Belajar Hadapi Krisis Lewat Langkanya Minyak Goreng
Sumber: pelopor.id

Finance / 17 March 2022

Kalangan Sendiri

Belajar Hadapi Krisis Lewat Langkanya Minyak Goreng

Lori Official Writer
136653

Indonesia tengah menghadapi kelangkaan minyak goreng di berbagai wilayah. Faktor pemicunya muncul sejak harga CPO (Crude Palm Oil) yang mengalami kenaikan di pasar Internasional sejak November 2021. Sehingga pedagang diduga memilih menjual produknya ke luar negeri.

Fatalnya, fenomena ini menyebabkan kelangkaan minyak goreng di pasar-pasar tradisional. Ada juga yang memanfaatkan kondisi ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan menaikkan harga minyak goreng. Sebagian pedagang juga sengaja melakukan penimbunan sehingga proses distribusi menjadi tidak lancar. Di Kabupaten Banjar, misalnya ditemukan distributor yang sengaja menimbul sebanyak 3000 botol minyak goreng di sebuah gudang. Senada dengan itu, di kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, distributor minyak menimbun sebanyak 31.000 liter minyak goreng berbagai jenis merk di sebuah gudang.

Meskipun persoalan minyak goreng ini terbilang sederhana dan tampak tidak begitu berdampak terhadap keuangan. Namun saat kita melihat secara keseluruhan, kita bisa menemukan perilaku buruk yang banyak terjadi ketika kita menghadapi krisis. 

Di awal pandemi Covid-19 silam, kita juga menemukan fenomena penimbunan hand sanitizer dan juga bahan pokok. Dimana kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat yang tidak bisa memenuhi kebutuhan akan hand sanitizer saat itu. Sementara di sisi lain, para penimbun mulai memanfaatkan keadaan dengan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.

 

Baca Juga: 

7 Prinsip Alkitabiah untuk Mengatur Keuangan yang Wajib Diketahui Orang Kristen (Part 1)

7 Prinsip Alkitabiah untuk Mengatur Keuangan yang Wajib Diketahui Orang Kristen (Part 2)

 

Ini adalah salah satu perilaku buruk yang diperangi di tengah masyarakat kita. Sebagai orang percaya, ketika kita diperhadapkan dengan krisis semacam ini apa yang seharusnya kita lakukan?

Ini saatnya kita belajar bagaimana seharusnya orang Kristen memandang setiap situasi dengan kaca mata rohani. Begitu juga dengan bagaimana kita memandang uang yang kita miliki.

Selama hidup, kita pasti akan menghadapi krisis baik secara pribadi maupun global. Hal ini bisa berdampak kepada keuangan maupun kestabilan ekonomi dunia. Pertanyaannya adalah ketika krisis melanda apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah kita akan bertindak egois seperti sengaja menimbun atau justru memenuhi kebutuhan kita secukupnya?

Apa yang seharusnya kita lakukan ketika sedang menghadapi krisis yang mengancam bisnis, keuangan maupun kebutuhan kita?

Firman Tuhan selalu menjadi pedoman bagi kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Bahkan ketika kita sedang berhadapan dengan krisis kita diajarkan untuk melakukan beberapa hal ini:

1. Jangan kuatir

Fear of missing out (FOMO) merupakan salah satu fenomena yang menyerang masyarakat dunia saat ini. Di tengah krisis minyak goreng, ada banyak orang yang takut tidak kebagian. Rasa takut tersebut mendorong mereka untuk menimbun sebanyak mungkin dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. 

Namun tahukah Anda, tindakan ini tentu keliru. Karena tindakan kita tidak seharusnya didorong oleh rasa kuatir dan takut. Karena kita percaya ada Tuhan yang akan menyediakan segala kebutuhan kita.

 

Baca Juga: Saat Dalam Krisis Keuangan, Berdoalah Dengan 6 Ayat Alkitab Ini…

 

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” (Lukas 12: 22)

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4: 6-7)

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

2. Jangan egois

Salah satu sukacita terbesar bagi orang percaya adalah ketika kita hidup dalam kasih persaudaraan. Artinya tidak ada ruang untuk mementingkan kepentingan sendiri. 

Di tengah krisis, ada banyak orang yang mulai memikirkan dirinya sendiri. Salah satu tindakan egois yang sering kita lakukan adalah membeli kebutuhan secara berlebihan. 

Rasa kuatir dan takut jadi pemicu awal kita menjadi egois. Hal ini senada dengan yang disampaikan dalam firman di bawah ini.

“…karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” (Filipi 2: 2-3)

 

Baca Juga: Krisis Keuangan Melandamu? Jangan Nangis Doang, 5 Langkah Cepat Ini Akan Membantumu

 

3. Perhatikan orang-orang yang lebih membutuhkan

Bukan saja hanya egois dan takut, tetapi krisis jika bisa mengubah kita menjadi orang yang kehilangan empati. Sehingga kita menutup mata dengan keadaan orang lain.

Di tengah krisis minyak goreng saat ini, misalnya, ada banyak pedagang atau bahkan ibu rumah tangga yang sudah lebih dulu menimbun minyak goreng di rumahnya. Sementara di sisi lain ada banyak ibu rumah tangga maupun pedagang yang harus susah payah menemukan minyak demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Ketika kita menyaksikan orang lain kesulitan menemukan minyak goreng, apakah kita merasa bersalah karena sudah menimbun lebih dari kebutuhan kita? Atau apakah kita masih memiliki rasa empati sehingga kita mau berbagi dengan orang lain?

Bersikap murah hati adalah penangkal yang ampuh untuk rasa takut karena hal itu memaksa kita untuk mengalihkan fokus kita dari hanya mementingkan diri sendiri. Hal ini memaksa kita untuk mau berbagi dengan orang lain.

“Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3: 17)

Tanpa kita sadari, tindakan kita menyelamatkan diri sendiri ketika dalam krisis rupanya bisa sangat berdampak terhadap orang lain. Memang Anda bisa saja mendapatkan keuntungan yang lebih atau kebutuhan Anda terpenuhi. Tetapi apakah Tuhan menghendaki kita melakukan tindakan tersebut karena dipenuhi rasa takut, kuatir dan serakah ketika diperhadapkan oleh krisis?

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami