Ternyata Ini 8 Hal Penting Tentang Keterampilan Digital yang Harus Dikuasai Anak!
Sumber: CBN

Parenting / 7 January 2022

Kalangan Sendiri

Ternyata Ini 8 Hal Penting Tentang Keterampilan Digital yang Harus Dikuasai Anak!

Contasia Christie Official Writer
3369

Banyak orang tua maupun pendidik yang berpikir kalau keahlian atau Digital Intelligent Quotient( DQ) bisa anak- anak kuasai sendiri. Tetapi karena adanya kesenjangan antara generasi pendidik dan orang tua dengan anak- anak dari generasi Z ini, membuat mereka bimbang bagaimana triknya memfasilitasi serta memenuhi keterampilan digital anak secara memadai.

 

Anak– anak yang terlalu sering memakai teknologi dan media digital akan mudah terpapar resiko cyber, semacam kecanduan teknologi, penindasan( cyberbullying melalui komentar- komentar di media sosial), serta pencitraan. Mereka juga bisa percaya pada konten provokatif sehingga pengaruhi interaksi di dunia sosial sesungguhnya.

 

Jadi keahlian apa saja yang wajib kita ajarkan pada anak kita sebagai bagian dari dunia digital ini? Kami membaginya jadi 8 keterampilan digital:

1.       Identitas Warga Negara Digital:

Jelaskan kepada anak semua pengetahuan tentang internet. Mulai dari kenapa kita bisa menelepon tanpa adanya kabel sampai bagaimana internet itu bisa membuat yang jauh menjadi dekat. Jika Anda menemukan kesulitan dalam menjelaskannya, Anda bisa mencari tahu video kartun di Youtube yang dapat membantu Anak lebih mengerti, misalnya 

2.       Pengelolaan Waktu Penggunaan Layar:

Multitasking bukan berarti anak dapat mengerjakan tugas rumahnya sambil menonton film di youtube, bermain game online, atau membalas chat di media sosial. Pengelolaan yang dimaksud adalah Anda sebagai pendidik mampu mengarahkan anak mempergunakan waktunya secara efektif. Jika dia memiliki PR, matikan semua perangkat digital yang mengganggu. Biarkan ia mengerjakannya sampai selesai, baru setelah itu dia boleh kembali mengakses perangkat digitalnya.

 

Lihat selanjutnya...

1.       Pengelolaan Bullying di Dunia Maya:

Komentar atau status negatif pada hasil post kita merupakan hal yang lumrah dalam dunia maya. Namun bagaimana dengan anak yang masih berkembang dan belajar tentang dunia digital? Terbukalah dan dekat dengan mereka, sehingga anak tidak segan untuk menceritakan permasalahannya kepada Anda. Bimbing secara psikologis dan dorong mereka untuk tidak terhanyut pada kata bullying tersebut.

 

2.       Pengelolaan Keamanan di Dunia Maya:

Anda pernah mendapatkan pesan di media sosial yang berbunyi “ketik amin dan bagikan ke-10 teman kamu” atau “bagikan ini untuk memenangkan liburan ke Jepang”, dan masih banyak lagi. Terkadang anak tidak tahu mana yang benar, mana yang sebenarnya penipuan. Apalagi jika website tersebut meminta informasi tentang keuangan atau privasi kita, misalnya nomor kartu kredit, itu bisa sangat berbahaya. Tipsnya adalah jauhi konten pop-up di website, bijaklah dalam memberikan informasi pribadi, cari tahu apakah penawaran tersebut benar atau penipuan (karena beberapa website sering mencuri informasi kita untuk kepentingan pribadi mereka), dan jangan berikan password kepada siapapun. Jika anak bingung tentang email, penawaran, dan website, dampingi anak kemudian cari tahu apakah yang ia akses benar atau penipuan.

 

3.       Pengelolaan Privasi (Pribadi):

Ajarkan anak untuk tidak membagikan informasi personal di dunia maya, terutama lokasi karena seringkali dipakai oleh penculik untuk mendeteksi keberadaan anak Anda. Himbau mereka untuk memakai media sosial seperti status secara bijak.

 

4.       Berpikir Kritis:

 

Hampir sama dengan mengelola keamanan, anak perlu diajarkan untuk mencari tahu informasi yang mereka dapatkan melalui dunia maya. Ajarkan untuk mengecek dua kali sumber informasinya ke website-website terpercaya, seperti milik negara, institusi pendidikan, dan media masa yang terpercaya. Salah satu cara mengecek adalah dengan mengetikkan kata kunci pada mesin pencarian (Google) kemudian tambahkan kata “hoax” dibelakangnya.

1.       Mengelola Jejak Digital:

Setelah anak diajarkan untuk mengelola data pribadi mereka di dunia maya, ajarkan mereka untuk tidak mudah percaya pada orang-orang yang baru mereka kenal di media sosial apalagi sampai memberikan informasi personal pada orang tersebut. Mintalah mereka untuk menghapus jejak personal jika menggunakan komputer atau perangkat digital selain milik sendiri, seperti di warung internet.

 

2.       Empati Digital:

 

Generasi anak saat ini lebih sering melihat layar dibandingkan dengan manusia secara langsung.  Bantulah mereka untuk memiliki kemampuan menunjukkan empati terhadap kebutuhan seseorang atau orang lain dan perasaannya secara online.

Sumber : www.weforum.org, channel DQ Institute
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami