Jangan Biarkan Anak Berperilaku Seperti Ini, Jika Tidak Mau Dia Tumbuh Menjadi Kejam
Sumber: pexels

Parenting Superbook / 31 March 2022

Kalangan Sendiri

Jangan Biarkan Anak Berperilaku Seperti Ini, Jika Tidak Mau Dia Tumbuh Menjadi Kejam

Contasia Christie Official Writer
2572

Menyakiti orang lain ataupun makhluk hidup lainnya tanpa merasa bersalah dapat dikatakan sebagai perilaku manusia yang menyimpang. Bisa jadi sebagian besar dari kita tidak pernah menyangka kalau indikasi ini mulai nampak ketika anak berumur 3 tahun.

Sayangnya tidak banyak yang menyadari hal ini, sampai akhirnya si anak dewasa dan semakin parah perilakunya.

Menurut J. M. Macdonald, seorang psikiatris di Amerika yang menganalisis perilaku dari 100 orang kriminal, terdapat 3 ciri perilaku anak yang mempunyai probabilitas besar untuk melakukan kejahatan yang cukup kejam di masa depan.

 

1. Kekerasan pada hewan

Bila anak kerapkali“ menyiksa” hewan peliharaan maupun hewan liar, ketika Anda menegur dan memberitahukan kalau sikap itu salah kemudian mereka berubah dan tidak melakukan hal itu lagi, berarti Anda tidak perlu takut.

Tetapi jika anak secara brutal menyiksa hewan apalagi membunuhnya, ini saatnya Anda segera mengambil tindakan. Anak mengekspresikan kemarahannya melalui hewan yang tidak berdaya. Kita wajib peka pada perkembangan mental anak- anak. Supaya mereka tidak terus menerus melakukan hal yang salah, sampai pada akhirnya mereka mengganggap hal itu lumrah.

 

2. Suka“ membakar”

Piromania merupakan gangguan kontrol impuls, yaitu kesusahan mengatur dorongan dari dalam diri untuk menyalakan api walaupun sudah ketahui kalau aksi tersebut berbahaya. Setelah menyalakan api, mereka akan merasa puas. Penghinaan maupun bully- an, tumbuh dengan orang tua yang melakukan kekerasan, apalagi sempat jadi korban kekerasan bisa merangsang anak untuk anak mengekspresikan frustasi dan kemarahannya dengan membakar suatu.

 

Tidak hanya ketiga ciri diatas, terdapat 3 ciri yang lain yang memungkinkan anak berkembang jadi pribadi yang kejam saat dewasa:

1. Sering melanggar aturan

Semua orang pernah melanggar aturan, paling tidak sekali bukan? Tetapi sehabis kita melanggar, ada perasaan ataupun pemikiran yang berkecamuk mengatakan jika apa yang kita lakukan itu tidak benar. Berbeda dengan anak- anak ini, mereka malah menikmati dan mendapatkan kesenangan dari itu.

2. Berbohong tanpa penyesalan

Terkadang anak berbohong karena takut dihukum. Tetapi jika mereka berbohong, kemudian memberikan mimik tanpa penyesalan dan dengan ekspresi percaya diri, bisa jadi ada yang salah dengan mereka. Anda perlu mencari tahu mengapa anak berbuat demikian.

Tetapi ketika anak tersebut tertangkap dan mulai marah bahkan histeris, bisa jadi itu merupakan bentuk dari manipulasinya. Bukan karena mereka menyadari kesalahan, tetapi karena kebohongannya terungkap. Sebaiknya Anda membawanya ke psikolog.

 

3. Bullying/ Perundungan

Memang tidak seluruh pelaku bullying bisa jadi orang yang kejam saat dewasa. Orang bisa jadi pem-“ bully” karena beberapa alasan: bisa jadi mereka memerlukan perhatian, menunjukkan kekuatan, pernah melihat kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya, idolanya, dan masih banyak lagi. Apabila anak menghina ataupun mem- bully serta mereka menikmatinya, sebaiknya Anda mulai waspada serta bantu anak kembali ke jalan yang benar.

 

4. Tidak ada kepekaan sosial

Anak- anak ini tidak mudah menunjukkan rasa takut semacam anak- anak mayoritas. Mereka bahkan tidak ketahui apa itu belas kasihan.

Jika anak berkembang dengan kasih sayang dan diberikan dukungan oleh lingkungan dan keluarganya, secara psikologis mereka akan terbentuk dengan baik. Mungkin mereka menjadi orang yang kejam saat dewasa juga minim.

 

Orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat besar bukan cuma untuk kesehatan anak tetapi bagaimana anak bisa memandang dunia. SuperParents juga harus peka terhadap perkembangan psikologis mereka, terutama ketika anak tertekan di sekolah karena di- bully ataupun hal yang lain. Bila orang tua menyadari ada keanehan pada anak, segeralah meminta bantuan pada pakarnya.

Sumber : Superbook Indonesia
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami