3 Cara Supaya Anda Jadi Kristen yang Toleransi Terhadap Perbedaan
Sumber: Yopye Pangkeu

Kata Alkitab / 12 July 2023

Kalangan Sendiri

3 Cara Supaya Anda Jadi Kristen yang Toleransi Terhadap Perbedaan

Lori Official Writer
3913

Di media sosial, ada begitu banyak netizen yang saling serang pendapat karena merasa pendapat atau pandangan orang lain keliru. Tak lama kemudian, keributan pun terjadi. Semua orang saling mempertahankan pendapatnya masing-masing tentang sebuah kasus yang dihadapi oleh negara.

Hal serupa juga tidak berbeda banyak terjadi di lingkungan gereja. Sebagai sesama umat Tuhan, kita sendiri punya kecenderungan saling menghakimi, seperti saling menilai tata cara ibadah gereja mana yang paling benar, kenapa pendeta A harus membaptis dengan cara tertentu, kenapa jemaat gereja B dibebaskan berpakaian santai saat ibadah? Ada banyak kritikan-kritikan lain yang semakin memperbesar gab antar gereja.

Padahal, belajar membuka diri untuk memahami cara pandang atau kebiasaan orang lain sangat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana sekaligus toleran terhadap perbedaan.

 

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Menghargai Perbedaan di Tempat Kerja Itu Penting

 

Seorang pemimpin gereja tidak akan pernah bisa memiliki pola pikir yang luas dan memahami perbedaan jika dia hanya belajar dari para pemimpin yang ada di dalam gerejanya. Karena semakin kita kritis terhadap sesuatu yang ada di dalam, maka kita akan cenderung menjadi pribadi yang mudah mengkritik sesuatu. Karena itulah seorang pemimpin perlu membuka diri untuk belajar banyak hal dari luar gereja.

Kenapa kita harus toleran terhadap perbedaan? Berikut 3 alasan utamanya:

1. Orang yang berbeda dengan Anda itu justru menarik

Apakah Anda pernah bertemu dengan orang baru? Tentu saja Anda akan merasa tertarik untuk menggali lebih dalam tentang sosoknya bukan? 

Ya, orang yang berbeda dari kita itu menarik. Ketika kita bertemu dengan sesuatu yang baru, kita akan secara otomatis mengajukan lebih banyak pertanyaan. Keingintahuan kita terus muncul dan membuat kita bersemangat.

Tahukah Anda bahwa fakta yang kita dapatkan dari orang tersebut akan semakin memperluas pola pikir kita. Hal ini berlaku di tengah lingkungan gereja bahkan antara kita dengan saudara lain yang berbeda keyakinan.

 

Baca Juga: Sikap Rasis di Tengah Perbedaan, Apa Kata Alkitab Soal Hal Ini?

 

2. Sesuatu yang berbeda bisa jadi sumber inspirasi

Pernahkah Anda belajar satu bidang yang Anda sebenarnya tidak terlalu gemari? Tetapi ketika mencoba untuk mempelajari hal itu, Anda justru menemukan sebuah inspirasi yang tak terduga.

Sebagai orang Kristen, kita tidak hanya harus bergaul dengan orang-orang sesama Kristen saja. Tetapi bergaullah secara luas dengan orang-orang bahkan di luar gereja. Karena dengan itulah Anda bisa menemukan persoalan yang dihadapi orang-orang di luar sana dan Anda bisa mencoba untuk mencari cara yang efektif untuk menjangkau mereka.

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

3. Berbeda itu adalah kekuatan

Kenapa berbeda menjadi kekuatan? Karena setiap manusia diciptakan dengan potensi yang berbeda-beda. Jika hal ini bicara tentang pengetahuan atau pola pikir, maka perbedaan bisa menjadi sumber inspirasi bagi sebuah lembaga gereja atau komunitas untuk menemukan terobosan-terobosan baru. Karena setiap orang bisa mengerahkan potensi mereka yang berbeda-beda menjadi satu hal yang unik.

Jika hal ini berbicara tentang keyakinan atau kebiasaan, maka perbedaan bisa dianggap sebagai sebuah keindahan yang bisa diceritakan. Sebagai orang Kristen, kita bisa memahami bahwa ternyata orang dengan keyakinan lain memiliki kebiasaan beribadah yang berbeda atau pola penyembahan yang berbeda.

 

Baca Juga: Indahnya Sebuah Perbedaan. Gereja Ini Rela Undur Waktu Ibadah Demi Kelancaran Idul Adha!

 

Kita tidak perlu memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Karena kita tahu hal itu hanya akan merusak toleransi antarumat beragama.

Semakin kita mau terbuka untuk belajar di luar dari apa yang sudah kita ketahui, semakin kita bisa menerima perbedaan yang muncul. Bahkan jika hal itu hanya mengenai kebiasaan berbicara, bertindak ataupun meresponi sesuatu.

Menjadi toleran terhadap perbedaan membuat kita lepas dari belenggu kehidupan agamawi, yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Yesus mengajarkan kita untuk tidak menjadi satu-satunya pribadi yang paling benar menurut pengetahuan kita sendiri.

“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.” (Matius 5: 20-22)

Sumber : Churchleaders.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami