertemuan dengan pemuda yang telah merenggut nyawa kedua anaknya dan memberikan pertanggungjawaban atas tindakannya yang tragis.

Mereka bertemu di ruang konferensi, saling berhadap di seberang meja. Sementara para pengacara dan staf pengadilan mengamati situasi tersebut. Pemuda itu berbicara sembari menghindari kontak mata dan berusaha memberikan pembelaan bagi dirinya. Dia mengeluhkan banyak hal yang menyebabkan kecelakaan pada hari itu. Namun beberapa hal yang dikatakannya tidak masuk akal, bahkan dia tidak meminta pengampunan dari Yolanda usai merenggut nyawa kedua anaknya.

Pengacara, staf pengadilan, dan semua orang yang ada di ruangan itu terduduk diam dan mengantisipasi apa yang akan dikatakan atau dilakukan Yolanda. Setelah lima tahun menderita, kini ia duduk di seberang orang yang menyebabkan seluruh penderitaannya. Hatinya berseru kepada Tuhan.

Tuhan Yesus berseru kepada Yolanda berkali-kali dengan lembut kepadanya dan memberikan bimbingan.

“Yolanda,” panggil-Nya. “Anak itu tersesat, dia membutuhkan Aku. Dia tidak memiliki siapa-siapa di sini. Keluarganya membiarkan dia datang ke sini sendirian, dia membutuhkan-Ku.”

“Tapi Tuhan, apa yang harus saya lakukan?”

“Putriku, Aku memilikimu. Aku selalu milikmu, dan Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Tapi dia membutuhkan Aku. Dia tidak memiliki apa-apa, Dia tidak memiliki siapa-siapa. Maafkan dia Yolanda, berikan pengampunan untuknya.”

Firman Tuhan terus terngiang di telinganya, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Lukas 6:36)

Dia bertanya kepada dirinya sendiri, “Bagaimana aku bisa memaafkannya? Bagaimana Tuhan? Tapi aku tahu bahwa Tuhan telah mengampuniku terlebih dahulu.”

Setelah merenung beberapa saat, Yolanda menarik nafasnya dalam-dalam dan memecah kesunyian di ruangan itu. Dia menatap wajah pemuda yang masih menunduk ke arah meja dan berkata, “Aku mengasihimu dengan kasih Tuhan. Aku memaafkanmu.”

Semua orang menatapnya. Mereka terkejut dan terpana seakan tidak percaya apa yang mereka dengar. Pemuda itu perlahan mengangkat kepalanya dan mata mereka bertemu untuk pertama kali. Ekspresi kebingungannya bergejolak berusaha memahami apa yang baru saja dikatakan Yolanda.

Dengan anugerah yang hanya bisa datang dari Tuhan Yesus, Yolanda berdiri dan merentangkan tangannya kemudian berkata, “Aku memaafkanmu!”

Melihat itu, pemuda itu berlari mengitari meja dan memeluknya. Dia membenamkan wajahnya di dadanya dan air mata mengalir dengan deras, dia menangis tersedu-sedu. Yolanda memeluknya erat seperti anaknya. Dia mengasuhnya, menepuk kepada pemuda itu dan berkata, “Tidak apa-apa sayang, tidak apa-apa.” Dia menangis tak terkendali.

Kemudian dia berdoa, “Tuhan Yesus, ambillah urapan untuk pelayanan yang ada pada anak-anakku dan berikan padanya. Beri dia porsi ganda! Dia datang ke sini sebagai Saulus, biarkan dia pergi sebagai Paulus!”

Saat dia berdoa, lututnya terasa lemas. Namun dia menahan pemuda itu dengan kuat dalam pelukan keibuan yang penuh pengampunan itu. Tidak ada yang tidak menangis di ruangan itu karena kasih Kristus yang luar biasa diperlihatkan dalam tindakan pengampunan yang luar biasa. Kemudian mereka berdua dibebaskan untuk melanjutkan hidup mereka dengan damai.

Tuhan kita adalah kasih, Dia menunjukkan pengampunan-Nya saat Dia mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk kita. Melalui Kristus, kita menerima pengampunan yang luar biasa dan membebaskan kita dari dosa masa lalu. Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” (Lukas 23:34).

Karena Yesus, kita dapat mengangkat kepala kita. Berjalan dalam kasih Allah, dan merasakan pengampunan keibuan.

 

Hak Cipta © Gene Markland. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami