Belajar Hadapi Krisis Lewat Langkanya Minyak Goreng
Sumber: pelopor.id

Finance / 17 March 2022

Kalangan Sendiri

Belajar Hadapi Krisis Lewat Langkanya Minyak Goreng

Lori Official Writer
136619

2. Jangan egois

Salah satu sukacita terbesar bagi orang percaya adalah ketika kita hidup dalam kasih persaudaraan. Artinya tidak ada ruang untuk mementingkan kepentingan sendiri. 

Di tengah krisis, ada banyak orang yang mulai memikirkan dirinya sendiri. Salah satu tindakan egois yang sering kita lakukan adalah membeli kebutuhan secara berlebihan. 

Rasa kuatir dan takut jadi pemicu awal kita menjadi egois. Hal ini senada dengan yang disampaikan dalam firman di bawah ini.

“…karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” (Filipi 2: 2-3)

 

Baca Juga: Krisis Keuangan Melandamu? Jangan Nangis Doang, 5 Langkah Cepat Ini Akan Membantumu

 

3. Perhatikan orang-orang yang lebih membutuhkan

Bukan saja hanya egois dan takut, tetapi krisis jika bisa mengubah kita menjadi orang yang kehilangan empati. Sehingga kita menutup mata dengan keadaan orang lain.

Di tengah krisis minyak goreng saat ini, misalnya, ada banyak pedagang atau bahkan ibu rumah tangga yang sudah lebih dulu menimbun minyak goreng di rumahnya. Sementara di sisi lain ada banyak ibu rumah tangga maupun pedagang yang harus susah payah menemukan minyak demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Ketika kita menyaksikan orang lain kesulitan menemukan minyak goreng, apakah kita merasa bersalah karena sudah menimbun lebih dari kebutuhan kita? Atau apakah kita masih memiliki rasa empati sehingga kita mau berbagi dengan orang lain?

Bersikap murah hati adalah penangkal yang ampuh untuk rasa takut karena hal itu memaksa kita untuk mengalihkan fokus kita dari hanya mementingkan diri sendiri. Hal ini memaksa kita untuk mau berbagi dengan orang lain.

“Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3: 17)

Tanpa kita sadari, tindakan kita menyelamatkan diri sendiri ketika dalam krisis rupanya bisa sangat berdampak terhadap orang lain. Memang Anda bisa saja mendapatkan keuntungan yang lebih atau kebutuhan Anda terpenuhi. Tetapi apakah Tuhan menghendaki kita melakukan tindakan tersebut karena dipenuhi rasa takut, kuatir dan serakah ketika diperhadapkan oleh krisis?

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami