Dilecehkan Buatku Trauma Dengan Laki-laki - Ratna
Sumber: Jawaban.com

Milenial / 18 April 2022

Kalangan Sendiri

Dilecehkan Buatku Trauma Dengan Laki-laki - Ratna

Lori Official Writer
5197

Sekolah saya adalah sekolah kejuruan. Kami ada PKL dari sekolah.  Di akhir-akhir masa PKL, kami pun pulang pukul 12 malam. 

Saya satu mobil dengan pimpinan kami, seorang bapak dan teman perempuan bersama saya.

Saya berpikir baik-baik saja. Teman sudah diantar pulang ke rumah, saya hanya bersama dengan bapak ini di mobil. 

Hari itu buat saya adalah malam yang sangat menyedihkan. Sebuah malam yang menghancurkan hidup saya. Setengah tersadar pandangan mata saya samar-samar. Saya tidak tahu saya diberi apa. Saya setengah sadar. Saya bisa merasakan tapi tidak bisa bicara. 

Bapak itu melakukan hal itu kepada saya. Dia memperkosa saya. Beberapa jam kemudian, saya baru bisa pulih. 

Saya diam, tidak bisa ngomong. Karena saya berpikir, saya mengalami ini, saya mau bicara sama siapa? Saya tidak punya orangtua. Saya tidak punya siapa-siapa. 

Peristiwa ini saya simpan, tidak bicara sama siapapun. Makin hari makin terpuruklah hati saya. Hancur hidup saya. Hancur masa depan saya.

Saya semakin berkata bahwa Tuhan tidak ada buat saya. Allah itu jauh. Allah tidak pernah memandang saya, karena semua diambil dari saya. Bahkan harga diri saya pun sudah diambilnya.

 

Baca Juga: Kisah Nyata Yalina Dilecehkan Oleh Om dan Ayahnya Sendiri

 

Ratna Kembali Dilecehkan

Akhirnya, sejak saat itu saya mulai menutup diri. Bagi saya waktu itu, keperawanan itu sangatlah berharga, sangat mulia. Kalau itupun diambil daripada saya, bagaimana hidup saya?

Untuk saya menikah, apakah mungkin? 

Saya menjadi seperti orang gila. Tengah hari, saya keliling kota dengan pandangan kosong. 

Sampai akhirnya saya lulus dan ikut kakak saya ke Malang. 

Kakak saya yang pertama sudah menikah. Kakak saya yang nomor 2 ada di kota Bandung. Kalau orang Jawa bilang itu, ikut itu ngenger. Orang ngenger itu harus tahu diri, harus rajin, harus baik.

Jam 2 malam, saya sudah bangun. Saya akan bereskan seluruh urusan rumah kakak saya. Saya tata sedemikian rupa supaya mereka boleh senang dengan keberadaan saya di situ.

Tapi di sana, setiap hari saya mengalami pelecehan dari kakak ipar. Saya berpikir kalau saya seperti ini terus, maka rumah tangga kakak saya akan hancur. 

Sampai suatu hari kakak yang ada di Bandung pulang ke kota Malang. Kakak saya meninggalkan perhiasan untuk saya. Akhirnya saya jual perhiasan, saya beli tiket untuk pergi ke kota Bandung.

Padahal seumur hidup saya, saya belum pernah keluar kota. Saya tidak tahu Bandung ada dimana? 

Tapi saya tidak peduli. Yang penting bagi saya adalah bagaimana caranya saya bisa selamat dari semua (pelecehan seksual) ini. Saya hanya berpikir soal itu saja.

 

Baca Juga: Hidup Hancur Karena Keperawanan yang Kujaga Begitu Lama Akhirnya Terenggut - Grace Vitha

 

Menikah dan Mengalami KDRT       

Sampai di kota Bandung, saya berharap ada harapan yang indah. Saya menata hidup kembali dengan kakak saya. Di sana saya mengenal seorang laki-laki yang tertarik kepada saya.

Saat mengenal itu, saya terus terang kepada dia bahwa saya bukan wanita yang utuh lagi. Sudah tidak mempunyai kebanggaan sebagai seorang perempuan. Saya tidak lagi perawan.

Tapi dia bilang, tidak apa-apa. Akhirnya karena kami dekat, kakak mendukung kami untuk segera menikah. Akhirnya kami memutuskan untuk menikah di usia muda. 

Awalnya, saya berharap punya seorang suami yang baik dan bertanggung jawab seperti yang saya rindukan. Tetapi di dalam rumah tangga pun saya tidak mengalami hal yang baik.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Saya mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selama bertahun-tahun. Bagi saya hidup ini harus diselesaikan dengan kekerasan, pahit hati, tidak bisa mengampuni, pendendam. Karena saya berpikir saya harus melakukan sesuatu untuk membalaskan sakit hati saya. Saya harus menghancurkan setiap laki-laki yang menghancurkan hidup saya. 

Di tengah kegaduhan dan masalah-masalah rumah tangga yang bertubi-tubi. Di situlah saya semakin tidak punya harapan lagi. Saya berpikir hidup ini gak ada gunanya. Malam itu, saya berdoa. Saya mulai mencari Tuhan karena saya berpikir hanya Tuhanlah satu-satunya yang bisa menolong saya.

Saya berdoa, “Kalau Tuhan ada buat saya, saya ingin bertemu Tuhan.” Akhirnya malam itu, ada satu suara. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya kepada saya. 

Sauara itu datang tiga hari berturut-turut. Akhirnya saya mencari seorang pendeta. Saya ingin bertanya siapakah Tuhan Yesus?

Akhirnya hamba Tuhan ini menolong saya, membimbing saya untuk saya lebih mengenal lagi siapakah Tuhan Yesus. Dan saya terus akhirnya belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh dan dalam bimbingan hamba Tuhan ini saya boleh mengenal Tuhan Yesus Kristus.

 

Baca Juga:  Kisah Nyata Pria Yang Dilecehkan Saat Kecil dan Berakhir Jadi Waria

 

Dipulihkan Tuhan

Pengalaman buruk saya terhadap laki-laki, itu membuat saya sangat terpuruk dan mengalami tekanan batin. 

Mengampuni bukan perkara yang mudah. Saya membutuhkan orang lain. Saya membutuhkan hamba Tuhan. Saya membutuhkan firman Tuhan untuk menolong saya. Saya mengikuti retret. Saya mengikuti sekolah-sekolah healing. 

Di sana saya dipimpin, diajar, ditolong, didoakan, dan dilepaskan hal-hal di dalam diri saya ini boleh diberikan kepada Tuhan. Saya membutuhkan waktu cukup lama untuk melepaskan pengampunan, dan secara pribadi saya juga datang. 

Setiap hari saya datang kepada Tuhan. Saya menangis, saya minta tolong. Saya berdoa. “Tuhan tolong saya untuk saya boleh mengampuni. Ambil semuanya daripada saya. Saya ingin saya baik.”

Sampai satu hari saya membaca firman Tuhan tentang seorang murid yang bertanya kepada Tuhan. “Guru, berapa kali saya harus mengampuni? Sampai tujuh kali tujuh puluh.” Saya berpikir, bagaimana saya harus mengampuni? Saya tidak bisa mengampuni.

Waktu itu hidup saya penuh dengan kepahitan. Tetapi Tuhan seperti berbicara kepada saya, memberi rhema begini, “Kalau kamu sekarang mengikut Aku dan kamu mendapatkan sorga, beroleh hidup yang kekal dan kamu selamat. Apakah kamu layak untuk tidak mengampuni?”

Hal ini benar-benar membuatku berpikir sangat dalam. Sementara saya belum mampu mengampuni. Tetapi saya memilih berkata kepada Tuhan, “Tuhan saya mau. Tolong saya untuk mengampuni.”

Saya berdoa setiap malam. Saya berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya berjuang, saya berdoa. Tiap malam saya bilang, ‘Tuhan tolong saya untuk mengampuni.” Sampai ada waktunya saya benar-benar dengan tulus mengampuni dan menerima diri saya ini apa adanya.

Saya menerima semuanya. Duka cita yang datang kepada saya, saya mau menerimanya karena firman Tuhan berkata kepada saya bahwa, “Engkau berharga di mataku. Engkau mulia. Aku mengasihimu.” 

Bagi saya lebih penting Allah yang berkata kepada saya daripada manusia. Bahwa saya ciptaan Allah. Allah berkata bahwa saya berharga, saya mulia dan Dia mengasihi saya. 

Sampai hari ini, saya bersyukur bisa mengampuni semua laki-laki yang sudah merusak hidup saya dan menerima diri saya.

 


Apakah kamu punya kisah perjalanan iman menemukan kasih Yesus? Atau kamu baru saja mengalami mujizat dan terobosan dalam hidupmu?  Yuk jadi berkat bagi orang lain dengan menjadi bagian dari pelayanan kami.

 

Yuk Bergabung

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami