Apa yang Anak Muda Kristen Boleh Pelajari dari Film Doku The Tinder Swindler?
Sumber: nova

News / 11 February 2022

Kalangan Sendiri

Apa yang Anak Muda Kristen Boleh Pelajari dari Film Doku The Tinder Swindler?

Lori Official Writer
2697

Kemunculan sosok bernama Simon Leviev di aplikasi dating online Tinder rupanya menjadi awal dari sederet kisah penipuan yang dialami oleh kaum wanita yang telah mencari cinta di aplikasi kenamaan tersebut.

Dengan memasang foto profil yang bertaburkan kemewahan para kaum borjuis, seperti berswa foto di jet pribadi, berpesta, liburan di kapal pesiar dan kerap mengenakan setelan-setelan ternama, membuat pria bertampang rupawan tersebut begitu mudah menaklukkan hati wanita yang menyukainya.

Setelah terikat cinta, Simon akan memanfaatkan para korbannya untuk mendapatkan uang sebanyak yang ia inginkan.

Alhasil, para wanita yang dikencaninya tanpa sadar telah menjadi korban penipuan berkedok romansa lewat online dating. Mereka harus menanggung hutang hingga miliaran.

Sayangnya, dikehidupan nyata pria bernama asli Simon Yehuda Hayut ini hanyalah seorang pria dari keluarga biasa. Sementara di Tinder dia memalsukan identitas dengan menyebut dirinya sebagai anak dari seorang pengusaha berlian sukses yang bernama Lev Leviev. Di kehidupan nyatanya, dia bahkan bermasalah dengan banyak hutang.

 

Baca Juga: Biar Nggak Salah Langkah, Yuk Ikuti 4 Langkah Aman Ikuti Online Dating Ini

 

The Tinder Swindler

Melalui film dokumenter The Tinder Swindler, tiga wanita korban Simon pun angkat bicara. Diantaranya Cecilie Fjellhoy wanita asal Finlandia dan tinggal di London, Inggris, Pernilla Sjoholm yang tinggal di Swedia dan Ayleen Charlotte. Mereka mengungkapkan seluruh fakta-fakta terkait modus penipuan Simon Leviev melalui aplikasi online dating Tinder. Mulai dari bagaimana mereka dirayu, dijadikan kekasih hingga ditipu habis-habisan.

Pengungkapan kasus inipun terbilang tidak mudah. Karena kebiasaannya yang selalu berpindah-pindah negara, pihak kepolisian sulit untuk menangkap Simon. 

Namun setelah ditangani oleh tim khusus dan dibantu oleh Cecilia, Pernilla dan Ayleen, pada akhirnya Simon si sang penipu ulung tersebut pun akhirnya ditangkap pada tahun 2015 silam. Akibat kejahatan ini dia dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun. 

The Tinder Swindler menjadi film yang mengungkap sisi gelap dari online dating atau kencan online yang belakangan ini sedang marak di dunia anak muda.

Tinder menjadi salah satu pilihan online dating yang banyak digunakan untuk mencari pasangan. Meskipun tidak sepenuhnya menjadi tempat yang salah untuk pencarian cinta, namun kasus yang diungkapkan oleh The Tindler Swindler menjadi satu peringatan atau bahkan pelajaran supaya anak muda tetap berhati-hati ketika berkenalan dengan orang-orang baru di aplikasi kencan ini.

 

Baca Juga: Tips Aman ‘Berselancar’ di Kencan Online

 

Tentu saja ini hanyalah satu dari sekian kasus kejahatan berkedok romansa yang terjadi di online dating. Sebagian lainnya bisa terkait pelecehan seksual, penculikan, cybercrime hingga pembunuhan.

Karena itu, bagi anak muda khususnya dari kalangan Kristen, penting sekali untuk waspada ketika memutuskan mencari cinta atau teman di aplikasi kencan apapun itu.

Supaya tidak terjerat kasus penipuan seperti di The Tinder Swindler, ada baiknya anak-anak muda memperhatikan beberapa hal ini:

 

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

1. Hindari memberikan informasi personal saat perkenalan

Saat mengisi biodata di akun online dating, isilah seadanya. Jangan sampai membongkar keseluruhan identitas diri. Seperti nama lengkap, alamat rumah, nama panggilan atau apapun yang bersifat personal.

Juga jangan mudah terbuai dengan segudang kemewahan yang dipamerkan di profil online datingnya, begitu juga dengan tampang yang rupawan. Karena ada banyak penipu yang juga mencoba memanfaatkan ketampanan untuk melakukan kejahatan, ya seperti Simon Leviev.

Biasanya orang yang serius mencari cinta di aplikasi kencan akan menunjukkan siapa dirinya apa adanya, tanpa memamerkan dirinya secara berlebihan.

2. Ketika memutuskan untuk bertemu

Jangan mau diantar oleh kenalan online dating setelah pertemuan pertama. Pastikan untuk menolaknya dengan bijaksana.

Beritahukan juga kepada salah satu teman yang paling dipercaya soal sosok yang dikencani, dimana kalian akan bertemu dan jam berapa rencana pulang.

 

Baca Juga: Salah Gak Sih Ikut Online Dating? Ini 7 Kebenarannya Menurut Alkitab

 

3.  Cari tahu informasi lebih soal dia

Ada banyak platform yang bisa menjadi bahan untuk menggali informasi seseorang, seperti Facebook, Instagram, Twitter dan sebagainya. Cobalah meminta akun sosial medianya, lalu telusuri lebih dulu. Apakah dia orang yang meyakinkan dan bisa dipercaya atau tidak?

Atau jika dia kebetulan tidak punya akun sosial media, cobalah untuk mencari tahu lewat setiap topik percakapan kalian. Giring dia untuk mengungkapkan identitasnya.

4. Tetap rasional

Saat tertarik dengan seseorang, biasanya kita akan sangat mudah percaya dengan semua ucapannya. Sehingga setelah mendapatkan kepercayaan kita, dia bisa mengendalikan kita sesuai dengan keinginannya.

Selama kalian belum bertemu, jangan biarkan perasaan menguasai. Tetap jaga batasan dan tantang dia untuk menunjukkan keseriusan. Jika ternyata dia mulai menunjukkan gelagat yang aneh dengan meminta hal-hal yang tidak masuk akal, segera tinggalkan.

Apakah dengan kasus The Tinder Swindler membuat kamu trauma mencari pasangan di online dating? Seharusnya tidak, karena bagaimanapun ada banyak kisah cinta yang berhasil melalui kencan online. Kalau kamu memang punya niat yang tulus untuk mencari pasangan, libatkan Tuhan dengan lebih dulu berdoa dan meminta supaya Tuhan menghindarkan kamu dari orang-orang yang punya niat jahat.

 

Baca Juga: Aturan Online Dating yang Pria Harus Tahu

 

Dan yang terakhir, selalu ingat pesan ini pakar hubungan dan psikolog, Pingkan C. B. Rumondor ini.

“Online dating tidak berbahaya selama kita mengetahui tujuan pribadi kita mengikutinya. Memang ada resiko, misalnya ketika kita bertemu dengan match atau calon pasangan yang palsu atau berbohong dan berusaha memanfaatkan. Tetapi semua resiko ini juga bisa kita temukan di dunia yang nyata, kok.”

“Selama kita bisa membawa diri, tidak terlalu cepat memberikan informasi pribadi dan bersifat kritis, maka online dating bisa menjadi tempat yang aman untuk berkenalan dengan orang baru,” tutup Pingkan.

Jadi film The Tinder Swindler bisa jadi pengingat buat kita supaya selalu waspada dan selektif dalam memilih match di online dating.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami